Prenthol episide 9

Parti Masuk RSJD Mataram

Pagi ini Sarju dan Amir diajak memeriksa Rumah Sakit Jiwa oleh dr Gunarto bersama dr Maya  plus perawat Anna . Amir perutnya terasa mual dan pergi ke toilet dulu seperti biasa selalu ngedumel kalau ada kerjaan malah buang hajat.

Amir        : ” Masak dua orang diajak semua….”

dr Maya  : ” Sudah berangkat semua…Sarju sama saya, dan amir sama dr.Gunarto “.

Amir        : ” Dok tunggu dulu saya ke toilet dulu.. ”

dr.Gunarto : ” Biasa…ada saja… aku berangkat sama dokter Maya , biar Amir nyusul ke Mataram kerena  sudah janji tepat waktu…tak enak pada pak Mahfud sebagai kepala RSJD ” . Akhirnya dokter Gun duduk dibelakang ikutan mengontrol obat-obatan bersama perawat Anna dari Depkes .

dr Gunarto : ” Sus ada berapa pasien rencana pemeriksaan ..? ”

Suster Anna : ” Ada 200 jiwa termasuk personilnya  dok…”. Seperempat jam mereka sampai di RSJD  Mataram peralatan semua sudah tertata rapi , mula-mula personelnya sebagian  dan dilanjut pasiennya diselang seling karena ada yang harus menjaga pasiennya yang kehilangan akal sehatnya. Amir baru datang dan ditemui seseorang yang memberikan baju ganti untuk Amir, Amirpun segera memakainya dan menuju dokter Gunarto. Tiba-tiba Amir di peluk dari belakang oleh seseorang, dan berteriak : ” Ini dok pasiennya….” Amirpun meronta minta dilepaskan.

Amir  : ” Maaf , saya petugas pak…” Petugas tak percaya karena Amir memakai pakaian seragam pasien yang kena gangguan jiwa.

Petugas  : ” Oh maaf pak… tadi yang memberikan baju ini mana ya orangnya…. ” sambil mencari-cari pasien

Amir        : ” Itu dibawah meja… sambil bawa bola plastik ” . Sarju malah enak-enak ngobrol dengan pasien yang lepas dan berusaha mengajak ke ruang pemeriksaan. Sarjupun ikutan pura-pura menjadi orang gila agar bisa berinteraksi dengannya.

orang gila  : ” Mas ayo dong ambilkan buah mangga itu…aku ingin memakannya ” karena menunjuk busa untuk mengelap kursi, Sarju mengambilkan busa tersebut dan memberikannya. Orang gila tersebut bernama Suminten menjilati busa tersebut…karena ingin lari melihat petugas Sarjupun ikut menjilati busa dan membawa Suminten ke ruang pemeriksaan. Sarju mau muntah karena busa tersebut baunya tak enak. Petugas berterima kasih pada Sarju yang bisa menangkap Suminten. Sarju gebres-gebres mulutnya dan meminta petugas  segelas air bersih. Sarju dibawa petugas di dapur untuk berkumur dan minum air teh.

Sarju kaget melihat Parti ada di situ sedang menangis

Parti     : ” Mas Warno….tega sekali kamu….. anakku kau bawa pergi…”

Sarju    : ” Loh Ti…kamu kok disini…? ”

Parti     : ” Tolong Ju… anakku dibawa mas Warno….?! ” sambil membawa boneka Parti menangisi anaknya…

Sarju    : ” Nah…itu anakmu…sudah kau gendong gitu lo ya….”

Parti     : ” Bukan….ini bukan anakku….ini mainan ….”

Sarju heran sebenarnya Parti kenapa…di bilang waras karna dia masih jalan ingatannya..tapi kok ada di sini…? Sarjupun tanya pada petugas yang sedang mengawasi pasien.

Sarju     :   ” Mas wanita itu kenapa…? ”

Petugas  : ” Wanita tersebut streess berat karena kehilangan anaknya…”

Sarju      : ” Tapi dia kok tahu nama saya yaa….?”

Petugas  : ” Orang gila asal terka saja…namanyapun dia tahu…Parti katanya…?! ” Semakin jelas Sarju kalau dia memang Parti ….Jadi Parti gila …mungkin kurang Waras saja karena masih ingat saya…bagus disini saja Parti dari pada di luaran berbahaya….dan di sini makanmu terjaga akan membuatmu sehat lagi. Petugas membawa Parti ke ruang pemeriksaan.

drMaya  memeriksa Parti yang memaksa ingin pulang dan menangis,  ” Mbak…. rumahnya dimana…kok nangis…”

Parti     : ” Saya ditinggal suami saya…mas Warno namanya…? ”

dr.Maya  : ” Sarju apa Warno…? ”

Parti         : ” Warno suamiku kalau Sarju itu yang kasih makan aku..orangnya baik…?

Parti menangis…dokter Maya sekarang tahu kalau Sarju itu yang menolong Parti dan sering mengasih uang untuk makan , karena penasaran dokter Maya meminjam dompet Parti.

Parti         : ” Eh…jangan… itu uang untuk membeli baju anakku… ”

dr Maya    : ” Iya…ini aku masuki uang dompetmu untuk beli baju anakmu…mana aku lihat dompetmu….” Parti menyerahkan dompetnya , dokter Maya melihat isi dompet dan foto Parti ketika masih sekoah.

dr.Maya   : ” Parti ternyata cantik ya…..”

Parti         : ” Mana uangnya….untuk beli baju…”

dr.Maya   : ” Ini…tak masuki ya…. ” dokter Maya memasukkan uang sebesar 50.000 dalam dompet Parti sambil melihat foto dan memotretnya sementara Sarju mengajaknya bicara.

Sarju        : ” Mas Warno dimana sekarang….?”

Parti         : ” Dia tak menemui aku….dan anakku dibawanya pergi…”

Sarju        : ” Anakmu itu sudah meninggal… dan kamu keluar dari rumah sakit karena  dibantu bu bidan kamu mencari mas Warno terus….anakmu kau tinggal mungkin yang memelihara bu bidan….atau mungkin meninggal aku tak tahu…”

Parti         : ” Kejamnya engkau mas….mengapa kau tinggalkan aku…sampai sekarang…Ju…sekarang bu bidan dimana…? ”

Sarju        : ” Sudah pindah dia…..tak tahu kemana….” Petugas yang mendengarkan pembicaraan Sarju dan Parti melaporkan keadaan yang sesungguhnya kepada kepala RSJD Mataram.  Sarju meninggalkan  RSJD Mataram karena tugas sudah selesai.

Malam hari selesai Sarju shollat Isyak  dokter Rini dan dokter Mahfud mendatangi Sarju menanyakan masalah  Parti karena akan di survey untuk uji kelayakan mental karena kepala RSJD Mataram akan mengambil gelar S2 sedangkan tokoh Parti yang akan menjadi penelitiannya.

Banyak yang ditanyakan dokter Mahfud  yang melatar belakangi penetitiannya. Sampai jam sembilan malam dokter pulang sambil memberikan oleh-oleh yang diambilnya dari dalam mobil tarunanya. Kimli mendatangi Sarju yang terpaksa tak ikut arisan bapak-bapak karena kedatangan tamu dan memberikan keterangan keuangan yang dikeluarkannya.

Kimli      : ” Maaf tak tinggal yo..tamumu lama sekali ada apa ya Ju….? ”

Wartinah yang mendengarkan Kimli nimbrung lalu menangis : ” Biasa masalah selingkuhannya mas Ju….”

Sarju       : ” Sik to….jangan nuduh dulu….”

Wartinah  : ” La itu buktinya pak dokter nanyain Parti…Parti…terus menerus…. hu..hu..hu…”

Sarju        : ” Tadi itu kepala Rumah Sakit Jiwa Daerah Mataram yang menanyakan Parti….” Wartinah tambah mewek lebar….Kimli bingung mau pulang tapi di cegah sama Sarju dan menanyakan berapa uang yang ditomboki Kimli.

Kimli       : ” Tujuh Belas Ribu Rupiah..” Sarju memberikan uang sebagai ganti dan meminta maaf pada Kimli karena Wartinah emosi, Kimli menyadarinya dan minta pamit semoga cepat selesai masalahnya.

Sarju        : ” Ini ada oleh-oleh dari pak Mahfud karena aku membantunya dengan sedikit keterangan  tentang Parti…bukan selingkuh atuuuh..”  Wartnah sedikit lega…

Wartinah  : ” Kenapa harus Parti….?”

Sarju        : ”  ‘Gak tahu….survey apa gitu….makan aaahhh..laper ini perut…dah jangan nangis lagi….” Sarju menenangkan hati Wartinah dan mulai tenang…karena Sarju sudah menjelaskannya.

Hape Sarju berdering telpon dari dokter Mahfud.

dokter Mahfud  : ” Pak besok saya tak kerumah lagi ya….tolong ibu jangan marah…jelaskan..ya…? ”

Sarju        : ” Enggak kok dok..tadi memang marah..tapi sekarang sudah tidak lagi…”

dokter Mahfud  : ” Besok tak bawakan apa pak kesukaan ibuk….? ”

Sarju        : ” ‘Dak usah repot-repot dokter……”

dokter Mahfud : ” ‘Gak apa pak…… bener…?!”

Sarju        : ” ‘Gak usah pak….., bener ‘gak usah…kalau mau main silahkan saja pak tak usah bawa-bawa…betul pak…”

dokter Mahfud  : ” Ya sudah pak tak bawakan pokis saja ya….” Sarju masih kebingungan…malah mau nangis…..

Sarju       : ” Gara-gara Parti aku malah pusing ditanyain macam-macam…”

Wartinah  : ” Sudahlah pak…jawab saja apa adanya…kan bapak tak bohong pada Ibuk to..? ”

Sarju      : ” Ya sudah…malah beneran dikasih oleh-oleh…bisa dibagikan tetangga kalau banyak…matur nuwun Gusti Allah …” Sarju saking bingungnya pasrah sama Tuhannya.

Pagi hari ketika di kantor Sarju dapat Isyu  kalau habis ketemuan sama Parti di RSJD Mataram, ini pasti ulah Amir…ya sudahlah… fikir Sarju yang terantuk batu kakinya tapi tak terasa sakit karena hanya kena sepatunya saja dan kakinya masih aman karena sudah rata prutholnya. Dokter Rini melihat Sarju masuk dapur dia meminta Elis memanggilkannya

Elis        : ” Thol…di panggil dokter Rini…cepeeet ..marah nanti… kalau lama…pasti Parti hayooo habis janjian ya….kena marah pasti

Sarju     : ” Ya …sebentar tak ngabisin mie godog dulu…kan sayang…kalau mau ini bagi dua sama aku…”

Elis        : ” Waaallah…’gak usah….itu dokter Rini sudah datang blaik…. ” Sarju segera mencuci piringnya.

dr.Rini  : ” Masih makan to.. ya sudah selesaikan dulu pak…”

Sarju     : ” Sudah kok dok…sekarang ya…? ”

dr.Rini  : ” Ya sudah ke ruangan saya ya pak…?!”

Sarju di berikan pengarahan tak usah takut dengan isu teman-teman…tersenyum saja tak usah banyak cerita tentang Parti sama mereka semua, begitu pesan dokter pada Sarju yang dijawabnya Inggih…inggih..saja.


Prenthol

Prenthol

Score 8
Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2022 Native Language: Indonesian
Prenthol adalah seorang lelaki yang sayang keluarga , walaupun pendidikannya rendah tak jadi masalah karena Prenthol terus selalu berusaha berbuat baik dan menerima apa adanya amat jujur dan lugu orangnya .Prenthol tak bakalan menyerah banyak yang mengasihi Prenthol alias Sarju , cobaan demi cobaan ia lalui dengan tabah. Seperti apa sajakah cobaan tersebut ? Mari kita ikuti kisah ini bersama dan semoga bisa menjadi contoh teladan kita

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset