Pelet Cinta episode 37

PT Harum Sari

Raisyah rindu pada simbok di Dieng , Andang mengantarnya dan menginap sehari di sana Basyiah ingin bersama Raisyah malam ini mau membicarakan tenaga kerja.

Basyiah     : ” Rais nambah tenaga ‘gak tempatmu..? ”

Raisyah     : ” Kalau masalah tenaga kerja sudah aku pasrahkan Armansyah karena dia seorang guru dan tahu administrasinya, sedangkan Irwansyah mengurusi pembuatan tempe karena lebih teliti dan masih berfikir baik untuk tenaga kerjanya  ”

Basyiah      : ” Baiklah aku minta bantuannya karena kemarin aku digeruduk tenaga kerja yang menganggur mau bantu ngolah tempe…”

Raisyah      : ” Baik sampaikan saja sama Armansyah…dia kan yang lebih tahu tentang ketenaga kerjaan  ”  Raisyah sambil memberikan pelajaran tambahan untuk anaknya Rica yang masih belajar di paud tapi belajarnya kuat sekali sambil tiduran diatas kasur lipatnya yang dibawa dari Semarang .

Basyiah menelepon Armansyah dan meminta tolong karena banyak warga meminta kerjaan padanya.

Armansyah : ” Yu, aku butuh banyak tenaga tapi mereka harus siap kos …dan disini penuh… jadi sampaikan masih kesulitan tempat kosan.Saat ini ada yang mengelola tempat kosan belum jadi sudah dipesan dahulu…kan pusing aku…”

Basyiah       : ” Tapi masih membutuhkan tenaga buruh atau mandor kan…..mereka  pasti mau ”

Armansyah  : ” La apa disana sudah penuh untuk olahan caricanya…?”

Basyiah         : Kalau olahan Carica diawasi mboke klo pake mengurusi tanamannya dan sudah cukup tenaganya..klo tenaga kerja kang Imron sudah amat cukup….”

Armansyah  : ” Sini butuh tenaganya banyak tapi tidure masih bingung…mang berapa orang…?”

Basyiah         : ” Dua puluh lima orang….umur lulusan SMA dan belum mau sekolah katanya minta kerja dulu baru kuliah…kalau kerja di pertaniannya juga mau apalagi pabriknya wah senang sekali…mereka karena jelas aturannya ”

Armansyah   : “Mending kontrak saja yu …orang-orang itu , kontrak satu rumah berisikan berapa orang terus dibagi yang tinggal dan bayar dimuka…”

Basyiah         : ” Ya harus modal dulu setahun …mau apa’gak karena mereka belum dapat kerja….”

Armansyah  : ” Sekarang itu tenaga kerja harus punya modal, payah klo ngandalkan tenaganya saja pada ngantri….dan untuk tempat tinggal dipabrik hanya aku dan Irwansyah serta tenaga satpam yang jaga yang ada tujuh orang setiap shiffnya  karena mereka selalu berkeliling…dan nantinya akan diawasi cctv ” .

Basyiah         : ” Ya sudah biar nanti tak urusane disini…”

Pagi itu tenaga kerja sudah pada kumpul di depan rumah Basyiah menanyakan bisa apa tidak menerima bantuannya dan Basyiah memberikan keterangan bisa tapi cari sendiri tempat untuk tidur ,jadi mereka harus kontrak dulu disana dan mereka menyanggupinya . Uang pada disetor pada kelompok kerja yang dibagi lima orang lima orang mereka semua menyiapkan uang masing-masing 450.000 hanya untuk kontrak rumah sedangkan makan dan tetek bengek mengambil uang mingguan dari gaji mereka.yang sehari menerima rp 150.000,-  kerja dari pukul 06.30 sampai pukul 16.00 dengan istirahat jam 12.00 sampai pukul 13.oo .

Ketentuan tersebut sudah diketahui dari Waliman yang sudah bekerja di Mranggen selama tujuh bulan  dan sementara sudah menanda tangani kontrak selama tiga tahun .  Mereka mengucapkan terima kasih pada Raisyah ,SE.MM yang telah menerima masukan tenaga kerja di pabrik keripik tempe dan sudah menyiapkan lamaran beserta berupa foto kopi ijazah,KK,KTP serta sudah mendaftar BPJS  ketenaga kerjaan . Sampai di Semarang mereka naik angkot menuju Mranggen  dan berhenti di pabrik keripik tempe yang masih berjalan 300 meter menuju kantor administrasinya.

Waliman melaporkan kedatangan teman-temannya pada Armansyah dan ditest satu-satu selama sepuluh menit per orang karena untuk menentukan penempatan kerja sesuai bakat dan minatnya .Mereka ditempatkan di pertanian kedelainya dan tenaga pabrik sesuai jabatannya ada yang memegang mesin potong tempe, ada yang mengecek pengaturan suhu pemasakkan dan ada bagian fermentasi karena harus membalik-balikkan tempe, ada yang ditaruh bagian penyortiran dan ada bagian pembungkusan kemasan serta menata hasil kemasannya . Mereka diterima semua karena mereka memang tenaga bertani selama di Dieng. Atas bantuan Waliman juga mereka mendapatkan kontrakan seharga lima juta pertahun dan dapat dicicil selama tiga kali. mereka lega semua ternyata kontrakannya masih bisa dicicil. Kamar ada lima perkontrakan sehingga mereka ada yang tidur berdua bahkan bertiga karena mereka mendapatkan tiga kontrakan jadi harus dibagi bersama. Siapa yang mendapatkan satu kamar ya tidurnya sendiri tapi membayarnya paling banyak jadi adil.

Wagimin   : ” Man piye ini aku makannya siapa yang mengatur ..? ”

Waliman   : ” Itu diperempatan ada yang jual makan pagi, siang dan malam , buka dari jam 05.00 sampai jam 20.00 sudah tutup wis pokoknya diatur sendiri kalau sudah dapat kerja digawe anteng saja dan kejujuran disini harus dijamin diri sendiri. okey…aku kerja dulu karena tadi izin sama mas Irwansyah . Rombongan pekerja pada istirahat karena kecapaian dan  mereka pada  kepanasan pada tak bisa tidur karena besok pagi mereka pada kerja semua , mereka segera tidur biar istirahat dan tidak terlambat karena mandor absen  galaknya minta ampun kata Waliman ketika pulang kerja yang langsung makan di warung sederhananya mbak Menik sambil mengobrol sama teman-teman yang barusan datang dan bertanya tentang banyak hal.

Armansyah yang seorang guru melaporkan pada Raisyah tentang kemampuannya tenaga baru dari Dieng yang amat cepat dalam bekerja  serta disiplin dalam bekerja cuma ini masalah pribadi mereka yang kurang bawa uang sehingga Armansyah harus membuka koperasi untuk mereka yang belum masuk satu bulan kerja karena sudah banyak yang ngebon .

Raisyah   : ” Kalau mereka kerjanya baik bolehlah…tapi apakah tidak mengganggu tenaga kerja lainnya yang belumsatu tahun..? ”

Armansyah : ” Itulah kak, mereka terpaksa aku masukkan semua toh dipotong dari hasil kerjanya…? ”

Raisyah        : ” Baiklah , terus koperasi siapa yang handel…apakah Watik administrasi  merangkap gudang…?”

Armansyah  : ” Iyalah…terpaksa dia yang urusi dan koperasi dibukanya pas jam istirahat…biar bisa terjaring semua yang bon ”

Raisyah        : ” La terus jam istirahatnya kapan ….? ”

Armansyah  : ” Aku bagi dua pas dia istirahat jam 11.30 kan neteki anaknya di rumah sampai jam 13.30 aku kasih ekstra istirahat selama satu jam biar dia bisa neteki anaknya “.

Raisyah        : ” Apakah rumahnya dalam jangkauan…? ”

Armansyah  : ” Rumahnya sini juga dekat kantor dan dijemput suaminya yang tukang kredit barang ”

Raisyah        : ” Owh…baiklah yang peting tak ada kendala di pabrik….terus untuk pengiriman ke negara Nigeria apakah bisa dilayani kapan…? ”

Armansyah  : ” Bisa kak…, akhir bulan ini akan mulai kirim awal dan stock kedelai berlimpah , bahkan untuk dalam negeripun mengalami peningkatan pendapatan dan yang lokalan Semarang mereka bersedia mengambil sendiri di sini bahkan sampai Solo dan Surabaya karena Devisi Marketing memberikan diskon pembelian dan kita tak memerlukan jasa ekspedisi di Surabaya sehingga mengurangi tenaga kerja.

Raisyah       : ” Baik Armansyah , Pak Mamat sudah menjalankan perintahku…terima kasih , kakak akan ke Mranggen tiap hari Selasa…” .

Armansayah  : ” Oke kak selamat bekerja…”

Raisyah membuka laptopnya dan menyatat kemajuan kerjanya ” PT  Harum Sari ” yang bekerja sama dengan Andalusia dan beberapa pentholan di Semarang terutama rekan kuliah Raisyah sesama di Fakultas Ekonomi Undip .

Chef Prita agak merosot pendapatannya dikarenakan ada kendala perbankan di Los Angeles terpaksa Raisyah dan Andang menyuplai dana tambahan sehingga Andalusia bisa tegak kembali dalam peredaran keuangannya, karena saat ini Amerika sedang mengalami krisis keuangan. Tapi pemerintah disana tetap memperhatikan warganya dan ekonomi tetap jalan walaupun terseok-seok. Raisyah melakukan riset tentang keuangan yang ada diAndalusia Los Angeles dan di ijinkan Andang , karena demi kelancaran usahanya yang terjauh. Untung saja ada PT Harum Sari yang cukup eksis walaupun berumur baru satu tujuh bulan, tetapi hasilnya bisa meraup rupiah


Pelet Cinta

Pelet Cinta

Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2021 Native Language: Indonesia
Lagu Didi Kempot feat Yan Vellia berjudul  Perawan Kalimantan menemani Raisyah yang sedang belajar di kosannya. Karena merasa jenuh Raisyah mengikuti lantunan lagu itu lewat headset yang disambung ke hape. Raisyah anak ke-2 dari lima bersaudara yang asli Dieng Wonosobo demi melanjutkan sekolahnya yang sudah hampir lulus SMA tahun ini. Meskipun orang tuanya dibilang kurang mampu tapi Raisyah harus jadi orang, ia tak perduli apa gunjingan orang...Raisyah masih ingat ketika ikut Basyiah kakak perempuannya menjadi Pembantu Rumah Tangga sampai Raisyah mendapatkan sekolah SMA swasta  di Semarang dan menjual kalung pemberian ibunya untuk mendapat sekolah yang diharapkan. Meskipun majikan Basyiah tak setuju Raisyah tinggal bersama kakaknya karena membuat Basyiah tak konsisten dalam bekerja selalu keluar rumah mengantarkan adiknya ketempat yang belum pernah Ia datangi, tapi Raisyah mohon pada majikan Basyiah sampai Raisyah mendapat pekerjaan serta ikut membantu Basyiah bersih-bersih dan gak usah di gaji karena Raisyah hanya menumpang sementara Sekolahan swasta amat mahal biayanya dan Ia harus segera mendapat pekerjaan , Raisyah ditawari kakaknya Maria teman sekolahnya sebagai pelayan cafe bekerja tiap jam 16.00 sampai jam 24.00 kebetulan kerjanya bareng dengan  mbak Dewi kakaknya Maria dan Raisyahpun  setuju kerena cafe itu amat butuh tenaga . Penasaran dengan kelan jutannya? yuk segera disimak cerita dibawah ini.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset