Selama dua minggu Parkiyem berada di Bali…. melebihi dari rencananya , mas Giyo menerima ongkos mobilnya dari Parkiyem
Parkiyem : ” Ini betul-betul liburan yang menyenangkan, dapat duwit dapat piknik….”
Mas Giyo : ” Ya, merupakan suatu keberuntungan bisa membuat nasi goreng jadi gratis pikniknya ”
Gilang : ” Iya , kita mendapat oleh-oleh kaos JOGER yang bermacam-macam coraknya dan warnanya semua bagus-bagus”
Panji tertawa karena mas Mangun mraco-mraco tak pulang-pulang dan kelamaan perginya.
Mangun : ” Katanya cuma seminggu…ndak tahunya dua mingggu, mana oleh-oleh untukku…jangan lupa…tak tagih sekarang..salak Bali jangan lupa…”
Panji : ” Beres….rak sah kuwatir….apa tak belikan leak mau…? ”
Mangun : ” Leak…? ogah…ah ngeri….kalau ada cewek Bule saja….gimana…?”
Panji : ” Gila….! ngomong Inggris saja kemluthuk, sok-sokan kamu…..?!”
Mangun : ” Dah sampai mana ni kamu pulang….?”
Panji : ” Ni barusan nyebrang sebentar lagi sandar…”
Mangun : ” Ya sudah …hati-hati…kalau sudah sampai semarang kabari ya….”
Panji : ” Okey …beres….wis ya….”.
Paman Samsudin mampir ke Tuban dan beristirahat di pom bensin karena capek sekali, dan terasa mabuk darat . Mas Giyo membantu menggantikan posisi driver agar tidurnya nyenyak. Waktu subuh sudah berada di Pati , Panji mencari makanan karena perutnya keroncongan dan mendapatkan roti dan tidur lagi karena masih ngantuk dan amat capek. Palupi membaca-baca internet dan mengikuti irama tik-tok yang tariannya menarik, sambil menirukan gaya yang dilakukan penyanyinya yang cantik dan seksi.
Gilang : ” Kak…main tik-toknya jangan keras-keras Gilang masih ngantuk…kebrisikan…” Palupi memperpelan hapenya, Narto minta turun di pom bensin karena hendak shollat akhirnya semuanya pada shollat dan mencari sarapan pagi, masuk Keluar Pati hujan deras.
Panji : ” Wah…alamat banjir nih…” Mas Mangun menelepon yang menanyakan keberadaan Panji saat ini
Mangun : ” Semalem hujan deras mungkin banjir di Kaligawe….tapi sebentar lagi sampai kalau jalan lancar tak ada yang mogok…” Mauk Genuk mobil paman Samsudin mlepek dan mogak sehingga semua pada turun mendorongnya , mas Giyo melarang turun Palupi dan Parkiyem.
Gilang : ” Wah kesenengen kak Palupi….’gak ndorong…..untung hujannya sudah reda cuma gerimis ” Setelah cukup lama ndorong akhirnya mobil bisa jalan dan semuanya pada naik. Mobil paman Samsudin amat pelan jalannya karena menghindari lobang sana sini.
Mas Giyo : “Perasaan barusan di perbaiki kok rusak lagi….”
Panji : ” Biasa……langganan banjir…tapi depan sudah tak banjir….” Mereka pada nonton sepeda motor yang dituntun .
Gilang : ” Waah besok Senin aku masuk pertama sekolah semoga tak banjir…jok lali antar aku sekolah kak Narto…”
Narto : ” Ya…ya…tak antar kamu nanti ”
Panji : ” Itu kredit motorku kok belum ada kabarnyanya ya….? ”
Parkiyem : ” Besok Senin dianter….kan sudah ibu balas WA nya lewat mas Danang lupa ya…?”
Panji : ” Iya…habisnya waktu itu melayani Mr Smith…bingung jadinya…”
Sampai dirumah Parki memberesi ruang jualannya , paman Samsudin membantu menurunkan oleh-oleh yang seabreg .
Panji : ” Jangan lupa itu kaos-kaos kamu juga leak milik mas Mangun diturunkan ”
Mas Giyo : ” Inggih sampun…pulang dulu pak, buk…matir nuwun kapan-kapan piknik bareng kita lagi..”
Mobil langsung keluar Tlogosari menuju rumah paman Samsudin yang mulai mengantuk dan dibantu mas Giyo menjadi drivernya sampai masuk rumah masd Giyo dan paman Samsudon langsung tepar termasuk keluarga Panji ikutan tepar saking lelahnya ditambah bonus dorong mobil. Mereka terbangun tatkala sepeda motor kreditan sampai rumah. Panji njenggelek matanya memperhatikan motor yang akan dipakai anaknya Palupi.
Danang : ” Silahkan ditanda tangani pederimaan barang-barang di sebelah sini…” Mata Panji masih kelelahan dan mas Danang menyalakan motornya Palupi serta memberikan surat reyen . Danang segera pulang dan Panji memasukkan motornya karena masih mengantuk dan menutup lagi pintunya khawatir ada pelanggan yang masuk . Parkiyem sudah mandi dan hendak membuka warungnya tapi dilarang Panji karena masih pada capek. Parkiyem beberes sendiri waktu Palupi bangun langsung melihat motornya dan berteriak.
Palupi : ” Motorku sudah datang ” hatinya riang gembira sambil membaca panduanya lalu mengkidupkan lagi motornya.
Parkiyem : ” Tadi sudah dipanasi bapakmu ” .
Narto : ” Nyalakan dulu tadi bapak buru-buru karena masih ngantuk”. Narto mengecek lagi motor adiknya dan mencobanya sebentar berhubung masih banjir Barto tidak lama-lama…
Palupi : ” Kok ya dianter banjir-banjir…mas Danang gimana sih…? ”
Narto : ” Habis bapak ngeyel sih…katanya selak mau dipakai kuliah kamu…”
Palupi : ” Iya sih …tapi aku masih bisa naik angkot…tapi Poltekkes di Kedungmundu transportasinya sulit kalau tak ada motornya kak…”
Narto : ” Ya sudahlah….yang pentning kamu dah dapat motornya…dah tenangkan…? dan nanti kamu reyen kalau tak hujan ya…biar kakak yang bantu ibuk…”
Palupi : ” Iya makasih kak….”
Parkiyem : ” Piye sudah siap belum ini ibuk buka ya online nya…” Semua sepakat membuka hari ini dan pintu terbuka tak berapa lama pada berdatangan Parkiyem sudah menyiapkan nasi goreng pesanan pelanggan yang antri di rumah makan dan Palupi mempersiapkan yang makan di tempat.
Pelanggan 1 : ” Wah lama pikniknya….sampai ‘gandem….”
Parkiyem : ” Walah cuma dua minggu saja kok…habisnya lama tak keluar-keluar sejak covid ”
Pelanggan 2 : ” Mana nih oleh-olehnya…?”
Parkiyem : ” Waah badan pada sakit semua….kelamaen di mobil…capek….” Semua pada ketawa sambil nyruput teh ada juga yang masih makan ikutan komentar macam-macam, Panji yang menemui mas Mangun masuk ke dalam melihat oleh-olehnya dan mengambil dua kaos Leak yang langung pamer pada pelanggan.
Mas Mangun : ” Bagus-bagus oleh-olehnya..mana salak Baliku….” Panji mengambilkan salak Bali pesenan mas Mangun yang sambil melahap nasi goreng yang sudah disiapkan Palupi
Panji : ” Mbok makan dulu….oleh-olehnya nanti….”
Mangun : ” Nanti selak keburu dipilih orang…” Mas Mangun sudah lega mengambil oleh-olehnya dan segera ngantor lagi sambil berpesan ” Besok sudah siap ya aku ampiri…”
Panji : ” Iya…iya… samar men….” . Parkiyem mengeluarkan salak Bali untuk dinikmati para pelanggan secara gratis dan dimakan di tempat .
Palupi mencoba motor barunya yang dibelikan bapaknya secara kredit sambil memboncengkan kakaknya Narto yang pingin melihat kampusnya di Kedungmundu .
Narto : ” Lumayan tak begitu jauh dan banyak kontrakannya disini…”
Palupi : ” Iya….penjualnya juga lumayan banyak…tapi jelas aku gak bakalan jualan disini karena aku akan menuntut ilmu…”
Palupi : “Kak…., penjualan nasi goreng kita semalem agak menurun…apa karena kita kelamaen pikniknya ya…? ”
Narto : ” Bukan karena pikniknya…karena kita tengah mengakami inflasi dimana harga jual barang dan jasa meningkat secara umum terus menerus dan harga tak stabil…jangka waktu tertentu itulah inflasi lawan inflasi yaitu deflasi yaitu tentang penurunan ”
Palupi : ” Tapi nasi goreng kita tak naik harganya lo….dan selalu stabil..”
Narto : ” Nasi goreng mah..lain hanya beberapa saja yang mengalami kenaikan yang jelas sektor makan masih aman…cuma harga daging mulai naik sedikit demi sedikit, yang jelas bbm, transpotasi naik, pakaian ekspor tak jalan dan mengalami kebangkrutan karena menuntut kenaikan upah dan pengusaha merasa keberatan efeknya pengangguran meraja lela.
Palupi : ” Pusing aku kak…. soal inflasi ataupun deflasi…yang penting sekarang jualan kakak dan bapak lancar saja dan aku tetap bantu ibuk…”
Narto : ” Betul…tapi kita tetap menjaga kestabilan harga jeroan..agar aman dari lonjakan barang….”
Palupi : ” Kalau itu sih urusannya kak Narto dan bapak…”
Setelah puas melihat-lihat kampus mereka pulang membantu ibuk di rumah sedangkan Narto mempersiapkan pekerjaannya membantu bapaknya. Esok harinya Panji bersiap dengan pekerjaannya dan menanti pickup nya yang dibawa mas Mangun.
Panji : ” Besok gantian aku yang membawa mobilnya dan parkiran samping pasar sudah aku persiapkan.
Mas Mangun : ” Iya gantian kamu yang nyetir dan Narto bisa belajar nyetir juga jadi bisa gantian…”