Pelet Hitam Pembantu episode 26

Chapter 26

“Hah!!”

Tampak terperanjat dokter Andri, Laras serta Bu Medi dengan penemuan benda-benda aneh tersebut.

“App…apa ini Kong?”

Tanpa menjawab, Kong Bitun segera melepaskan tali yang mengikat sebuah kantong hitam.

“Awas! Jangan sampai ada yang terkena walau hanya setitik.”

“Bisa fatal akibatnya.”

Segera mereka mundur demi mendengar peringatan Kong Bitun. Sudah naluri bagi setiap mahluk hidup untuk menjauhi bahaya.

“Krek!”

Terbukalah sudah kantong hitam itu. Dituangkan isinya. Terlihat gumpalan tanah-tanah coklat kehitaman serta beberapa potong tulang kecil.

“Tanah?” gumam dokter Andri.

“Apakah ini tanah kuburan?”

“Benar sekali. Dan kau tahu ini apa?” tanya Kong Bitun seraya menunjuk potongan tulang kecil diatas meja.

“Apakah itu tulang kucing Kong? Tulang Kucing hitam Afrika?”

Kong Bitun menggeleng pelan.

“Sayangnya bukan. Itu tulang bayi albino. Salah satu sihir terjahat yang tercipta di muka bumi.”

“Sungguh bukan hal sembarangan untuk bisa menguasai sihir tipe ini. Dayanya beberapa kali lebih kuat dibanding sihir tulang kucing hitam. Dan maharnya pun sangat berat. Beberapa diantara pemiliknya harus menyerahkan jiwa orang yang paling mereka sayangi.”

“Barang siapa terkena olehnya, maka ia akan seumur hidup menjadi hamba si pemilik.”

“Kecuali ia memilih untuk mati.”

Degh! Seketika ketiga orang itu tercengang ngeri. Berbagai bayangan buruk menghampiri angan mereka.

“Ini belum seberapa. Karena tadi saat digeledah ruangan atas kalian, ternyata ruangan itu sudah menjadi tempat persemayaman berbagai mahluk tak kasat mata.”

“Berat untuk membersihkannya dalam waktu cepat.”

“Setidaknya butuh waktu lama untuk bisa benar-benar bersih.”

“Dan selama itu, apa yang akan terjadi Kong?”

Kong Bitun kembali menghela nafas panjang.

“Aku tak yakin benar. Tapi satu yang pasti mengenai kondisi wanita cantik ini…” ucap Kong Bitun seraya matanya menatap melas pada Michelle.

“Ya Kong. Apa yang akan terjadi padanya?”

“Dia telah ternodai oleh mahluk itu. Tak lama lagi ia akan segera mengandung janin mahluk itu.”

“Aku bisa merasakan getaran-getaran halus dari rahimnya.”

Astaga!

“Lihat bercak-bercak merah pada bagian perut sebelah kirinya itu!” ungkap Kong Bitun seraya menyingkap kain penutup tubuh Michelle. Sementara wanita itu masih terus terpejam pingsan.

“Itu adalah tanda bahwa dia telah ‘ditandai’. Tak mungkin ia lepas dari cengkeraman mahluk itu.”

Dokter Andri, Bu Medi dan Laras sontak tersentak kaget, hingga hampir saja tubuh Bu Medi yang sedikit besar itu terlonjak kaget kalau saja tak ditahan oleh dokter Andri.

“Ia akan mengandung janin iblis?” Bu Medi bertanya dengan nada tak percaya.

“Bukan iblis Bu. Tepatnya, janin genderuwo. Mahluk yang tadi telah menyetubuhinya.”

Degh! Bu Medi lemas mendengarnya. Seumur-umur baru kali ini ia mendengar berita sehoror itu. Bahkan selama di Amerika beberapa tahun belakangan ini, nyaris tak ada berita tentang mahluk gaib yang menyukai manusia. Namun kini, belum genap tiga hari ia di tanah air, tiba-tiba saja peristiwa seseram itu menimpa bakal menantunya. Bu Medi cemas dan bingung, bagaimana harus mengatakan pada sahabatnya, ibu dari Michelle?

“Lalu, apa yang harus kami lakukan Kong?” pelan Bu Medi bertanya, seraya tangannya mengusap air mata yang tiba-tiba saja sudah mengalir.

“Hhhhhhhhhh….”

Terlihat asap rokok lisong Kong Bitun memenuhi ruangan. Bu Medi mundur sedikit agar tak terbatuk. Ia memang alergi asap rokok sedari muda dulu.

Beberapa saat lamanya Kong Bitun diam tak menjawab. Hanya saja nada suara dan air mukanya memancarkan kekhawatiran yang teramat dalam.

“Apa Kong?” desak Bu Medi menginginkan jawaban.

“Tak ada Bu. Saat ini membiarkannya adalah jalan terbaik. Justru mencabut janin itu beresiko membuatnya mati. Karena saat ini darah mahluk itu dan darahnya telah bersinergi. Bersatu membentuk kehidupan baru. Kehidupan manusia silang.”

“Menghilangkan satu unsur akan menjadikan unsur lainnya mati. Dan itu tentu tak diinginkan kita semua bukan?”

Bu Medi dan dua anaknya Hannya manggut-manggut tanda mengerti. Bagaimanapun memang tidak disediakan pilihan lain. Mau tak mau itu yang harus mereka lakukan.

“Tapi membiarkan janin itu tetap bersemayam bukankah sebuah perbuatan kejam? Dia manusia Kong.” Bu Medi mencoba negosiasi.

“Benar. Tapi apa ibu lebih memilih kematian daripada kehidupan?”

“Toh, siapa tahu setelah kelahiran jabang bayi itu, mudah-mudahan pengaruh mahluk itu akan berkurang. Atau bahkan hilang sama sekali.” ujar Kong Bitun memberi sedikit harapan.

“Aamiin!” ucap dokter Andri dan Laras serta ibunya hampir bersamaan.

“Jadi, bagaimana langkah kita selanjutnya Kong?” tanya dokter Andri lagi.

Sesaat Kong Bitun tampak kembali menatap wajah cantik Michelle.

“Apakah dia bisa disadarkan kembali?”

Laras yang sedari tadi terdiam angkat bicara. Apalagi dilihatnya sudah cukup lama Michelle pingsan. Tak kurang dari tiga jam lamanya gadis cantik berambut pirang itu terpejam saja. Dan belum ada tanda-tanda akan segera bangun.

“Bisa. Tentu saja bisa.”

“Tapi, tolong jangan kaget kalau nanti dia bangun tidak lagi seperti biasa.”

“Akan ada perubahan yang signifikan.”

Diambilnya segelas air putih. Dan setelah dibacakannya beberapa ayat Al-Quran, diusapkannya air adem itu pada wajah Michelle.

“Nah, setelah dia bangun nanti, berikan air ini untuk dia minum.” ucap Kong Bitun lagi seraya bersiap-siap untuk beranjak pergi.

Setengah jam kemudian, bangunlah Michelle dari tidur panjangnya.

“Uuuuuuuhhhh…” tangannya terulur menggeliat. Dirasakannya sakit mendera setiap inchi tubuhnya.

“Bu Medi, Andri, Laras…?”

“Apa yang terjadi denganku?”

Matanya mulai meneliti sesiapa saja yang ada disana. Nanar menatapi setiap inchi dari sudut ke sudut, sampai akhirnya batinnya kembali kacau mendapati tubuhnya yang hanya tertutup selembar kain tipis.

Laras mulai menceritakan apa yang sudah terjadi dengan dirinya. Apa yang sudah dilakukannya tadi di gudang atas. Semua sudah diceritakan, kecuali soal dirinya yang akan mengandung janin genderuwo. Karena Laras yakin benar Michelle tak akan mempercayai ucapannya. Ia lahir dan besar di Amerika. Tak mudah membuatnya mempercayai hal-hal semacam itu.

“Ahhhh….”

Matanya memerah dan mulai menitikkan air mata.

“Sudah ya. Sudah. Nggak papa. Ada kami disini.”

Michelle makin menangis. Ia merasa malu dengan kondisinya. Bagaimana bisa ia berbuat begitu memalukan?

Bu Medi memeluknya erat. Ia sudah merasa Michelle seperti anaknya sendiri. Ia harus bisa menjaga Michelle sebagaimana ia menjaga anaknya sendiri.

Disusutnya air mata yang lagi-lagi mengalir dengan selembar tissue, sebelum akhirnya ia berkata,

“Baiklah Michelle. Sekarang coba kau ceritakan kepada ibu, apa sesungguhnya yang terjadi. Bagaimana kau bisa tersesat disana.” ucap Bu Medi dengan sabar.

Lalu, Michelle pun menceritakan bahwa saat itu, pada saat jam menunjukan pukul lima, saat ia sedang berkemas untuk mandi, tiba-tiba hadir di belakangnya orang yang sangat ia cintai, dokter Andri.

Ia mengatakan bahwa ada sesuatu yang mau ditunjukkan kepadanya. Tapi syaratnya harus tanpa sepengetahuan orang lain. Hanya mereka berdua.

Awalnya, ia tak mau. Ia merasa segan dan malu. Terlebih ia masih merasa asing dengan lingkungan rumah itu. Namun desakan dan rayuan dokter Andri berhasil meluluhkan Michelle.

Awalnya dokter Andri menutup kedua matanya dengan selembar kain, kemudian dituntunnya oleh dokter Andri ke suatu tempat. Dan ditempat itu, saat dibukanya ikatan mata dari kain hitam itu, seketika Michelle terkejut.

“Apakah semua ini untukku?” tanyanya dengan terkejut.

Seraya tersenyum lebar, dokter Andri mengangguk-angguk kepala, dan berkata,

“Tentu. Kaulah ratuku. Apapun akan kuberikan padamu.”

“Tapi, ada syarat yang harus kau penuhi Sayang?”

“Apa?!”

Terus saja dokter Andri membujuk rayu, hingga akhirnya Michelle pun terlena, dan mereka melakukan perbuatan suami istri.


Pelet Hitam Pembantu

Pelet Hitam Pembantu

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2021 Native Language: Indonesia
Sekonyong-konyong sebuah tas pakaian besar sarat isi menimpa tubuh mungil wanita berambut sebahu itu. Tak dikancingkannya retsleting dengan benar, hingga sebagian isinya berhamburan keluar."Aduh!"Wanita itu urung menutup wajah dan tubuhnya dari lemparan tas besar, hingga sempat mengenainya dan membuat tubuhnya tampak sesaat limbung, dan kemudian terjatuh duduk dengan lutut menghantam aspal jalanan.Penasaran dengan kelanjutannya? yuk segera simak cerita dibawah ini.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset