PARMIN episode 21

Ke India

Pelanggan bengkel Rahmat senang mendapat souvenir dari Miciko, walau hanya gantungan kunci yang bergambar  Gedung Praktek STMN-III  kerja sama dengan Bengkel Rahmat. Peresmian ini divideokan oleh murid STM III yang berdurasi 55 menit diawali dengan Nona Miciko menggandeng tangan Parmin menyambut kedatangan pak Junarto Kepala Sekolah STMN-III didampingi pak Wondo dan Ibu Retno selanjutnya pengguntingan pita peresmian dan pidato Kepala sekolah juga Nona Miciko menjelaskan teknik penggunaan alat-alat kerja yang canggih, dan Pidato Parmin tentang Innovasi baru STM-III serta aktivitas  dari masing-masing jurusan. Pak Wondo memberikan ulasan bagaimana mendaftarkan menjadi siswa di STMN-III secara online selanjutnya bapak dan Ibu Guru memberikan materi pelajaran sesuai jurusannya. jika ingin melihat videonya bisa mengunjungi di www.stmn3.com dan silakan men down Load, pak Wondo juga mengshare video tersebut sehingga pasangan Miciko Parmin menjadi Populer.

Ternyata demam Miciko Parmin pun terjadi di India mereka berharap Parmin segera ke Negerinya bersama crew Astra karena pak Sony dan pak Hambali menyebarkan iklan Parmin bersama anak-anaknya di Media . Pak Wondo dan pak  Ruslan main ke  bengkel Rahmat menanyakan tentang keberangkatannya ke India : ” Kapan nih berangkatnya ?”

” Ini lagi packing pak , dan saya sudah di izini kantor untuk persiapan berangkat juga Tamazagi, pak Wondo tolong keberadaan prakter kerja di maksimalkan jika mereka perlu ketrampilan sudah diatur Reni adik saya dan bapak serta ibu.”

” Iya tentu Par, berapa hari ke Indianya..?”

” Kurang lebih sepuluh hari pak, karena ada beberapa tempat yang akan dikunjungi ”

Setelah ngobrol cukup lama pak Wondo dan pak Ruslan pamit untuk mengajar lagi, Parmin dan Miciko pun segera pulang menyelesaikan packingnya di rumah.

” Pak…,  Parmin  hanya sepuluh hari di India tolong diawasi saja karyawan,  sekolah Reni maupun  Kinanti.

” Iya gak apa-apa, waktu kamu di Jepang tiga bulan kemarin pendapatan juga melonjak kan ..? itu bukti bapak bisa menghadapi keadaan dan itu akan berlanjut sampai kamu lulus kuliah dan menikah terus bapak punya cucu..”

” Bapaaakk doakan Parmin lancar tak ada kendala waktu di India, dan ibu serta adikku sehat”

” Itu pasti nak…selalu kujaga dan kudoakan semua anggota keluarga kita termasuk Nona Miciko” jelas bapak , Parmin memeluk bapaknya..ternyata Miciko dari tadi mendengarkan pembicaraan Parmin dan Pak Rahmat, dia jadi terharu….dan menangis,  betapa sayangnya pak Rahmat padaku…Ayah…mengapa Keiko tak bisa ketemu sama ayah kandungku…pingin sekali rasanya memelukmu begitu kata hati Miciko. Mendengar suara tangisan wanita Parmin melihat ke arah suara itu…” Keiko..sayang… kenapa kamu…..” Parmin memeluk Miciko. Keiko sesenggukan..” Aku rindu ayahku…..” isak tangis Miciko membuat pak Rahmat gak tega. ” Keiko..saya ini juga ayah kamu , janganlah kamu bersedih” bapak membelai rambut Miciko. ” Maafkan Keiko bapak…sudah membuat bapak sedih karena melihat Keiko menangis.” ” Keiko…menangis itu baik…karena bisa meredam emosi dan itu menunjukkan kita itu tunduk serta hormat dengan kemampuan Tuhan, tapi menangislah jika kamu harus menangis  dan jangan terus menagis ..nanti jadi cengeng..”

” Terima kasih bapak atas segala nasihatnya..”

Pak Tanaka menelepon Miciko dan mengingatkan kalau besok Kamis pagi kita sudah harus ke Jakarta  karena hari Jum’at jam 04.00 harus sudah check in.

” Iya Mister Tanaka, kami sudah mempersiapkan diri”

” Good kita ketemu di A.Yani besok pagi pukul 08.00, sampai ketemu Nona Miciko ”

” Sampai ketemu Mister Tanaka ” sahut Miciko

Tamazagi menemui Parmin sekalian membawa kopornya: ” Aku berangkat bareng kamu saja Parmin , gak rame rasanya berangkat sengiri.”

” Oke deh kita tidur berdua nih.. ayuuk ” jawab Parmin sambil memanggil Miciko yang sekamar dengan Reni dan Kinanti.

” Kon’nichiwa…Tamazagi..!!” sapa Miciko

” Kon’nichiwa Miciko  ..!!”  jawab Tamazagi

” Hai…kamu bareng sama kami….bagaimana kabar tunangan kamu…?…mengapa tak mengantarkan kepergianmu..Tama ?” tanya Miciko

” Dia piknik sama rekan kantor ke Bali selama tiga  hari barusan aku antar ke Bandara makanya aku langsung kemari  dan titip mobil biar dipakai di bengkel pasti bersih..he..he…”

” Huummm ada maunya nih kamu…tapi boleh dipakai kan kalau ada perlu begitu maksudnya…? ” lanjut Miciko.  ” Tentulaahhhh…..!!” jawab Tamazagi tegas.

Parmin tersenyum mendengar mereka ngobrol, Reni membuatkan minuman dan Parmin bertanya ” Ren kamu liburannya berapa hari…?”

” Empat belas hari kak…ini tinggal sepuluh hari…ingin fokus di bengkel kak…kejar target..jangan lupa oleh-olehnya ya kak..?” begitu kata Reni.

” Hati-hati di rumah, jaga bapak dan Ibu juga Kinanti dan perhatikan karyawanmu…”

” Tentu kak..itu sudah tanggung jawab Reni kak.. jaga kesehatan di sana ya kak…?”

” Tentu…Ren..doain kakak ya…? ” kepala Reni di elus kakaknya Parmin

” He..he…iya…iya…diminum dulu kak….kak Tama kak Keiko ..tehnya diminum keburu dingin nanti..” Reni meminta meminum teh buatannya. Bapak dan Ibu meminta teh panas juga..” La..minuman untuk bapak dan ibu mana…?”

” Bapak  dan Ibu tadi masih shollat ya belum Reni buatkan tapi sudah Reni siapkan kok pak, di taruh dimana pak tehnya…? tanya Reni

” Di ruang tamu saja skalian ngobrol sama mereka semua…” jawab bapak

” Baik pak…” sahut Reni

Bapak, Ibu , Parmin , Miciko , Tamazagi , Reni dan Kinanti mereka mengobrol di ruang tamu sambil minum teh hangat buatan Reni dan ditambahin kue lapis lekit pemberian ibu hamil ketika di Citraland masih ada..jadi tambah gayeng ngobrolnya. Karena besok pagi harus ngantar mereka ke Bandara Ahmad Yani, jadi mereka segera tidur biar vit badannya

Pagi hari mereka sudah siap, cantiknya Miciko memakai gaun panjang berwarna biru muda dan sepatu rendah berwarna biru tua…Reni ingin menciumnya tapi tak berani malahan Miciko yang menciumnya, sambil berkata : ” Jaga orang-orang yang mengasihi kamu serta kedua orang tua kamu ” Reni membalas ciuman itu ” Tentu kak Keiko…jaga diri kak Keiko juga ya…” Parmin segera check in sambil menunggu di ruang tunggu  ternyata disitu pak Tanaka sudah menunggu Ia melambaikan tangan dan mendekati Parmin:

” Kon’nichiwa Parmin, Miciko to Tamazagi ” Pak Tanaka menyalaminya dengan penuh semangat “nah itu kita sudah dipanggil untuk segera boarding” Pak Tanaka dan crew memperhatikan pakaian Miciko dan Parmin mereka serasi sekali sedap dipandang dia meminta crew membidik ketika pesawat teake off selanjutnya Parmin dan Miciko mengganti jam tangan terbaru yang sudah diberi label moon light Parmin memeluk Miciko dari belakang dan melambaikan tangan arah ke pesawat memakai jam tangan moon light yang trendy Tamazagi dan crew mengambil gambarnya.

” Bagus….indah sekali ” Puas pak Tanaka dengan gambar itu. Terdengar panggilan untuk penumpang tujuan Jakarta segera memasuki pesawat. Mereka semua memberesinya dan segera menuju pesawat.

Pramugari itu menyapa Parmin dan Miciko  serta Mr Tanaka, “Selamat datang mas Parmin dan Nona Miciko juga Mr Tanaka semoga nyaman diperjalanan ” Tamazagi di kelas ekonomi bersama crew lainnya sedangkan Mr Tanaka , Parmin dan Miciko ada di kelas Bisnis. Sampai di Jakarta langsung menuju Hotel Amaris  mereka mengambil 4 kamar yang sudah di booking dua hari yang lalu. Miciko tidur dengan Arumi Okawa penata rambut , make up dan busana, Mr Tanaka dan Parmin , Tamazagi dan Yasimoto juru kamera, 1 lagi  kamar untuk peralatan dan editing  dan tenaga profesional film dua orang. Setelah memasukkan  kopor  dan semua barang di hotel,Mr Tanaka membuat kalender tahunan dan modelnya Parmin dan Miciko.

“Sekali lagi kita akan ke Bandara, Nona Miciko dan Mas Parmin masih memakai pakaian seperti ini, Ibu Arumi dengan riasnya , Tamazagi dan Yasimoto ikut dengan peralatan masing-masing. Kita ke arah bandara pak, Mr Tanaka menyewa mobil  menuju arah bandara Soeta di situ ada taman yang indah dan alami cukup disatu titik tetapi mengambil gambar sebanyak 20 tembakan . Setelah itu mereka makan siang  dan istirahat di hotel. Malam hari Yasimoto dan Tamazagi masih rapat dengan crew film. Pak Hambali menelepon kalau peralatan dan keperluan perlengkapan sudah sampai beserta crew iklan makanan dan minuman serta busana sudah berada di hotel, pak Tanaka mengatakan besok jam 16.00  waktu Mumbai kami sudah sampai di India dan akan langsung ke New Delhi, pak Hambali memesankan ticket dari Mumbai ke New Delhi dengan pesawat Air India  jam 17.00 sebanyak delapan orang dan langsung di emailkan ticket tersebut.

Jam 03.00 mobil penjemputan dari dari Hotel Amaris sudah menunggu untuk mengantarkan keberangkatan pagi,  semua crew sudah siap segera meluncur ke Bandara Soekarno Hatta. Jam 05.55 pesawat sudah meninggalkan Indonesia  setelah semua penumpang sarapan diumumkan pesawat akan isi BBM ke Bangkok, Arinda pramugari cantik itu selalu sibuk melayani Parmin padahal Parmin tak menginginkan apa-apa, tahu gelagat seperti itu Miciko memegang tangan Parmin dengan lembut, Parminpun tahu maksud Miciko dan Ia menurut saja apa yang dilakukan Miciko. Jam 09.25 pesawat landing di Bangkok penumpang sedang menikmati video konyol yang diputar di pesawat dan mandapatkan buah segar dari pramugari Arida. Jam 10.20 pesawat take off ke Arah Mumbai India, Pramugari Arida memberikan pengumuman perbedaan waktu antara Mumbai dan Indonesia lebih cepat 90 menit untuk Indonesia. Makan siang diberikan ketika berada di Teluk Benggala, Miciko minta diantarkan ke kamar kecil  dan Parminpun mengantarkan dan menungguinya dan ketika Parmin masuk gantian Miciko menungguinya. Penumpang  melihat Miciko begitu anggunnya mau menunggui Parmin yang ganteng sungguh pasangan yang amat serasi. Ketika Parmin keluar memegang mesra tangan Miciko..olala…bikin iri yang melihatnya ..terutama pramugari Arida yang meminta foto selfi bersama Parmin ketika hendak duduk habis dari kamar kecil tadi. ” Thanks you mister Parmin and Miss Miciko dan Parminpun mengangguk diikuti anggukan Miciko pula ,  hape Pramugari itu langsung dimatikan takut kalau ketahuan pimpinan penerbangan.

Pengumuman dari Pramugari Arida kalau sebentar lagi kita akan mendarat di bandara Internasional Mumbai Chhatrapati Shivaji harap mengencangkan sabuk pengaman. dan mengecek satu persatu penumpang  .  Akhirnya pesawat landing dengan sempurna, Pramugari mengucapkan selamat jalan serta terima kasih telah terbang bersama kami.


PARMIN

PARMIN

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2018 Native Language: Indonesia
Tambal Ban pak Rahmat begitu kecil dan kurang terawat, tapi sejak anaknya yang bernama Parmin lulus STM 3 Semarang membantu usaha bapaknya, lingkungan jadi bersih dan rapi, tambal ban sepeda motor itu jadi ramai karena keramahan Parmin dan ketelatenan menghadapi pelanggan, dan Parmin menambah buka cuci sepeda motor . Baik yang mau cuci sepeda motor maupun tambal ban dilakukan berdua dengan semangat dan penuh kesabaran otomatis pendapatan mulai meningkat, sehingga atas persetujuan bapaknya Parmin menambah tenaga cuci sepeda motorParmin sangat piawai mengatur keuangan karena dia harus mengurusi kedua adik perempuannya untuk sekolah dan dia juga ingin melanjutkan kuliah nantinya, adik perempuannya masih masuk SMP klas satu  dan kelas 3 SD Cita-cita Parmin ingin sekali bengkel itu besar dia sering membaca buku-buku tentang perbaikan sepeda motor dan mobil sambil menghafal cara kerja onderdil-onderdilnya dan memperhatikan sepeda motor yang dicucinya dan selalu menstater motor  dan meng cek semua hasil pekerjaannya, hal ini membuat pelanggan puas atas hasil kerjanya, kadang Parmin mendapat tip dan ia kumpulkan untuk keperluan cuci dan tambal Rahmat miliknya. Karena dari membaca dan kebutuhan pelanggan dia menambah pengadaan olie seperlunya , sehingga tambal Ban dan cuci motor tersebut berubah nama jadi Bengel RahmatSuatu hari Parmin mendapat seorang pelanggan cuci yg menawarkan motornya untuk dijual, karena kebutuhannya untuk anaknya masuk SMA ." Saksikan perjalanan Parmin untuk mengubah hidupnya".

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset