Raisyah dan Andang merasa nyaman karena setiap keluar ditemani papi dan maminya juga Zuzanna dan diikuti pula Caxia, paketan Basyiah barusan tiba dan Caxia memandu unboxing serta membagikan seluruh tetangganya.
Papi Aleksander : ” Segar sekali caricanya…manis tapi tidak eneg ”
Mami Widia : ” Resep anak lelakiku memang joss..mantap caricanya ” Raisyah tersenyum saja karena caricanya yang buat mbok Saroh dan belum diolah Andang , masih asli buatan Wonowsobo.
Papi Aleksander : ” Temen -temen kantor papi pasti pada kangen masakanmu…bisa tolong dibuatkan…itu lo…? Udang Balado yang merah-merah pedas enak..gurih dan manis..”
Zuzannna : ” Iya kak nanti biar aku siapin bahannya..kakak catat..dan Zuzanna yang membelanjakan juga..bagaimana…? ”
Andang : ” Kita semua akan pergi dan masuk di youtube cafe-cafe tapi aku mau mandi dulu…”. Kemana dedek Rika pergi pasti semua ikut Zuzanna dan Caxia amat senang karena youtubenya banyak yang mengikuti sekaligus menambah pendapatannya apalagi kakaknya datang dari Indonesia akan menambah pundi-pundi youtubenya. Andang memilih udang yang akan dibuat balado. Carryna tetangga dekatnya ikut memburu keluarga Aleksander dan membatu memilihkan udang dan meminta Andang memasakkan baladonya karena dahulu Ia langganan makanan sajian Andang. Andang memasakkan langsung lima kilo..Raisyah ikut membantu Andang.
Papi Aleksander : ” Kantor pasti merindukan masakan Andang yang super dupler di perut ” . Papi Aleksander menelepon rekannya untuk mengambil masakannya ..mereka amat semangat mengambil makanan siangnya . Masakan Indonesia terkenal kelezatannya dan kaya rempah, mami Widia mengundang teman-temannya untuk bersantap malam, suatu kesempatan Raisyah untuk bersosialisasi dan mengenal teman-teman mami Widia yang sudah mulai menua tetapi tetap cantik dan gesit.
Widia yang sudah memiliki cucu mengajak serta Raisyah menemaninya dan diperkenalkan pada teman-teman Widia. Orang Polandia tak berkomunikasi dengan bahasa Inggris jadi mami menjelaskan dengan bahasa Polandia, Zuzanna sempat tertawa karena mereka hanya tahu makanannya saja tanpa tahu mengolahnya. Paul yang mengerti bahasa Indonesia sedikit membantu Andang mengolah makanan, Andang sedikit lupa karena jarang dipakai bahasa Polandia selama di Indonesia sehingga harus bertanya Zuzanna atau maminya kalau Andang sedikit bingung.
Ternyata dedek Rika amat tahan dengan suhu udara di Polandia, bahkan Ia mulai berjalan sendiri agak lama dan menyantap sendiri makanannya tanpa dibantu Raisyah ataupun Andang.
Zuzanna : ” Ayooo..jalan…ayooo..maju lagi….aahhhh…jatuh….yoookk bangun lagi….kak…kak…mami…dedek sudah jalan lama sekali….” . Walaupun jatuh bangun dedek tetap bersemangat dan mendapat roti dari Zuzanna Semua pada tepuk tangan. Keluarga Wonosobo mengikuti you tube cafe-cafe merasa gemas dan berteriak-teriak sendiri. Mbok Saroh jingkrak-jingkrak ikut menyemangati.
Pak Rasipan : ” Ayo…jalan lagi…cucu Kong yang cantik….yak ..ayoo jalan. ” Mbok Saroh memukul piring menyemangati dedek Rika..yang membuat bising karena Irwansyah lagi test sedangkan Hermansyah sedang belajar Fisika .
Irwansyah : ” Mbooook…brisik banget…ini aku lagi test….”
Hermansyah : ” OOO..Alaaaah…dedek Rika sudah bisa jalan kak…..?! lihat nihh…lucunya… ”
Irwansyah yang penasaran ikutan keluar kamar melihat dedek Rika yang berada di youtube cafe-cafe .
Irwansyah : ” Alhamdulillah dedek sudah bisa jalan pelan-pelan padahal baru tujuh bulan ” Basyiah yang baru pulang dari mertuanya langsung masuk ke rumah simbok dan melihat dedek Rika malah menangis karena terharu melihat keponakannya bisa jalan cukup lama.
Imron : ” Dedek..ayo lekas jalan ni Budhe Basyiah merindukanmu …nah yooo ..malah mewek…lah nangis….?!” Basyiah menangis sambil memeluk pak Rasipan.
Pak Rasipah : ” Sudah jangan nangis…kalah karo mbokke malah naboh piring…”. Basyiah merasakan pusing dan tidur di rumah simbok karena pusing yang tak ketulungan. Badan Basyiah kedinginan dan memuntahkan makanan dari mertuanya dan mengenai badan Imron yang memapahnyadi amben depan sambil menonton youtube cafe-cafe.
Mbok Saroh : ” Piyeee…masuk angin yoo…?! simbok kerok-i piye….? Ini tadi kenapa to…Mron…? Kok jadi pucet badannya…”.
Imron yang bingung membuatkan teh hangat maksudnya biar Basyiah badannya segar lagi…karena dulu pernah seperti itu dan di minumi teh hangat, dalam hati Imron berdo’a istrinya tak kenapa- kenapa dan hanya pusing biasa. Pak Rasipan dan Imron memapah Basyiah menuju rumahnya , karena Imron kena muntahan Basyiah dan mau mandi pakai air hangat. Badan Basyiah terasa hangat lagi Imron menyuwapinya pakai bubur ketela rambat yang dibuatkan Simbok.
Basyiah : ” Mbok…tunas kentangnya dah mulai trubus, dan siap di tanam…besok pagi akan Basyiah tanam di sisa tanah Raisyah yang depan jalan samping pohon caricanya ” sambil tiduran Basyiah mengingatkan.
Simbok : ” Biar simbok yang tanam , kamu kurang sehat…”
Imron : ” Biar Imron saja yang tanam…simbok olah carica…besok kan tanggal merah…dan Imron tak ada piket jaga…jadi biar aku saja yang menanamkan kentangnya Basyiah”.
Basyiah : ” Suwun kang..kalau aku dah sehat aku bantu ya… ”
Imron : ” Yah…yang penting kamu sehat dulu …soal mbantu tuh gampang…”.
Pagi hari Basyiah sudah siap membuatkan sarapan berupa tempe goreng dan daun singkong serta sambal , selesai sholat subuh Imron yang bangun karena membau tempe goreng segera mempersiapkan pacul dan bahan bibit yang siap di tanam. Imron segera nyruput teh dan langsung sarapan.
Imron : ” Kamu bener sudah sehat dik… ”
Basyiah : ” Yo kang….wis penak kok…muga saja nanti gak kumat lagi…..”
Imron : ” Loh..bagaimana to…? pokoknya kalau nanti masih pusing ke puskesmas atau ke bu bidan dan minta obat…?!”
Basyiah : ” Yo kang…muga-muga baikan ” . Basyiah tak diperbolehkan Imron membawa apa-apa dan semua yang angkat Imron dan simbok menyusul kemudian sambil membawa sarapan karena tadi belum sarapan.
Simbok : ” Bener.. kamu sudah kuat nduk…?! ”
Basyiah : ” Yo mbok…wis penak kok…”
Simbok : ” Yo wis sing ati-ati….”.
Jam sepuluh pagi simbok sarapan, Basyiah pingin mengincipi sambal teri…tak kala pak Rasipan mau membantu Imron Basyiah minta tolong sarapannya diambilkan masih di kursi depan.
Simbok : ” Lo piye to.. kamu ini ..la terus Imron apa sudah sarapan…? ”
Basyiah : ” Sudah..tadikan aku dilarang bawa-bawa serta angkat sarapan..jadi ‘gak kebawa…tadi Basyiah juga sudah sarapan…cuma lihat sambal teri jadi pingin sarapan ke dua..untung pak-e datang sarapannya dibawakan ” . Pak Rasipan membawa semua yang tak terangkat oleh Imron dan menambahin ketimun yang barusan di petik pak Rasipan , sebagai pelengkap sarapannya. Pak Rasipan yang belum sarapan karena di makan Irwansyah dan Hermansyah menikmati sarapannya Basyiah dan Imron menambah sarapannya dan melanjutkan lagi mendangir tanah dengan paculnya.
Basyiah tiba-tiba klenger dan pingsan sebelum sempat memakan tempe gorengnya. Imron meminta tolong Irwansyah dan Hermansyah untuk membantu mengangkat Basyiah dari tegalan. Imron membawanya memakai mobil untuk dibawa ke RSU Wonosobo bersama pak-e dan mbok-e karena hari libur banyak yang tutup dan terpaksa membawanya ke bidan Santini lalu di berikan vitamin dan penambah darah dan Senin segera periksa Rumah Sakit Umum.
Ternyata Basyiah hamil dua minggu dan Basyiah dilarang aktivitas apa-apa selama dua bulan mengingat Basyiah amat capek sekali dan hanya diperbolehkan olah raga ringan saja karena pinggul Basyiah kecil tapi badannya gemuk . Imron senang walaupun sedih juga karena Istrinya yang sulit menguruskan badannya.
Imron : ” Sudah…kamu bantu simbok saja…biar yang awasi simbok karena kalau aku yang awasi mesti ndablek tetep angkat angkat dan kerja…”
Simbok : ” Ya sudah… biar simbok yang jaga biar manut…nanti malah merepotkan orang…”.
Zuzanna membaca komentar dari komentarnya ada pesan dari kang Imron yang mengabarkan kalau kakaknya Basyiah sedang hamil, buru-buru ia memberikan kabar pada Raisyah untuk menindak lanjuti.
Raisyah : ” Yuuuu… piye kabare…waah.. senenge…bakal oleh momongan ” Basyiah malah nangis karena di larang gerak oleh dokter dan kang Imron yang menjawabnya.
Imron : ” Emboh ki …kenapa disuruh tiduran selama dua bulan , katanya kandungan kakakmu amat lemah dan minum obat terus katanya Basyiah kegemukan dan banyak lemak sehingga mengganggu perkembangan janin karena kakakmu tak ingin janinnya di gugurkan dan memilih mempertahankan.
Basyiah : ” Pokoknya anakku harus sehat aku tak mengapa suruh apapun aku menurut asal anakku selamat ”
Raisyah : ” Iya yu…sing sabar dan semangat saja…” . Atas saran dokter akhirnya Basyiah di opname di Wonosono menghindari perdarahan.
Andang mengecek usahanya yang berjalan lancar sehingga menambah liburannya mumpung musim panas sedang berlangsung… meskipu Raisyah ingin menengok kakaknya..tapi ia tetap memendamnya dan semalu menyemangatinya.