Tak tahan Ricky menyaksikan mayat tabib Ampyar yang terbawa arus deras, Ricky menangis teringat bagaimana tabib Ampyar memberikan nasihat terakhirnya agar selalu waspada pada keadaan lingkungan yang mudah berubah-ubah, dan selalu perhatian pada sesama supaya selalu terselamatkan dalam hidupnya. Ricky terbang cukup rendah untuk menghormati tabib Ampyar dan membawa mayatnya dalam dekapannya …Ricko ikut membantu Ricky serta merta menangis karena tabib Ampyar sayap dan tubuhnya sudah berantakan.
Ricky : “ Tabib Ampyar….kebaikanmu sungguh tak terkira….orang tuaku sudah tak ada hanya tinggal engkau kakek…..” isak tangis Ricky kehilangan tabib Ampyar sebagai pengganti orang tuanya yang mati karena terjebak kertas mejik pembunuh lalat. Vanda menenangkan Ricky, sementara Ricko memandikan tabib Ampyar dan mengikat tubuhnya dan Ricky akan segera membawa terbang tinggi yang ditemani Ricko. Karena akan hujan maka Ricky segera menyerahkan mayat tabib Ampyar kepada pemilik angin sesuai pesan tabib Ampyar, Ricky dan Ricko membawanya terbang ke angkasa dengan jurus terbang tinggi . Anginpun berhembus kencang membawa mayat tabib Ampyar yang sudah tak kelihatan oleh mata.
Ricky : “ Selamat jalan tabib Ampyar kami disini meneruskan cita-cita dan Vanda sudah siap menggantikanmu….semoga engkau tenang di alam sana”. Ricko masih memandang ke angkasa dan memperhatikan angin yang mulai berganti dengan turunnya hujan.
Semua lalat sudah berada di tempat yang amat tinggi yang di tunjukkan Ricko dan yang duluan menenpatinya sudah membuatkan tempat tinggal Ricky , Vanda dan Ricko. Vanda langsung bersemedi meneruskan pesan tabib Ampyar dan menggantikannya sebagai seorang tabib.
Lurik Tabanus : “ Ketua Ricky…saya turut berduka…, bangsaku tinggal tak seberapa…. habis terhempas bencana air bah , dan kini kami akan tetap bersamamu….” isak tangis Lurik Tabanus mengagetkan Ricky yang sedang termenung.
Ricky : “ Terima kasih Lurik…lokasi yang ditemukan Ricko sangat nyaman dengan makanan sisa sampah yang menggunung dan rakyat langsung memilah-milah makanan yang dirubung singgat , engkau boleh bergabung bersama mereka “
Ricko : “ Sancha, Arkon dan Konika kalian boleh mengajak Lurik Tabalus agar bergabung bersama kalian semuanya , bangsanya sudah habis terhempas bencana air bah. Kasihanilah dan perhatikan mereka serta perlakukan seperti bangsa kita lalat rumahan
Sancha : “ Siap…..wakil ketua Ricko….” Sancha menyuruh Arkon mengajak Lurik Tabanus menata warganya yang tersisa dan membentuk satu koloni yang diawasi Konika. Rupanya Jangkrik Ginggong mengikuti jejak Ricky karena ingin memberi sedikit informasi tentang bunyi suara yang lebih dahsyat lagi .
Ricky : “ Sahabatku Jangkrik Ginggong silahkan …apa yang membawamu kemari..?”
Jangkrik Ginggong : “ Ada bencana lagi yang lebih bahaya dari pada hari kemarin…..?! “
Ricky : “ Hah…..apakah itu…” Ricky amat terkejut mendengar penuturan Jangkrik Ginggong yang membuat Ricko juga ikut kaget…karena baru saja menyelesaikan pembersihan akibat air bah kini Jangkrik Genggong membawa berita yang lebih seru lagi.
Jangkrik Ginggong : “ Sebenarnya aku amat sedih menyampaikan bahaya yang lebih ganas lagi….tapi aku butuh bantuanmu saudaraku….”
Ricky : “ Apakah itu…Jangkrik Ginggong saudaraku….hati ini amat bergetar mendengar penuturanmu..”
Jangkrik Ginggong : “ Bumi tempat kita berpijak ..sebentar lagi akan runtuh dan tanah bergoyang …apakah engkau tak mendengarnya saudaraku Ricky….? “ Ricky heran dan sambil mengelengkan kepalanya.
Ricky : “ Engkau yang mengerti dari arti suara tersebut…dan aku percaya akan keahlianmu..penerima suara infrasonik”
Jangkrik Ginggong : “ Sebentar lagi daerah ini akan hancur..tolong carikan kami solusi…karena engkau yang memiliki pemikiran yang positif untuk menolong sesama…” Jangkrik Ginggong memohon dengan amat sangat. Ricky yang bergetar tubuhnya menyuruh Ricko mengatur anak buahnya membagi empat kelompok dengan dikomandani :1. Kelompok Sancha, 2. Kelompok Arkon, 3. Kelompok Konika, 4. Kelompok Lurik Tabanus dan Jangkrik Ginggong mengikuti apa yang dilakukan Ricky.
Setiap lalat mendapatkan sekantong makanan penuh dan mengambilnya diperbekalan yang diikatkan dipunggung lalat masing-masing.
Jangkrik Ginggong meminta perbekalan pada Ricky dan dengan sangat bijak Ricky meminta rakyatnya membagi makanannya setiap jangkrik yang yang menjulurkan tangannya .
Jangkrik Ginggong : “ Ricky…….suara itu semakin cepat…!!!
Ricky : “ Oh Tuhan…….lindungilah kami…ayo cepat pegangan erat-erat dan siap terbang tinggi..!”
Jangkrik Ginggongpun mengikuti perintah Ricky. Praaaakkk…..duarrr….byuuuurr….lalat dan jangkerik itu pada terbang tinggi mereka mereka menyaksikan tanah yang dipijaknya rontok karena gempa dan banjir bebarengan. Lalat mbeling merasa terharu karena ketua Ricky sangat melindungi rakyatnya sampai jangkrik ginggong mengikuti arahannya. Ricky dan Ricko terbang dan hinggap di dahan pohon yang masih kuat meskipun sudah hampir patah dan meminta rakyatnya untuk beristirahat sebentar, Jangkrik Ginggong mengikutinya pula.
Ricky : “ Ayo segera terbang dan pindah tempat lagi…air akan menghanyutkan dahan yang patah itu….!!”. Jangkrik upo dan ginggong bergantian melompat karena tak bisa terbang macam Ricky tapi ginggong menyekamatkan mereka yang lemah seperti yang dilakukan Ricky.