Prenthol episide 11

Tak Ada Lembur

Sarju membantu Wartinah menghitung pendapatan dan pengeluaran roti karena segera disetorkan ke Bu Rindu yang sebentar lagi datang .

Wartinah    : ” Piye pak..sudah cocokkan jumlahnya…meskipun Kimli dan Ashari  telat setorannya hari ini ”

Sarju bingung karena uang masih sisa banyak, meskipun diulangi penjumlahannya uangnya tetep saja kelebihan bahkan Harni ikut membantu menghitungnya masih tetep kelebihan dan jumlahnya tetap sama…..

Harni          : ” Oh ini pak kesalahannya, uang hari ini yang beli tunai disini lumayan banyak…karena hari Minggu ada beberapa yang mengambil roti untuk oleh-oleh ”

Sarju           : ” Ya maklum nduk…karang bapak wong bodo…beda dengan anak sekarang yang pinter-pinter, namanya juga anak milenial…kalau orang dulu kan terkenal * gembos * ”

Harni          : ” Biar gembus tapi tetep enak kalau ibuk yang masak….”

Wartinah   : ” Bapak tak lembur ya ini hari….? ”

Sarju           : ” Hari ini tak ada kegiatan diluar jadi bapak bisa bantu-bantu ibuk…”

Harni          : ” Asiiik berarti bisa dong jalan-jalan……”

Sarju           : ” La bapak libure kapan…bapak pingin istirahat tidur..di rumah ” Parjo yang mendengar bapaknya libur dia meminta muter-muter dengan kakaknya. Sarju tak bisa menolak keinginan Parjo yang mulai rewel dan ingin melihat bandara Ahmad Yani  melihat helicopter secara langsung. Sarju ganti pakaian akan mengantar Parjo jalan-jalan tapi baru saja mau menstater motornya hujan turun bersamaan Bu Rindu kirim roti. Sarju membatalkan jalan-jalannya yang membuat  Parjo  kecewa akibatnya Parjo mewek dan mengganggu pekerjaan Wartinah.

Bu Rindu  : ” Pak Sarju mobil yang mengantar saya dipakai saja dulu…biar diantar mas Subkhan…” . Sarju berterima kasih sekali pada bu Rindu yang membuat Parjo tertawa lagi lalu mengajak kakaknya duduk dibelakang, tapi tak ke bandara karena bu Rindu ada perlu di luar.

Sarju         : ” Jangan mengganggu barang-barang yang ada di belakang ya Jo….?! ”

Harni        : ” Iya pak…..Jojo biar Harni yang jaga…. ” .

Sarju melihat jualan Yu Padmi yang jual gorengan juga gudangan, Sarju membelikan mas Subkhan gudangan dan gorengan.

Harni       : ” Sekalian semua dibelikan saja hujan-hujan enak makan gudangan dan gorengan..” Sarju menuruti keinginan Harni yang memang cocok situasinya dan memborongnya, Yu Padmi gembira dikiranya dagangannya akan sepi tapi malah diborong Sarju.

Yu Padmi  : ” Ini tinggal mendoan lima biji disisakan disini ya Ju….buat penglaris…”

Sarju         : ” Ya…tak apa-apa Yu…itu kan buat Yu Padmi sendiri to yang kelaparan…? he..he…he…” Yu Padmi terkekeh mendengar Sarju menggodanya, yang memang dia kelaparan karena belum sarapan. Mas Subkhan membawa semua makanan yang diborong Sarju dan segera diberikan Harni biar dijaganya. Parjo mau mengambil tapi dilarang Harni biar nanti makan bersama di rumah dan Parjo menurut kakaknya.

Sampai dirumah Harni membawakan makanan tersebut dan diberikan Wartinah ibunya.

Wartinah   : ” Bu Rindu sarapan dulu…ini ada gudangan dan gorengan..” Harni mengambilkan piring dan kobokan untuk cuci tangan dan meletakkan gorengan.

Bu Rindu   : ” Waah cocok sekali buat isi perut…meskipun tadi sudah sarapan tapi masih mau kalau ngemil gorengan apalagi didampingi nasi gudangan…nikmat banget..”

Wartinah   : ” Monggo bu , di dahar….  ”  Harni menambahi minuman teh hangat untuk bapaknya dan tamu-tamunya  yang amat menikmatinya. Parjo cemal-cemil makan gorengan yang masih hangat dan memberikan bapaknya tahu susur.

Bu Rindu  : ” Enak ya gorengannya….renyah sekali, ini gorengan mana pak…?”

Sarju          : ” Itu gorengannya Yu Padmi yang ada di sekat lapangan desa….”

Bu Rindu  : ” Aku nanti mau membelikan untuk yang di rumah…tolong ya mas Subkhan diingatkan…”

Subkhan   : ” Ya bu….”.

Kimli datang hendak membayar dan membeli tapi karena mereka masih asik menikmati sarapannya Kimli mundur, Sarju yang melihat kedatangan Kimli mengajaknya makan dan menyuruhnya masuk ke dalam .

Sarju        : ” Ayoook kayak siapa saja….itu bungkusan gudangan dan itu mendoanya…masik anget looo…” Tanpa ragu Kimli mengambilnya dimeja sambil mengangguk melihat bu Rindu.

Sarju menemani Kimli dan bercanda tentang kalkunnya yang akan dibeli temannya Kimli.

Sarju        : ” Kalau tentang Kalkun itu harus rundingan sama Parjo….”

Kimli       : ” Waduuuh  po mudeng  Perjo..? ”

Sarju        : ” Kalau nangis gimana coba….?”

Kimli       : ” Ya dibantu to….masak aku harus merayu Parjo….pusing ahhh..bapaknya kan kamu….”

Sareju     : ” Ya…santai dululah…kita urus nanti….”

Parjo yang mendengar namanya dibicarakan mendekati bapaknya.

Parjo       : ” Kok Parjo di singgung-singgung namanya….ayooo bapak ada apa….?”

Sarju       : ” Masak tak boleh anaknya diomongin….? ”

Parjo       : ” ‘gak boleh…’gak boleh …Parjo tak mau…..” kata Parjo sambil menggoyang-goyangkan jari telunjuknya, Kimli malah geli melihat gaya Parjo yang tak dimiliki Sarju.

Kimli      : ” Waaahh ini gaya mbakyu Wartinah….yang tak mau dibohongi…”

Sarju      : ” Parjo…kalkun kamu ada berapa….?”

Parjo      : ”  Sekarang ada tujuh pak…”

Sarju      : ” Kalau kalkun Parjo ditukar uang boleh ‘gak….?”

Parjo      : ” Jangan pak….soalnya bu Kimli kemarin mau beli sepasang kalkun Jojo kata ibuk..”

Sarju     : ” Ya sudah…..berarti dibolehkan ya….?” Parjo mengangguk , : ” Tapi bener ya…uangnya nanti mau dibelikan sepeda mini.., Parjo ingin seperti miliknya Steven yang ada boncengannya biar nanti kalau Parjo capek ada yang gantikan bawa sepedanya…”

Sarju     : ” Ya…..cah bagus….”.

Parjo riang hatinya mendengar kejelasan pembelian sepedanya yang langsung mencium pipi Wartinah ibuknya.

Kimli     : ” Lo…, bapak kok tak dicium…”

Parjo      : ” ‘ Gak mau….pipi papak bonyok..kata mbak Harni itu bopengen…”

Sarju      : ” Ya sudah…bapak saja yang cium Parjo…” . Parjo menyodorkan pipinya dan segera dilap bekas ciuman Sarju pakai tangannya…semua yang melihat kelucuan Parjo pada tertawa .

Bu Rindu segera pulang karena sudah selesai urusannya dengan Wartinah.

Bu Rindu : ” Pak terima kasih untuk sarapannya…”

Sarju         : ” Sama-sama Bu Rindu, jangan lupa mampir ke Yu Padmi  mas Subkhan..”

Subkhan  : ” Inggih pak….terima kasih…”  Kimli langsung hitung-hitungan pembelian rotinya setelah bu Rindu pulang.

Kimli        : ” Ini 400.000 untuk bayar yang kemarin dan ini untuk hari ini ” Harni mencatat semuanya dan memasukkan uangnya ke dalam laci yang sudah dipisah-pisahkan ratusan , lima puluhan, dua puluhan, sepuluh ribuan serta lima ribuan.

Harni       : ” Hari ini uang dua ribuannya banyak sekali pak Kimli….”

Kimli        : ” Ya…yang beli banyak anak-anaknya yang berada di lokasi taman bermain….ohya Har..tolong disiapin lagi 1000 saja untuk siang nanti karena mau ada kegiatan lomba sore hari di kecamatan Semarang Barat ada Pramuka , nanti yang nungguin Rahmad dan ibunya ”

Harni       : ” Semoga laris manis ya pak…”.  Sarju istirahat dikamar sementara Wartinah memasak dibantu Harni, Jojo yang membantu mijitin bapaknya merayu minta segera dibelikan sepeda..

Jojo          : ” Pak segera dibelikan sepeda ya…ini Jojo pijitin kaki bapak….”

Sarju        : ” Ya nunggu uang dari pak Kimli….yang mau beli ayam kalkunmu….”

Jojo          : ” Kalau tidak jadi di jual bagaimana pak…?”

Sarju        : ” Yo…tidak jadi beli sepeda……”  Parjo sedih..sampai menginjak betis Sarju kekerasen dan kesakitan…Parjo menangis ketakutan karena melihat Sarju mengaduh….dan memeluk bapaknya… Sarju mengaduh terus dan Parjo meminta maaf pada bapaknya : ” Bapak….maafkan Parjo ya,…..Parjo tak sengaja….” .Wartinah yang mendengar tangisan Parjo langsung memburu ke kamar mencari sumber suara dan alangkah kagetnya ternyata Sarju hanya menggoda Parjo saja lantas mencubit paha Sarju yang menyebabkan Sarju kaget.

Wartinah  : ” Kalau menggoda anak wis jan-jan….marai bingung….Parjo ..jangan nangis lee…bapakmu cuma guyon…..” Parjo yang merasa ditipu tidak marah karena bapaknya memang suka menggoda pura-pura sakit…dan lain-lain.


Prenthol

Prenthol

Score 8
Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2022 Native Language: Indonesian
Prenthol adalah seorang lelaki yang sayang keluarga , walaupun pendidikannya rendah tak jadi masalah karena Prenthol terus selalu berusaha berbuat baik dan menerima apa adanya amat jujur dan lugu orangnya .Prenthol tak bakalan menyerah banyak yang mengasihi Prenthol alias Sarju , cobaan demi cobaan ia lalui dengan tabah. Seperti apa sajakah cobaan tersebut ? Mari kita ikuti kisah ini bersama dan semoga bisa menjadi contoh teladan kita

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset