Zuzanna bersama Caxia dan Peter membuat konten dengan membawa makanan untuk membantu pangungsi di Warsawa. Aleksander mengalah karena Zuzanna memaksakan diri dan mengambil kunci mobil. Pengungsi itu berduyun-duyun sepanjang jalan yang rata-rata wanita dan anak-anak. Mereka bertiga membagikan bakpao dan minuman hangat yang dibuat Chef Rossalia yang dibuat khusus pengungsi, tapi Chef Rossalia tak isa mengikutinya karena diluar amat dingin anginnya cukup di resto Andalusia Ia beraktivitas. Seorang Ibu menarik putrinya yang berdesakan di stadion Norodowy di Warsawa yang bertemu dengan Zuzanna waktu membagi bakpao, ternyata yang ditarik adalah Irena sahabatnya dari Ukraina. Zuzanna memeluk Irena sambil membagikan bakpao untuk pengungsi dan mengajaknya bersantai sejenak dalam mobil.
Irena : ” Zuzanna….terima kasih…aku berharap padamu untuk mengambil formulir… ”
Zuzanna : ” Tenangkanlah hatimu engkau aman saat ini…engkau akan mendapatkan formulir aku janji ” sambil meminta tolong Peter untuk mengambilkan formulir pada petugas.
Ternyata mereka langsung dievakuasi jadi semua bersama keluarganya didata secara rinci karena akan mendapat bantuan pandidikan , bantuan keuangan dan lain-lain termasuk sembako. Zuzanna membantu mengantarkan menuju tempat pengambilan formulir, sampai disini Zuzanna bisa mengantarnya dan melanjutkan membagi-bagikan bakpao. Zuzanna pulang hari sudah mulai gelap dia mendapat kabar kalau pesawat kepulangannya di Indonesia tinggal menghitung hari.
Aleksander : ” Chef Rossalia dan chef Anton akan segera pulang…”
Zuzanna : ” Katanya mau menunggu turunnya salju….”
Widia : ” Chef Rossalia tak tahan dengan udara dingin…mantel yang dipakainya tetap saja terasa dingin…” dan pesawat yang akan kita tumpangi besok adalah pesawat terakhir untuk tujuan Indonesia karena bahan bakar naik ”
Zuzanna : ” Caxia., Peter…siapkah kalian bila berangkat besok karena pesawat malam ini pemesanan terakhir…” . Caxia dan Peter menyatakan kesiapannya dan pamit kepada keluarganya kalau esok hari akan berangkat ke Indonesia.
Carryna diserahi kunci restoran Andalusia yang nantinya keluarganya akan menggunakan ruangan atau apapun untuk keperluan mereka. Semuanya sudah mendapatkan ticket , Carryna mengantar mereka ke Indonesia dengan mengggunakan mobil yang disetir papi Aleksander karena mobil akan dipakai Andalusia Krakow. Mereka naik pesawat lewat bandara internasional Yohanes Paulus II Krakow dan transite di Warsaawa lanjut Indonesia. Carryna menangis memeluk Zuzanna yang diperkirakan akan di Indonesia cukup lama sampai akhir musim Semi itu saja paling cepat
Carryna : ” Aku akan sangat lama menunggumu kembali ke Krakow…..” Zuzanna menghapus air mata Carryna.
Zuzanna : ” Semoga keadaanmu selalu baik…ohya aku sekolah lewat online jadi aku tak ada masalah pembelajaran dan engkau boleh memakai vasilitas apa saja sampai aku pulang dan jangan lupa rekam video tentang apapun kegiatanmu yang akan aku upload dan aku publikasikan di you tube kita,…okey selamat bekerja ohya..kau boleh tidur dikamarku….” Zuzanna sudah ditunggu pramugari untuk segera masuk pesawat. Sambil menyetir Carryna menagis karena sendirian dalam mobil sampai Andalusia restoran, Ia mampir ke rumah dulu mengajak keluarganya untuk menemani dan merencanakan pekerjaannya. Adella ibu Carryna menemaninya bersama Samoel adiknya membantu juga sedangkan papanya Carryna belum pulang dari kerja tapi berjanji sepulang kerja akan menjemput di Andalusia.
Raisyah mendapat telepon dari mami Widia kalau sudah berangkat ke Indonesia jam sepuluh pagi berangkat dari Krakow ke Warsawa dulu dan sudah ditunggu pesawatnya. Raisyah sudah tenang karena mami sudah perjalanan ke Indonesia. Andang menggendong dedek Rica sambil mendengarkan Raisyah berbicara dengan mami Widia . Tiba-tiba Raisyah perasaannya tak tenang tapi ia tak tahu ada apa gerangan ? dan Ia ingin sekali menelepon maminya lagi tapi hape sudah dimatikan mami Widia.
Kapten pesawat Andrean yang berkebangsaan Inggris memberitahukan kalau akan ada badai dan meminta penumpang agar tenang dan berdoa agar selamat. Terlihat dari jendela awan gelap siap diterjang , karena pesawat sedang di atas Turkeye dan mendapat angin kencang lalu cuaca berubah-ubah dan pesawat harus melalui Uzbekistan untuk menghindari badai serta petir yang menggelegar . Penumpang amat tegang tak ada yang berbicara semua berdoa memohon keselamatan pada yang kuasa. Karena kehabisan bahan bakar pesawat akhirnya mendarat ke Pakistan yang hanya diperbolehkan isi bahan bakar saja yaitu aviation kerosine/avgas dan segera mengangkasa lagi.
Widia : ” Kita akan menginap di India karena cuaca tak bersahabat ”
Aleksander : ” Ooooh…Tuhan lingungilah hambaMu….” . Andang akhirnya bisa menghubungi papinya , karena berkali-kali menghubungi Zuzanna maupun yang lainnya sulit menerima teleponnya
Andang : ” Pi… bagaimana situasi disana karena ada kabar bahwa pesawat yang ditumpangi papi los kontak..! ” Aleksander menberikan telepon kepada maminya karena Aleksander kurang pahan dengan jalur pesawat.
Widia : ” Kita tak diizinkan tinggal dan saat ini berada di teluk Benggala karena di Burma terjadi badai….” hape mati lagi dan Andang yang masih berada di Andalusia Siliwangi bersama istri dan anaknya merasa cemas karena dedek Rica rewel terus.
Pesawat menuju ke Bandara Udara Medan karena sayap terjadi kebakaran ketika keluar teluk Benggala, terbang malam dalam kondisi sres sampai distres membuat pilot amat tertekan, Widia berbicara pada beberapa pramugari mengenai situasi ruangan kokpit dimana kapten Andrean bersama ko pilotnya amat tegang dan terasa capek sekali karena jelang memasuki Thailand cuaca kembali memasuki badai sehingga kembali menuju arah laut.
Pesawat menukik ke arah laut dan pilot masih bisa mengendalikannya sementara sayap masih terbakar dan karena hujan yang disertai petir mematikan kebakaran tersebut membuat Caxia panik karena pesawat pada waktu itu menukik semua penumpang pada menangis dan menjerit…hatinya terasa amat tertekan penumpang yang menjerit ada yang pingsan sehingga pramugari menenangkannya. Akhirnya sampai mereka ke Bandara Udara Internasional Kualanamu , Pilot mengumumkan kalau selamat dan akan beristirahat di Medan. Penumpang pada lemas dan melepaskan oksigen yang menggantung diatasnya dan telepon terdengar di kanan kiri ruang kabin mereka ada yang mengangkatnya dan menangis ada pula yang tertawa karena sudah selamat dari bahaya. Widia memeluk Aleksander sambil menangis. Chef Rossalia dan chef Anton badannya terasa kaku karena merasa stres dengan kejadian yang baru saja dialaminya lalu sama-sama menangis menggenggam tangannya. Zuzanna menelepon Andang kalau akan menginap di bandara Medan dan ingin segera sampai Semarang.
Kruw pemadam masih memberikan pelayanan menolong membawa penumpang pesawat , Aleksander dipapah keluar dan saling berpelukan dengan penumpang lainnya semua penumpang pada tertidur kelelahan dan ada yang sedang menikmati makanan dan minuman yang tersedia disana. Widia menuntun Zuzanna yang kakinya terkilir karena ingin segera turun , Caxia dan Peter mengikutinya mereka saling berpelukan dan saling menyandarkan badan berjalan mengikuti evakuasi bandara Kualanamu. Tak ada yang tak menangis bila bertemu sesama penumpang dan saling berpelukan. Zuzanna melewati dekat ruang kokpit dan bertemu dengan Andrean pilot pesawat tersebut yang memberikan maaf atas pelayanan yang kurang menyenangkan tapi Zuzanna berasa pilot adalah orang yang memberikan pertolongan yang tiada tara dan memberikan jempol serta terima kasih atas usaha penyelamatan terhadap semua penumpang. Sebenarnya Andrean mengenal Zuzanna dari youtube cade-cafe yang selalu ditontonnya karena sebagai subcribernya.
episode 29 sudah tamatkah?
belum, masih panjang ceritanya