Nasi Goreng Parkiyem episode 22

BPJS

Palupi menjelaskan tentang kholesterol seperti menjelaskan guru pada muridnya.

Parkiyem    : ” Kamu itu wasis banget jadi guru….”

Palupi         : ” Ya , sambil menghafal buk kan jelang semesteran ” .Panji tersenyum saja sambil  belajar menggunakan laptop milik Narto ,  Gilang meminta kakaknya Narto mengajari tentang pelajaran bahasa Inggris.

Narto          : ” Walaaah aku kurang bisa mengikuti bahasa Inggris, bisa sih bisa tapi pencolotan ngomongnya” sambil tertawa Narto pindah duduk dekat ibuknya sambil mengelus elus kaki ibuknya.

Gilang        : ” Wis aku tak tanya mbah google saja yang tak nggresulo…” Panji memberikan laptop Narto untuk belajar bahasa Inggris. Perut Panji kelaparan dan membuat nasi goreng sebentar.

Parkiyem  : ” Babatnya ambil di kulkas saja pak karena yang baru sedang dipanaskan ! ” Parkiyem menyarankan Panji .

Palupi        : ” Eh…pak Palupi sudah pesan sup wanton atau wanton soup  alias sop pangsit  merupakan makanan yang sehat untuk mereka yang dalam perawatan karena sakit, jadi prei dulu membuat nasgor selama dua hari ”

Panji          : ” Sup wanto itu kan makanan buat ibukmu….”

Palupi        : ” Itu sup yang sehat dari rumah makan bu Lilik yang dikirim dari Babatan…”

Panji          : ” Jauh sekali , perutku juga lapar…sama seperti Narto…”

Palupi       : ” Sabar dong…ini sudah sampai Pedurungan…bentar lagi sampai….”

Parkiyem  : ” Ibuk saja yang sakit sabar menanti kok…. kalian yang sehat tak sabar piye to…?!”

Palupi       : ” Lo ibuk dah bangun to……ya sekalian minum obat ya buk ”

Parkiyem : ” Ibuk cuma leyeh – leyeh katanya mau membelikan sup wanton biar ibuk sehat…”

Palupi      : ” Iya buk ini sudah masuk Tlogosari….paling bentar lagi….”.

Panji bersama Narto mengurus kartu BPJS ( Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ) karena akan memeriksakan Parkiyem secara rinci. Cukup dengan KTP keanggotaan BPJS sudah jadi ini semua atas saran Palupi demi kesehatan semua keluarganya. Parkiyem senang karena merasa diperhatikan semua anak-anaknya juga suaminya. Parkiyem yang semestinya istirahat dua hari menjadi seminggu karena kholesterolnya tinggi. Palupi selalu mengecek kholesterol ibuknya sampai turun menjadi 155 mg/dl . Kini Parkiyem berhati-hati bila mau mengincip nasi gorengnya karena betul-betul tak enak di badan seperti jarinya yang kaku dan susah digerakin, leher dan pundak terasa kaku terutama sulit tidur. Kini Parkiyem sudah sehat kembali dan mulai berjualan lagi .

Mas Kribo  : ” Waaah sudah buka lagi….semoga selalu sehat dan jangan lupa olah raga meskipun seminggu sekali jalan sehat tak apa..tapi tetep luangkan waktu untuk olah raga..”

Parkiyem   : ” Terima kasih mas Krebo…atas doanya dan sekarang mau ambil pesanan ya…? ”

Mas Kribo : ” Inggih bu….. 10 dos kan    ?, ini ada tambahan dua lagi semuanya pedas…tak tunggu sekalian ya….? ”

Parkiyem   : ” Wah sekarang lebih banyak pesanannya….”

Mas Kribo : ” Iya ini karena dosnya bagus dan kemasannya baik juga…sangat cocok dinikmati tidak pagi, siang ataupun malam…semuanya suka nasi goreng Parkiyem yang mak nyuss..”

” Kemarin masuk rumah sakit berapa hari bu….” lanjut Mas Kribo

Parkiyem  : ” Tiga hari sudah sembuh…..dan istirahatnya di rumah empat hari karena Palupi menginginkannya untuk istirahat penuh, jadi seminggu aku tak jualan dan yang jualan Palupi, Narto sama bapaknya Gilang…mereka bergantian jaga warung makan ini…dan tutup gasik online saja dibatasi…karena mereka masih pada kuliah dan sekolah ”

Mas Kribo : ” Pakai BPJS bu….? ”

Parkiyem   : ” Iya…..gratis…pengobatannya..kecuali kalau tak ada obatnya baru beli …tapi seringnya pihak rumah sakit selalu memberikan yang ada dulu…baru nanti mengganti  biaya obatnya dan tak menyusahkan keluarga pasien

Mas Kribo : ” Saya juga mau operasi uci-uci…tapi males berobatnya karena memakai BPJS ”

Parkiyem   : ” Lo ..kok males piye to…? wong dipenakke pemerintah kok males….gratis kok males….”

Mas Kribo : ” Ke rumah sakitnya yang males karena banyak kegiatan….”

Parkiyem    : ” Wis ndang berobat….di penakke pemerintah kok malah ngecewakke…” Lagi asik bercerita tiba-tiba datang mas Giyo yang lama tak online. Parkiyem kaget sekali dengan hadirnya mas Giyo.

Parkiyem  : ” E..alaaah mas Giyo to….lama sekali tak nongol…kok tidak pesan dulu….piye kabare…? ”

Mas Giyo           : ”  Alhamdulillah baik bu Parki….kemarin wisuda …jadi pulang dulu ke Mamuju membawa kebahagiaan buat keluarga di Wae Puteh  ”

Parkiyem : ” Wae Puteh itu mana….? ”

Mas Giyo          : Wae Puteh itu nama desa di Kelurahan Babana Mamuju tepatnya di Budong-budong  suatu sungai yang dangkal tapi besar sungainya dan arusnya kadang deras kadang tidak hingga terlihat gundukan deltanya…berada di Sulawesi Barat ”

Parkiyem : ” Tapi namamu kok nJawani….Giyo, memang Giyo apa kepanjangannya….? ”

Mas Giyo          : ” Saya Giyono Saputro anak mbareb dari Transmigran Mamuju tahun 1986 dan sekarang sudah lulus Sarjana Hukum sambil bekerja sebagai Pengacara…ini perkenalan saya ulang…bapak /ibuk Asli Temanggung tetapi saya belum pernah ke Temanggung karena saya lahir di Wae Puteh ,  orang tua saya sebagai petani di Mamuju dan menam coklat ”

Parkiyem : ” O..alaaah ternyata orang gojek banyak yang sarjana …hebat sekali kalian ini ”

Mas Kribo : ” Selamat ya mas Giyo , sudah bekerja sebagai pengacara …sarjananya ambil hukum pidana apa perdata mas…?!”

Mas Giyo           : ” Saya ambil perdata…males urusan dengan pidana….  lagian enak dosennya ”

Mas Kribo : ” Waaah apalagi sekarang…sudah punya biro perjalanan barang….pantes jarang online…apa memang go out dari gojek….?”

Mas Giyo   : ” Ini malah akan ku jual keanggotaannya, tapi masih sayang…kadang kangen juga….ngojol..”

Mas Kribo : ” Kasihkan tetangga saya saja nanti kalau jadi di jual…kasihan dia nganggur sudah lima bulan ini karena di phk di pabriknya , gimana mas…wis kabari saja saya kalau mau di jual ..kan sudah ada telpon aku kan di hapemu…?”

Mas Giyo  : ” Iya…sudah ada…” Mas Kribo segera pulang mengantar pesanannya…dia menanyakan Palupi  yang hapenya selalu mati.

Parkiyem  : ” Dia masih ujian mas…kemarin waktu saya sakit dia yang mengurusi saya ”

Mas Giyo : ” O….jadi yang sakit panjenengan to….kok menulis status kholesterol mengancamku…”

Parkiyem : ” Status apa to mas Giyo….? malah bingung aku…kan orang dah tua sudah tak tahu urusan pendidikan anak-anaknya yang macem macem, ibu bisanya cari duit…dengan cara seperti ini…apalagi sekolah Gilang….ibu blas mumet ngajarinya…ya Narto dan Palupi yang mengajarinya….”

Mas Giyo memberitahukan kalau bapak dan ibunya akan pulang ke Jawa Tengah khususnya Temanggung menengok saudara-saudaranya jelang lebaran dan akan di Temanggung selama dua bulan karena sambil melamar Palupi dan sudah dibicarakan lewat telepon. Parkiyem senang ternyata anaknya menerima cinta mas Giyo yang mencintainya sejak pergi ke Bali waktu tahun kemarin dan kini jelang lebaran sudah merencanakan lamarannya. Parkiyem menyetujui anaknya dilamar Mas Giyo seorang Sarjana Hukum yang sudah bekerja bareng grupnya memegang pekerjaan yang pasti sambil membuka biro perjalanan traveling arah Bali.

Palupi sudah sampai rumah dan menyalami mas Giyo lalu mengajaknya jalan sore sambil ngabuburit ke mall membelikan makanan buka puasa di tempat Parkiyem sambil menikmati nasi goreng babat yang sudah dipesan beberapa pelanggan . Mas Giyo membelikan kurma dan hadiah lebaran untuk keluarganya. Menjelang berbuka pelanggan sudah antri siap menikmati santapannya , Bu Parki memberikan buah kurma yang dibelikan Palupi untuk buka puasa bersama , Mas Giyo yang mentraktir semua makanan yang disediakan Parkiyem dadakan karena sudah di siapkan Palupi dan Mas Giyo untuk berbuka.

Panji yang sudah pulang bersama Narto duduk bersebelahan membicarakan rencana lamaran Mas Giyo dan Nartopun menerimanya asal menikahnya menunggu Palupi lulus dan sudah diterima kerja di instalasi kesehatan di rumah sakit, karena begitu keinginan Parkiyem tentang anak perempuannya yang harus bekerja dahulu agar jangan merepotkan suami dalam bekerja. Panji menurut saja karena Parkiyem istrinya yang sudah membesarkan anak-anaknya sampai mereka selesai nantinya dan Parkiyem baru istirahat bekerja setelah dia memiliki cucu demikian cita-cita Parkiyem yang diterima keluarganya dan Mas Giyo sebagai calon mantunya.


Nasi Goreng Parkiyem

Nasi Goreng Parkiyem

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2018 Native Language: Indonesia
Parkiyem menangis sudah tiga bulan suaminya tidak kembali ke rumah, boro-boro uang dikirim, anak-anak untuk makan saja sulit, sementara pinjam tetangga sudah gak dipercaya, menjadi buruhpun gajian mingguan, Parkiyem ke pasar untuk mencari kerjaan yang tiap hari bisa didapat untuk makan. Mulanya dia ragu kerja sebagai apa...? tapi apapun ia lakukan, angkat junjung barang, antar belanjaan, buruh cuci gosok ia lakukan apa saja asal dapat duwit. Dari mata melek pagi otaknya terus jalan, melihat anak-anak sekolah dari yang besar Narto kelas4, Palupi kelas 3, dan Gilang kelas 1 cuciannya sudah lumayan menggunung. sarapan mereka beli karena sudah tidak ada beras, mereka beli bubur sayur Rp 1.500,- kali 4 orang dan 1000 untuk kerupuk, untuk sarapan saja sehari 10.000, makan siang beli nasi 5000 sayur bayam 5000, Parkiyem tidak membeli minyak goreng paling kerupuk untuk gorengannya dan sambel tempe vitamin C nya, ada rezeki ya malam bisa makan seadanya. pokoknya sekali makan 10.000 tiga kali makan 30.000,  sangu sekolah masing-masing 2.000  dan ia harus menyisihkan tiap hari 5.000 untuk listrik dan air, makanya ia harus memasak sendiri dan agar lebih ngirit lagi.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset