Dari Telaga Warna Andang melajukan mobilnya naik langsung ke Dataran tinggi Dieng. Disana Andang lebih banyak menjumpai carica dengan merk dagang berlainan tapi cita rasa sama. Raisyah tersenyum-senyum sendiri dan ikut mengincip carica.
Andang : “Kalau carica buatan simbok rasanya bagaimana Rais..?”
Raisyah : “Samalah….buahnya kan sama…?” sambil makan manisan carica Raisyah menjelaskan pembuatannya, Andang senang karena Raisyah sepertinya ahli.
Raisyah : “Simbok yang ahli karena sering dimintain pesenan dan punya pohon banyak untuk usaha, disamping rumah, belakang rumah diperbatasan kebun kentang maupun pinggir sungai dimanfaatkan untuk tanaman carica.
Armansyah : “Carica simbok jempol..enak dan manis….” sambil menunjukkan ibu jarinya Armansyah membuktikan kalau manisan carica simbok paling enuak, Andang berfoto ria berempat kalau tadi berlima dengan spot foto yang indah pemandangannya. Imron mengejar Basyiah yang lagi berfoto dengan Raisyah dan Armansyah, dengan sepeda motornya Imron akhirnya sampai.
Imron : “Aku jangan ditinggalin fotonya dong….”.
Basyiah : “Katanya libur..kok masih urusin kerjaan terus …”. Basyiah anyel
Imron : “Maafin ya…Basyiahku yang manis….tadi ada sedikit keruwetan…tapi dah beres kok…” Basyiah memaafkannya, lalu dah fotoan lagi. Andang memeluk Raisyah sambil berselfi , Raisyah nampak malu…tapi hatinya berbunga sementara Andang sendiri mencoba mululuhkan hatinya Raisyah. Armansyah diajak Basyiah makan bakso karena Imron calon suami Basyiah kelaparan. Raisyah ikutan turun tapi Andang ingin membelikan selendang untuk simbok dan bapak juga kaos buat adik-adik Raisyah, Armansyah berlari menuju Andang untuk ikut memilih kaos yang disukainya.
Armansyah : “Kak Andang , Arman boleh pilih kaos terbaik..?”.
Andang : “Iya…ayo pilih mana yang disukai…”. tapi Arman tak menemukannya karena pilihan Armansyah adalah kaos candi Arjuna, tapi penjual itu memanggil-panggil temannya dan meminta dua kaos dan Raisyah ikut mencarinya. Akhinya dapat tapi cuma tinggal satu. Armansyah suka sekali dan kaos itu ia bawa sendiri katanya takut hilang. Karena hari ini hari Jumat Imron mengajak Jumatan sambil jalan pulang.
Armansyah memamerkan kaosnya yang dipakai Jum’atan tadi pada simboknya, sambil menari ala wayang orang.
Simbok : ” Lo…tadi itu pada pergi ke Dieng apa ke Candi Arjuna….? tanya simbok keheranan melihat Armansyah pencalitan dari kursi ke kursi, lagi pula Arjuna kok pencalitan…”
Armansyah : “Ini judule Anoman cari buah carica mbok”.
Basyiah : “Mbok…, ini dibelikan mas Andang selendang sama bapak biar gak kedinginan dan ini Hermansyah kaos Telaga Warna” Ibu senang diberikan selendang karena sudah lama ingin punya selendang baru untuk melindungi lehernya.
Simbok : “Lo ini Mas Andang sama adikmu Raisyah dimana….kok tak kelihatan ?”
Basyiah : “Di samping, lagi muter rumah mbok….lihat pohon carica”. Simbok melihat mereka Raisyah dan Andang sedang melihat keatas memperhatikan pohon carica yang berbuah lebat.
Simbok : “Nak Andang…masuk dulu….ini lo incipin manisan caricanya simbok…enak gak…?, Simbok sudah menyiapkan urap daun kenikir dan kemangi serta tempe goreng juga ikan asin, kalian pasti lapar ” Andang masuk lewat pintu belakang sambil cuci muka dan kaki .
Imron dan Basyiah sudah menunggu Raisyah dan Andang
Imron : “Ayok mas Andang dan dik Raisyah kita makan…?!”
Basyiah : “Iya monggo.., mbok….simbok….ayo to…..gage…keburu laper nih….”.
Simbok : “Simbok sama bapakke ni makan di belakang sambil ngolah carica”. Imron bicara banyak tentang buah carica sambil makan urap yang dilengkapi telur rebus.
Andang : ” Heeemmm….. nikmat , cocok sekali sama hawanya yang dingin”. Simbok mendekatkan manisan buah carica yang sudah ditambahi es.
Andang : “Mbok nikmat banget caricanya….kalau Andang pesan seminggu sekali bisa gak ya…..?”
Raisyah : “Biar Yu Basyiah yang urus mas…sekalian harganya, karena ini usaha simbok sama bapakke, lagi pula Yu Basyiah cita-citanya ingin jadi seperti chef Andang”.
Andang : “Oke..baiklah Raisyah….makasih…”. Andang mengatakan kalau besok akan pulang tapi sekalian bawa manisan carica. “Saya sudah beli carica buat oleh-oleh, sedangkan olahan mboke saya pakai buat usaha cafe.
Simbok : “Alhamdulillah nak Andang suka hasil usaha simbok semoga bisa lancar terus…dan bisa menjadi langganan terus….aamiin…”.
Andang menikmati manisan carica lalu berdiri dan melihat ke dapur ,
Andang : “Tadi memasak berapa kilo mbok..?” simbok mendekat,
Simbok : ” Satu karung zak, sekitar 25 kilo nak Andang”.
Andang : “Pantas…besar dandangnya….., kok masih di dandang belum dipindah ke waskom mbok..?”
Simbok : “Nanti orangnya sendiri yang mindahin …nak”.
Andang bersama Raisyah mencoba membuat resep baru yang diberi nama “Carica oriental” ada kolang-kalingnya dan cincau plus susu bisa diminum kapan saja dan di konsumsi segala umur, lebih baik diminum dingin karena akan menambah gairah serta semangat. Andang naik turun Dieng-Wonosobo demi adonan mantap dan dapat menurunkan panas badan, karena waktu membuat Irwansyah sakit panas dan kecapaian lalu diberikan Carica Oriental panasnya bisa turun.
Pagi ini Raisyah memberesi pakaian dan persiapan pulang, Ibu dan Basyiah mengolah carica yang akan dibawa ke Semarang sambil menyuapi Hermansyah adiknya yang masih berumur lima tahun, Andang masih we a nan sesama chefnya mereka semua pada suport Carica Oriental. Andang membeli plastik kemasan lima kilo untuk membagi carica di empat tempat yaitu Cafe Andalusia di Ungaran, di Gombel Semarang, Siliwangi Semarang dan Krapyak Semarang, semua chef akan kumpul di Cafe Andalusia Siliwangi untuk menguji resep Carica Oriental dari Chef Andang hari Minggu jam 10.00.
Sabtu, jam 12.00 Carica sudah matang lalu di pisahkan antara buah dan larutan, Andang mengambil timbangan untuk membagi buahnya yang masing-masing lima kilo dan untuk latihan lima kilo juga semua dimasukkan dalam kontainer yang berada di bagasi larutannyapun dibagi sama dan dimasukkan di bagian atas kontainer lalu ditutup. Carica Oriental yang sudah jadi dimasukkan ke kontainer lain disampingnya ada carica kemasan yang beli di Dieng dan Telaga Warna.
Imron calonnya Basyiah masih ngobrol sama Andang dan Bapakke merencanakan masa depan, disaat itulah Andang mengatakan rasa keinginannya menjalin kasih sama Raisyah kalau Raisyah sudah lulus sekolah. Pak Rasipan berpesan pada Andang, ” Titip pesan agar Raisyah dijaga jangan sakiti hatinya dan wujudkan cita-citanya menjadi Sarjana Pertanian”. Andang baru mengerti cita-cita Raisyah dari Pak Rasipan. “Inggih Pak, insyaAllah akan saya ingat nasihat bapakke”.
Raisyah membayar pengeluaran carica dan memberikan keuntungannya serta tenaganya.
Raisyah : “Piye mbok ini masih kurang ?, jangan rugi kalau jualan”.
Simbok : “Waaaahh..akeh temen…wis..cukup ndok….”
Andang : “Mbok…terima saja hasil jerih payah simbok, besok atau lusa nanti biar dikabari Raisyah kalau membutuhkan carica lagi”.
Simbok : “Iya nak Andang ini sudah melebihi keuntungan, terima kasih sudah ngelarisin carica simbok”.
Andang , Raisyah dan Basyiah pamit pada bapakke dan simbok juga mas Imron dan adik-adiknya, serta tetangga sebelah pak Rasipan.
Honda Civic 2010 mulai menuruni jalan Raya Dieng menuju PLTA Garung dan melaju ke arah Wonosobo , lalu beristirahat di Soto Ayam pertigaan Temanggung untuk makan soto dan minum teh hangat yang khas Temanggung. Mereka amat puas dengan satu menu yang lain dari yang lain. Sampai Bawen terjadi kemacetan karena ada kecelakaan , untung polisi sigap mengatasi kesemrawutan sehingga kemacetan bisa teratasi kembali. Andang menelepon chef Prita tentang cafenya dan dijawabnya masih masuk batas ambang pendapatan meskipun menurun.
Andang masuk jalur Ring Rood Salatiga yang tak begitu ramai dan masuk tol menuju ke pedurungan ke arah Siliwangi. Sampai di Andalusia jam 18.00. Baba keamanan Andalusia membantu menurunkan kontainer Carica dan diletakkan diruang bahan baku yang ber ac. Raisyah dilarang membantunya nanti malah mengganggu situasi. Chef Andang meminta kunci cadangan pada Baba untuk acara besok siang yang sudah dikonfirmasi bos Ratih.
Basyiah diantar ke Wiroto sambil membawa oleh-oleh manisan carica. Bu Lanjar menyuruh Raisyah menginap ke Wiroto dulu tapi karena masih ada keperluan maka ditunda lain waktu. Raisyah memasukkan carica di kulkas dibantu Andang dan membagikan pada satpam keamanan kosan.
Andang mencium pipi Raisyah yang sudah menuntunnya di hari-hari yang cerah ini, meski agak malu Raisyah tersenyum dan pipinya merona.