Pelet Cinta episode 8

Dieng Indonesia

Mami Widia menunggu Andang dan Raisyah ,Basyiah membuatkan teh hangat dan di taruh di penginapan Lestari. Zuzanna menikmati teh hangat yang sudah diseduh Basyiah terasa  beraroma hangat dan nikmat. Mami Widia berharap Raisyah dan Andang segera menikah tapi Raisyah ingin kuliah dulu dan setelah lulus baru menikah.

Andang         : “Mami…Raisyah masih 18 tahun, dan belum lulus ujian, mungkin harus menunggu tujuh tahun lagi kami menikah”.

Mami Widia : “O Oh jadi Raisyah masih delapan belas tahun, kapan ujiannya…?”

Raisyah         : “Akhir tahun ini mami, dan Raisyah akan melanjutkan kuliah sampai lulus baru menikah”.

Mami Widia : “Yaahh…terserah kalian saja baiknya….menurutmu bagaimana Andang”.

Andang          : “Andang sudah cukup umur mi…kapanpun siap…usaha juga sudah ada , pendapatan okey”.

Raisyah         : “Tapi aku ingin mendampingimu , dan menjagamu dalam posisi seimbang sehingga engkau akan merasa nyaman punya istri berpendidikan”. Mami Widia diam dan mengernyitkan alis matanya.

Zuzanna        : ” Kak Raisyah itu mami pingin punya dedek dari kak Raisyah”.

Raisyah         : “InsyaAllah….aamiin..”. Zuzanna memeluk Raisyah

Imron datang dan membicarakan pernikahannya dengan Basyiah di rumah

Basyiah          : “Mas…, kita salah kerena belum cerita pada Raisyah kalau tanahnya kita pinjam…aku merasa tak enak…, Raisyah itu penurut..apa yang aku bilang tak pernah menolaknya….dan akupun percaya kalau Raisyah pasti iklas…cuma …tanah itu bekal kuliahnya….”.

Bapak             : “Ora popo nduk… nanti kita bantu biaya kuliahnya…toh waktunya masih lama…”

Basyiah           : “Tapi…kelihatannya keluarga mas Andang berharap segera menikahi Raisyah…aku tadi dengar pembicaraannya, aku jadi tak enak mendengarnya…”

Bapak              : “Ya sudahlah…nanti bapak tak minta bantuan nenek dan kakek….tanah Raisyah tak usah diperpanjang dan angsuran mobil kan yang angsur Imron dan juga pendapatan penginapan untuk ngangsur pembangunan rumah itu”.

Simbok           : “Kamu tinggal di rumah bapak dan simbok dulu sampai rumahmu lunas Basyiah”. Begitu leganya hati Basyiah karena tak jadi memperpanjang tanah milik Raisyah untuk biaya perkawinannya.

Chef Prita menelepon kalau persediaan carica amat menipis, Raisyah meminta simbok untuk mengirim carica 50 kg ke Andalusia Siliwangi tapi persediaan dadakan tinggal 25 kg .

Simbok           : “Piye nduk tak kirim 25 kg dulu ya…ini masih manen pohon carica di tepi sungai tegalan nenek, besok baru diolah”.

Raisyah           : “Sip….. , matur nuwun mbok…untung masih ada persediaan”.

Simbok           : “Jare nak Andang suruh nyetok kalau usaha ingin maju dan sukses…pinter yo nak Andang biso nambah ilmu simbok ro bapak” .

Raisyah mengecek Carica di dapur dan memang masih ada 25kg yang sudah dikemas plastik besar sesuai arahan Andang dan  beberapa Carica kemas oleh-oleh untuk lokalan yang sedang di kemas Romadhon sepupunya Imron yang disuruh bekerja membantu simbok  dan bapak oleh Imron. Basyiah turun dari mobil menurunkan buah Carica yang baru saja di panen.

Raisyah          : “Yuu…, ikut panen ya….”.

Basyiah          : “Eh Raisyah….iya nih, tapi belum selesai panennya ..”.

Raisyah          : “Aku ikut ya sama Zuzanna karena tadi pesan mau ikutan lihat kalau panen”.

Basyiah           : “Iya ayooo….mumpung  masih angkatan pertama…” Imron masih menyetir lalu menurunkan tiga karung carica dan diangkat Romadhon menuju belakang dapur tempat mengupas buah Carica.  Zuzanna dan mami Widia berganti menggunakan celana panjang juga Raisyah dan meminta sarung tangan persediaan penginapan, Raisyah mengikat rambutnya. Basyiah membawa makanan rantangan yang sudah disiapkan simbok untuk makan siang. Sampai di lokasi Imron pamit untuk bekerja dan akan kembali lagi untuk makan siang.

Widia, Andang, dan Zuzanna senang sekali melihat buah Carica pada ngumpul di bawah pohon dan terlihat kakek masih memanen sedangkan nenek mengumpulkan buah Carica ke dalam zak. Basyiah menyuruh nenek istirahat sambil makan singkong rebus. Zuzanna memasukkan buah Carica dan berfoto sama Raisyah lalu dikirimkan ke papinya di Polandia. Andang ikut memetik buah Carica yang sudah menua dan kuning, Raisyah memotretnya. Mereka semua nampak bahagia.

Papi Zuzanna,  Aleksander Kwasnieski melakukan videocall Mami Widia dalam bahasa Polandia dan melihat panen Carica lalu Zuzanna ikut bicara dan memamerkan buah Carica, papi Aleksander ingin melihat Andang yang sedang memanen buah Carica  bersama Raisyah dan mengenalkan simbok dan bapak yang barusan datang sambil membawa ikan bakar buatan adiknya yang panen ikan dan bapak ikut membantunya tadi dan langsung membantu mengumpulkan buah Carica .

Karena letaknya berseberangan sungai dan juga dipinggiran tegalan jadi pada berpencar, bapak mengangkati dibantu Andang dan Imron yang sudah datang ikut mengangkati pula. Lalu mereka pada makan siang bersama. Mami Widia senang sekali makan urap ada ikan bakarnya juga, lebih-lebih Zuzanna tak pernah makan urap sungguh amat nikmat sekali ada kerupuk gendarnya telur rebus dan ikan asin( gereh pethek ) .

Zuzanna         : “Wow…makanan ini aneh…tapi enak ada asin dan gurih juga manis” Papi Aleksander menelepon lagi lewat vidiocall karena tadi penasaran dan sekarang tambah penasaran lagi karena ngumpul banyak orang.

Zuzanna          : “Papi ayo ke Dieng Indonesia …kita masih pada makan nih”. Andang memperkenalkan Bapak , Raisyah, kakek, nenek juga Imron, dan Basyiah lalu menunjukkan makanan yang namanya urap juga ikan bahar.

Zuzanna dalam bahasa Polandia mengatakan kalau di Dieng sangat enak udaranya dan penduduknya amat ramah, airnya jernih jadi tadi mencuci tangan dan kaki tak perlu ke kamar mandi ..cukup di sungai kecil di tegalan atau kebun Carica. Papi Aleksander pasti akan ke Dieng Indonesia kalau pas liburan dan akan tinggal di rumah Raisyah beberapa waktu. Papi Raisyah seorang kontraktor dan amat sibuk tapi ingin ke Dieng untuk mencicipi Carica.

Separoh panenan sudah masuk mobil dan membawa kakek dan nenek serta bapak, Romadhon sudah menunggunya.

Romadhon      : “Lo gadis Polandia kok belum pulang kang..?”

Imron               : “Gadis itu masih keceh ning kali….”.

Romadhon      : “Itu masih anak-anak..?  umurnya baru 10 tahun…..bener itu kang….?”

Imron               : “La pancen kok…mbok kiro podo Raisyah…?” Sambil mengangkati karung pak Rasipan membantu simbok mengecek pesenan carica Andang yang kurang 25 kg dan Romadhon disuruh lebih cepat lagi mengolahnya, lalu pesanan lokalan  dan terakhir kemasan kecil untuk toko-toko. Romadhon diajak mengambil sisa panenan dan bapak serta kakek membantu mengupas carica lalu memisahkan biji-bijinya dan memasaknya. Ibu dan Basyiah memotong-potong carica dan memasaknya pula lalu bapak menunggu Imron lagi. Mami Widia dan Zuzanna duduk di depan, Andang ,Raisyah dan Romadhon di belakang mereka turun ,  Romadhon juga Andang menurunkan zak carica dan bapak mengangkatnya bersama-sama.

Zuzanna langsung mandi lalu mami Widia dan Raisyah mandi di rumah lalu Andang menyusul . Ibu menyaring rebusan biji carica mami Widia memperhatikan dan Zuzanna memvidiokan moment tersebut. Andang minta makan lagi karena masih lapar dan Raisyah menemaninya. Karena tadi banyak makan sayurnya sekarang lapar lagi bapak juga ikut nambah akhirnya semua ikut nambah. Mami Widia  minta diambilkan makan Raisyah persis yang dimakan Andang dan menambah kerupuk gendar.

Mami Widia   : ” Andang, mami besok harus sudah cek out dan lusa sudah balik ke Polandia, kira-kira masih ada liburan gak ya Raisyah..?”

Andang            : “Raisyah  Senin sudah sekolah dan bekerja lagi”.

Mami Widia    : “Andang tolong perhatikan Raisyah…jangan sampai kamu ganti cewek, mami sudah cocok dengan keluarganya”.

Andang            : ” Alhamdulillah..inggih mi…”. Andang amat bahagia sekali yang merupakan kabar terindah selama ini”.

Andang meminta kwitansi pembayaran pada Basyiah atas pelayanan yang amat baik, tapi Raisyah menolaknya karena Raisyah yang telah membantu penginapan itu menjadi seperti ini. Basyiah malah memberikan oleh-oleh carica dan bubuk porwaceng setengah kilo bila mengalami kedinginan agar meminumnya.

Mami pamitan pada calon besannya dan akan menindak lanjuti pertemuan yang akan datang, Raisyah minta doa bapak dan simbok agar sekolahnya lancar dan lulus dengan memuaskan, Andang mengucapkan terima pada Basyiah sudah membuat maminya bahagia.

Zuzanna       : “Terima kasih semuanya Zuzanna akan amat merindukan kalian semuanya..dagggg…” .

Mami Widia memeluk mbok Syaroh dan Basyiah dan segera melanjutkan perjalanan ke Semarang.

Mami Widia   : “Raisyah mami amat bahagia sekali berkenalan dengan keluargamu dan kakakmu Basyiah amat baik hati memberikan oleh-oleh dan bisa melihat panen Carica.., wis pokoknya kami amat bersyukur Andang mengenalmu pada kami. Raisyah tersenyum dan menatap Andang dengan amat bahagia.Raisyah duduk di depan mendampingi Andang, Mami Widia duduk di tengah dengan Zuzanna.


Pelet Cinta

Pelet Cinta

Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2021 Native Language: Indonesia
Lagu Didi Kempot feat Yan Vellia berjudul  Perawan Kalimantan menemani Raisyah yang sedang belajar di kosannya. Karena merasa jenuh Raisyah mengikuti lantunan lagu itu lewat headset yang disambung ke hape. Raisyah anak ke-2 dari lima bersaudara yang asli Dieng Wonosobo demi melanjutkan sekolahnya yang sudah hampir lulus SMA tahun ini. Meskipun orang tuanya dibilang kurang mampu tapi Raisyah harus jadi orang, ia tak perduli apa gunjingan orang...Raisyah masih ingat ketika ikut Basyiah kakak perempuannya menjadi Pembantu Rumah Tangga sampai Raisyah mendapatkan sekolah SMA swasta  di Semarang dan menjual kalung pemberian ibunya untuk mendapat sekolah yang diharapkan. Meskipun majikan Basyiah tak setuju Raisyah tinggal bersama kakaknya karena membuat Basyiah tak konsisten dalam bekerja selalu keluar rumah mengantarkan adiknya ketempat yang belum pernah Ia datangi, tapi Raisyah mohon pada majikan Basyiah sampai Raisyah mendapat pekerjaan serta ikut membantu Basyiah bersih-bersih dan gak usah di gaji karena Raisyah hanya menumpang sementara Sekolahan swasta amat mahal biayanya dan Ia harus segera mendapat pekerjaan , Raisyah ditawari kakaknya Maria teman sekolahnya sebagai pelayan cafe bekerja tiap jam 16.00 sampai jam 24.00 kebetulan kerjanya bareng dengan  mbak Dewi kakaknya Maria dan Raisyahpun  setuju kerena cafe itu amat butuh tenaga . Penasaran dengan kelan jutannya? yuk segera disimak cerita dibawah ini.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset