PARMIN episode 15

Membeli rumah yang di kontrak

Siang ini Parmin ada janji dengan ibu Notaris Hamidah , dia minta izin pak Sony dan akan segera kembali kalau sudah selesai, Pak Sony memperbolehkan sekalian izin agar selesai urusannya Parmin.

” Mas Parmin jam 16.00 kan sudah turun jadi sekalian pulang saja gak apa-apa” Pak Sony malah memberikan waktu secukupnya.

” Terima kasih pak Sony, tapi jam 16.00 saya janji sama Tamazagi untuk cek minibus karena sudah selesai kelimanya., biar segera dikirim ke Bandung, dan tuntas pekerjaan saya pak”

” Bagus kalau begitu, bonus saya juga lekas keluar siip mas Parmin” pak Sony angkat jempol dengan tugas-tugas Parmin begitu cepat teratasi.

Parmin segera ke Bank mengambil tabungannya untuk pembayaran rumah ibu.dan segera menjemput ibu dan Pak Basuki sekalian. Jam 14.00 tepat tiba di Notaris Hamidah pembayaran berjalan lancar serta pajak-pajaknyanya juga balik nama sekalian, selanjutnya mengantarkan pulang pak Basuki sekalian dan menuju ke Bengkel. ” Alhamdulillah kita sudah punya rumah untuk tempat tinggal terima kasih anakku Parmin yang ganteng untuk semua rezekinya, besok ibu akan sukuran. Reni sudah sampai bengkel.

” Bagaimana Ren UTS nya lancarkan ?” tanya Parmin

” Alhamdulillah lancar kak” jawab Reni sambil cium tangan ibu, bapak dan mas Parmin, Kinanti nyusul  ke bengkel di jemput Jupri

” Ibu….Kak….Bapak…UTS Kinanti okey…dapet seratus” teriak Kinanti

” Wuuiiihhh…adik bontotku..hebat..” peluk Parmin

” Anak Pak Rahmat pemilik bengkel ya hebat…!!” sahut Ibu

” Bapak, Kinanti beliin sepeda mini dong…?” Kinanti manja

” Iya tentu..tapi nunggu UTS selanjutnya kan raportnya belum bapak lihat, kalau raportnya bagus pasti bapak beliin”

Pak Santo sudah mulai mengerjakan pondasi dibantu tiga orang tenaga karena akan ditingkat maka pondasi dibuat cakar ayam,

Bapak akan uji coba minibus diikuti Tarjo bersama Andi. Parmin ke Astra ketemu Tamazagi agar menghubungi pak Trisna kalau minibus sudah siap diambil, tapi minibus akan diambil hari Senin depan  karena mobil angkutannya baru perjalanan pulang dari Bali. Pak Trisna meminta bukti tagihan PT Astra agar diemailkan.

Minibusnya sudah enak, sudah tidak ada kendala, Reni segera mengirimkan email ke Pak Trisna kalau minibusnya siap di ambil sekalian bukti tagihannya ia kirimkan. Dalam perjalanan pulang Parmin di telpon pak Hambali :

” Mas Parmin, komisaris menginginkan Nona Miciko ikut tampil dalam iklan motor dan mobil untuk tahun depan, makanya tahun ini dipastikan modelnya deal mas Parmin dan Nona Miciko oh ya mas ini saya kenalkan kabag distribusi pak Yudi namanya, mangga pak silakan ” Pak Yudi berkenalan dengan Parmin dan menjelaskan pembeliannya yang rajin dan rutien diantara bengkel lainnya maka atas prestasinya pihak Astra berniat kerjasama dengan bengkel Rahmat untuk menjadi distributor suku cadang alat maintening terlengkap dari Astra dan pak Yudi minta dipasang nomor telpon untuk bengkel Rahmat dan Parmin mengucapkan terima kasih atas perhatiannya untuk nomor telepon bengkel akan segera diurus ,pak Yudi mengakhiri pembicaraan. Pak Yudi meminta nomor hape Parmin dan dimasukkan ke WA nya.

Parmin sudah sampai di bengkel dan segera persiapan tutup. Parmin minta bapaknya untuk menyetir dia agak capek dan ingin segera istirahat. Parmin langsung tidur di kursi belakang, badannya terasa panas, ibu menyadari keadaan ini segera meminta pak Rahmat membawa Parmin ke Rumah Sakit, dokter mengatakan Parmin perlu istirahat jangan melakukan aktivitas routine, dokter memberikan resep untuk segera ditebus, dokter tersebut sempat foto disamping Parmin sebagai kenang -kenangan dan berjabat tangan.

” Lekas sembuh mas Parmin..obatnya dihabiskan ya..” begitu pesan dokter, dan dijawab orang tua Parmin dan Reni ” Terima kasih do’anya dokter”.

Ketika menebus obat Reni ditanya petugas ” Lo ..ini mas Parmin kakaknya ya mbak..? Reni hanya mengangguk.

” Sekarang dimana mbak ?” dan dijawab  Reni :

” Sudah pulang ”

” Ah masaakkk….takut diburu fans pecinta Ganteng ya…” Reni baru tahu kalau ada sekumpulan fans pecinta Ganteng di luaran karena ia asik bekerja di bengkel. Dan sekembalinya Reni harus muter-muter khawatir diikuti orang.

” Ayuk pak lekas pulang kasihan kak Parmin diuntit orang terus”  Pak Rahmat mengikuti perintah Reni segera melaju menuju rumah. Parmin dipapah Reni dan bapak karena jalannya gontai.

” Kak ini rotinya dimakan dulu baru obatnya” parmin memaksakan untuk makan dan minum obat, lalu tidur berselimut.

Reni memeriksa Hand phone kakaknya dan menaruh dimeja dekat Parmin. Kinanti selesai  shollat mengaji dikamar Parmin. Ibu dan bapak terharu melihatnya, bahkan pada waktu belajar mereka Reni dan Kinanti menemaninya.

Miciko menelepon Parmin, Reni membiarkan dulu siapa tahu Parmin mendengar, ternyata kakaknya tak mendengar, Reni mengangkatnya:

“Maaf Miss Miciko, kakak sedang sakit ”

” Sebentar kakak matikan dulu…” Miciko menelepon videocall dan meminta dipusatkan ke Parmin.

” Kapan kak Parmin sakit Reni..?”

” Barusan kak Miciko”

” Tolong buatkan sup jamur, biar badannya tidak lemas”

” Iya Kak,”

” Tolong tempelkan hape ke telinga kak Parmin Ren..?” pinta Miciko dan Reni melakukan perintah Miciko

” Sweet Heart please get up….Imiss You my love….” begitu mendengar suara Miciko, Parmin membuka mata perlahan, Reni memusatkan pembicaraan ke Parmin dan Miciko melihatnya.

” Keiko…Watashi wa anata ga koishi ” air mata Parmin mengalir…Miciko ikut menangis..

” Lekas sembuh my love..aku sudah lulus dan akan segera daftar ulang di musim gugur dan saat ini aku persiapan terbang ke Indonesia”

” Tersenyumlah padaku my love..semoga menjadi pelepas rindu kita salam buat keluarga ”

” Miciko jangan dimatikan hapenya…aku masih kangen sayang…” Parmin kini duduk dan meminta bapak dan ibunya mendekat mereka mengobrol sebentar selanjutnya Parmin mengatakan

” Nanti aku telpon balik ya..sayang..aku lapar nih….” Miciko mencium  hapenya, Parmin tersenyum dia tak berani membalas karena ada ibu dan bapaknya…hanya kiss bye ia berikan. Perut Parmin kelaparan ibu dan Reni mempersiapkan makan malam

” Untung ibu nyuruh Tarjo membeli martabak telur di Bang Kohar jadi ibu tinggal nyiapin saja karena masih hangat, dan sup jamur yang barusan matang bisa langsung di santap, Pak Rahmat kelihatannya kena gejala flu..dan ibu membuatkan sambal untuk bapak. Kinanti mengajak makan Parmin,

” Ayuuk adik bontot kakak , kita makan malam” sementara pak Rahmat bersin-bersin di kamar mandi.

” Nanti aku beri obat flu pemberian Miciko ketika kena flu di Yokohama” Parmin memperhatikan bapaknya. Mereka menikmati makan malam dengan penuh kehangatan.

” Anak ibu ini sup jamurnya dihabisin bapak juga dihabisin ya supnya, Reni dan Kinanti makannya agak diperbanyak agar tidak tertular flue bapak, ini lihat ibu saja nambah makannya….”

Selesai makan Parmin meminta bapaknya untuk  membantu mencarikan line telpon untuk  bengkel Rahmat  karena saat ini penuh jaringannya.

” Sebentar Parmin sepertinya bapak punya kenalan orang telkom pak..siapa ya……namanya..? bapak berfikir karena sudah lama sekali tidak berkomunikasi  oya…pak Rohani rumahnya di jalan Taman Blimbing coba bapak cari nomor tilpon rumahnya”,  ketemu juga akhirnya dan bapak menghubunginya, cukup lama bapak menelepon mereka sambil ketawa saling berkabar-kabaran.

” nggih pak Rohani besok pagi saya tunggu di bengkel Rahmat ”

” WaAllaikum salam.”

“Pak Rohani mengatakan masih ada line untuk pemasangan telpon di bengkelnya, kalau untuk rumah tangga sudah penuh tapi karena ini untuk usaha diperbolehkan dan besok pak Rohani survey ke bengkel”

“Alhamdulillah….” Parmin lega mendengar kabar baik dari bapaknya.

Pak Rohani datang bersama petugas telkom serta membawa seperangkat telpon beserta kabel-kabelnya. Pak Rahmat menyalaminya dan bergurau karena sudah lama gak ngobrol,

” Ini rencana akan dibagi berapa bagian pak, boleh saya lihat-lihat lokasi dan menanyakan beberapa bagian kantor pak ? ”

” Ya tentu boleh to pak, mari saya ajak membagi ruangannya pak Rohani, disini ruang direksi ada saya dan anak saya Parmin depannya ruang tamu , bangunan yang belum jadi untuk lantai satu rencana logistik dan pengadaan serta keuangan merangkap kasir dua orang itu tak bisa dipisahkan, lantai dua rencana untuk pendidikan atau praktek, dipojok kiri depan ruang tamu untuk service sepeda motor, dibagian luar ruangan ini seperti yang pak Rohani lihat untuk cucian motor , bagian luar sebelah kanan rencana untuk cucian mobil tapi belum terealisasi dan sementara dipakai untuk tambal ban sepeda motor dan mobil plus ruang tunggu bagian samping kanan untuk service mobil ruangan ini terbesar sendiri karena harus mengamankan mobil maksimal 10 mobil plus yang di service, jadi mereka harus menghitung mobil jika menerima service an , bagian balik itu kamar mandi untuk umum, rumah yang saya tempati dulu hanya jadi ruang direksi , ruang tamu , ruang makan dan kamar mandi,nanti di bangunan baru tersebut tiap lantainya diberi kamar mandi”

” Kalau begitu untuk operatornya lebih baik saya taruh di dekat logistik dan keuangan  berada di  luar selanjutnya dibagi lima line cukup pak, line 1. untuk direksi, 2. bagian logistik dan keuangan, 3. service mobil, 4. service sepeda motor, 5. untuk pendidikan praktek itu sudah cukup, sementara saat ini saya membuat line kantor untuk operator  dan sesudah itu akan membagi linenya ..apakah pak Rahmat akan menyetujui rencana kami atau pak Rahmat mau konsultasi dengan anak bapak..?”

” Gak apa-apa pak itu justru usulan baik dan saya menyetujui usulan pak Rohani, tapi bangunan belum jadi bagaimana nanti penataannya?”

” Bagian yang sudah ada dulu saya buat line untuk line 2 dan line 5 nunggu bangunan jadi tapi sudah saya bagi lima langsung sehingga besok tinggal tarik kabel ngaten pak pripon..?”

” Oh gih monggo yen ngaten ”

” Baik pak kalau begitu saya mulai mengerjakan dan menanganinya  ”

Reni sudah sampai disusul mbok Sablah mengantar makan siang langsung ke dapur, Ibu membantu didapur mempersiapkan karena ada pak Rohani jadi pesanan ditambahin dan mengambil makanan untuk Parmin dan pak Rahmat, Kinanti sudah datang langsung makan melihat tempatnya ramai orang dia minta pulang diantar Kabul pas kosong dia. Kabul senang karena akan ketemu dengan ibunya

” Ayuuk mbak Kinanti saya antar ” kata Kabul

” Oke mas Kabul” sahut Kinanti

” Ibuk…, bapaaak, kak Reni…Kinan pulang sama mas Kabul, Asalamu’Allaikum”

” WaAllaikum salam” jawab bapak , ibu, dan Reni.

Pak Rohani melakukan test telepon dan diterima bagus, selanjutnya memerlukan gagang telpon untuk masing-masing line perlu pesawat telpon 5 lagi. Pak Rohani akan membelikan pesawat telpon tapi disuruh bu Rahmat untuk makan siang dulu ditemani pak Rahmat. Mereka makan bersama dilanjut tenaga kerja, Reni dan Ibu.


PARMIN

PARMIN

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2018 Native Language: Indonesia
Tambal Ban pak Rahmat begitu kecil dan kurang terawat, tapi sejak anaknya yang bernama Parmin lulus STM 3 Semarang membantu usaha bapaknya, lingkungan jadi bersih dan rapi, tambal ban sepeda motor itu jadi ramai karena keramahan Parmin dan ketelatenan menghadapi pelanggan, dan Parmin menambah buka cuci sepeda motor . Baik yang mau cuci sepeda motor maupun tambal ban dilakukan berdua dengan semangat dan penuh kesabaran otomatis pendapatan mulai meningkat, sehingga atas persetujuan bapaknya Parmin menambah tenaga cuci sepeda motorParmin sangat piawai mengatur keuangan karena dia harus mengurusi kedua adik perempuannya untuk sekolah dan dia juga ingin melanjutkan kuliah nantinya, adik perempuannya masih masuk SMP klas satu  dan kelas 3 SD Cita-cita Parmin ingin sekali bengkel itu besar dia sering membaca buku-buku tentang perbaikan sepeda motor dan mobil sambil menghafal cara kerja onderdil-onderdilnya dan memperhatikan sepeda motor yang dicucinya dan selalu menstater motor  dan meng cek semua hasil pekerjaannya, hal ini membuat pelanggan puas atas hasil kerjanya, kadang Parmin mendapat tip dan ia kumpulkan untuk keperluan cuci dan tambal Rahmat miliknya. Karena dari membaca dan kebutuhan pelanggan dia menambah pengadaan olie seperlunya , sehingga tambal Ban dan cuci motor tersebut berubah nama jadi Bengel RahmatSuatu hari Parmin mendapat seorang pelanggan cuci yg menawarkan motornya untuk dijual, karena kebutuhannya untuk anaknya masuk SMA ." Saksikan perjalanan Parmin untuk mengubah hidupnya".

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset