Prenthol episode 14

Atraksi Tong Setan

Sarju bersama keluarga sedang menonton pasar malam yang diadakan di Lapangan Kelurahan Krobokan petugas dari Dinsos yang berjaga dokter Rosita. Sebenarnya Sarju sedang berdinas tapi karena dekat dengan rumahnya maka pada waktu istirahat Sarju mengajak keluarganya menikmati keramaiannya . Berbagai macam atraksi disuguhkan para pemai diantaranya adalah TONG SETAN dan Parjo minta diantarkan menontonnya. Sarju tak ikut menonton karena Ia harus  berdinas mengawasi  Palang Merah Indonesia yang mengelenggarakan aksi donor darah untuk menolong sesama.

Kimli yang berjualan roti memper bolehkan Rahmad menonton tong setan bersama Parjo yang langsung membeli tiket dan keduanya menaiki arena tong setan yang cukup tinggi dan lebar layaknya tong sampah raksasa. Parjo melihat dari atas ruangan tong setan tersebut dan didalamnya ada lelaki  dan wanita yang masuk dari samping bawah lalu menghidupkan motornya dan membleyer-bleyerkan suaranya yang memekakkan telinga, penontonpun bersorak termasu Parjo dan Rahmad. Pemanasan motor sudah selesai dan dengan perlahan menaiki lingkaran yang miring sambil beraksi lepas tangan dan lainnya.

Parjo       : ”  Wah ceweknya keren… hebaaaattt gak seperti mbak Harni…yeng gembeng……..!! ”  gurau Jojo

Rahmad : ” Kakakmu itu wanita rajin belajar dan bekerja bukan wanita yang sukanya maen….!!

Parjo       : ” Yaaaah ‘gak seru….’gak keren…, kerenan cewek yang jadi pembalap motor tong setan…!! ”

Rahmad : ” Kamu kan masih kecil….mauanya seneng terus  ” Suara mereka tak terdengar dan kanya suara motor yang mulai memutari lingkarannya naik turun dengan melepaskan tangannya pembalap itu berputar melingkar-lingkar pemutari tong besar itu dan Parjo berteriak-teriak melihatnya kebawah atraksi dua pembalap tersebut sambil berjingkrak-jingkrak kegirangan. Pembalap wanita itu memakai jilbab dan bercelana jeans , mereka melakukan atraksi selama 20 menit . Parjo hanya mau nonton tong setan padahal Rahmad ingin naik bom-bom car . Parjo tak mau turun dan tetap diatas.

Karena kekeh akhirnya Rahmad turun dan meninggalkan Parjo yang tetap berdiri dan memandang arena sambil menunggu atraksi lanjutannya. Rahmad menghampiri tempat dagangan bapaknya.

Kimli       : ” Hlo mana Jojo…kan sudah selesai….?”

Rahmad  : ” Jojo masih ingin melihat lagi…..”

Kimli       : ” Itu mbayar lagi lo….ayo bantu Jojo…nanti kalau uangnya hilang..”. Rahmad mengambil lagi roti dan minuman buatan ibuknya mengajak Parjo turun tapi Parjo tak mau turun dan tetap ditempat sampai akhirnya petugas menyuruhnya turun karena atraksi mau dilanjutkan lagi. Rahmad dipanggil  penonton mau membeli roti dan minuman sementara Jojo menarik baju Rahmad untuk membelikan tiket karena Jojo tak sampai tingginya dan terhimpit pengantri. Rahmad menaikan harga roti dan minumannya karena ingin nonton lagi dan Rahmad disuruh mengantri .

pembeli   : ” Berapa minumannya dik…?”

Rahmad  : Rotinya 3000 dan minumannya 5000 ”

Pembeli  :” Kok mahal……..”

Rahmad   : ” Roti ini  enaaak..dan sehat….maksudnya bersih  karena yang membuat seorang dokter….dan minumannya dingin jadinya agak mahal…” pembeli itu manggut-manggut dan membeli masing-masing tiga karena ia mengajak teman-temannya. Sambil mengawasi antriannya Rahmad dipanggil lagi sama pembeli sebelahnya. Rahmad akhirnya bisa membeli tiket dan menghitung uang Jojo untuk dikembalikan.

Rahmad  : ” Uangmu kok masih banyak to Jo’ ….”

Jojo          : ” Iya…aku tadi minta uang bapak juga pada ibuk…..”

Rahmad  : ” Banyak sekali bapakmu kasih uang…?! ”

Jojo         : ” Bersyukur saja…mungkin bapak atau ibuku dapat bonus…he..he…”

Rahmad : ” Sok tahu kamu…ya betul bersyukur saja….”

Wartinah mencari J0j0 karena sudah jam sembilan malam dan Sarju  sudah bersiap-siap mengantar dokter Rosita pulang meninggalkan stand pulang kerumah di BSB

Sarju         : ” Mana Jojo…kita mau tutup…..”

Wartinah : ” Aku cari Jojo tak ketemu-ketemu…!! ”

Dokter Rosita memanggil Jojo lewat pengeras suara. Ternyata Jojo sudah selesai menonton tong setan dan mengantar Rahmad yang menjual dagangannya pada para pembalap motor yang sedang istirahat

Jojo          : ” Aku disuruh balik sudah ditunggu bapak serta ibuk ”

Rahmad  : ” Pulangnya..bareng sama aku saja Jo….”

Jojo          : ” Tapi …aku harus bilang dulu sama ibuk….nanti kalau dicari bagaimana….?”

Jojo dan Rahmad menuju stand Dinsos yang bertugas penyuluhan donor darah serta memberikan informasi jesehatan donor darah yang akan dilanjutkan esok hari selama seminggu yang sekarang jelang tutup dan petugas PMI segera meninggalkan tempat dan meninggalkan beberapa peralatan serta menguncinya dan dibuka lagi esok malam jam 17.30 untuk persiapan dan memeriksa peralatan sekali lagi.

Parjo akhirnya pulang bersama bapak ibunya dan meninggalkan Rahmad yang langsung kembali mengambil roti dan minuman lagi.

Kimli     : ” Sidah malam Rahmad…beso bapak masig kerja lagi , Jojo sudah pulang kan…?

Rajmad : ” Tapi pak…itu masih ada lima….biar Rahmad mutar sebentar saja…”.

Kimli     : ” Ya sudah…bapak mau beberes..esok hari kamu ya yang memesan rotinya ke mbak Harni ya….? ”

Rahmat : ” Beres….inggih pak….” . Ternyata Rahmad menuju tong setan dan memberikan pesanan rotinya yang sudah ditunggu mas Danu  dan mbak Ira pembalap tong setan.

Ira          : ” Lo kok cuma lima……?”

Rahmad : ” Maaf mbak…sudah habis….”

Ira           : ” Kalau begitu besok siapkan dua puluh untuk roti dan minumannya ya….?”

Rahmad : ” Siap…Rahmat pulang dulu  ya kak…sampai besok…dada…” Ira dan Danu tertawa dan berucap hati-hati pada Rahmad.  Kumli bersama bapaknya memberesi peralatan dan meninggalkan pasar malam dalam perjalanan Rahmat menceritakan mbak Ira dan mas Danu yang ahli beratraksi dan esok hari sudah memesan roti dan minumannya.

Rahmad tak bisa tidur karena membayangkan pesanan rotinya dan mencatatnya dalam kertas siapa saja yang memesannya lalu Ia membalik-balik buku karena takut dimarahi ibuknya karena belum tidur.  Murtini istri Kimli senang munumannya es buahnya laku dan Kimli meminta dua kali jumlahnya.

Martini  : ” Ternyata lumayan ya pak pendapatannya padahal modal cuma air, sirup, gula, buah pepaya, kolang-kaling dan plastik seperempatan.

Kimli      : ” Yang penting selalu istikomah menjalankan usaha dengan senang hati ”

 

 

Parjo kecapekan dia tak bisa tidur dan mengigau berteriak-teriak, Sarju membangunkan  Parjo dan memberinya minum air putih.

Sarju  : ” Kamu mimpi ya Jo’ ”

Jojo    : ” Jojo diajak naik motor dan menaiki tong setan…..lalu sepeda motornya rodanya hilang, dan Jojo dimarahi sama mbake yang pake jilbab … katanya suruh ganti….” Jojo menangis ketakutan dan dipeluk Sarju.

Sarju   : ” Besok tak usah nonton lagi tong setan ya….? ”

Parjo    : ” Jojo tetep nonton pak…Jojo suka liat motornya…keren sekali…”

Sarju    : ” Ya sudah…besok bapak akan menemanimu menonton tong setan…”

Parjo   : ” Iya pak …Jojo senang sekali kalau bapak ikut…bener lo ya…nanti bapak kerja lagi…!?”

Sarju   : ” Kalau bapak tak kerja…nanti kalau Jojo butuh buku bagaimana…? ”

Parjo   : ” Ters bapak jadi enggak nemeni Jojo nonton tong setan….?! ”

Sarju   : ” Kalau bapak tak ada tugas mendadak pasti bapak nemani Jojok…cium bapak dong …”

Jojok mencium bapaknya dan langsung mengelap hidung dan bibirnya karena takut tertular bopengnya kata kakaknya Harni .

Parjo   : ” Pak…kata mbak Harni pipinya bapak yang pating prentul bisa menular……?! ”

Sarju   : ” Enggaklah….. itukan cuma gurauan kakakmu…..”. Sarju sambil ngusel-ngusel Parjo yang menggemaskan  lalu tertidur bersama sambil berpelukan.

 

Pagi-pagi Sarju sudah bangun karena mendapat telepon dari Kimli yang memesan roti.

Kimli   : ” Sorry….habis mbakyu Wartinah tak punya hape jadinya selalu telpon kamu….nanti aku mau ambil seratus pesanan kecamatan Gunungpati yang melakukan jalan sehat pagi ini tolong sampaikan ya…”

Sarju   : ” Iya gak apa…nanti aku sampaikan istriku yang masih menanak nasi…” Dan Sarju langsung menyampaikan pada istrinya.

Wartinah : ” Tumben pagi sekali pesanannya …tapi yang hangat belum datang dong nunggu nanti jam delapan..kalau mau roti kemarin ada tuh tapi cuma tinggal lima puluh itupun masih bagus kondisinya dan belum dikeluarkan..dan mau diambil pedagang pasar Karang Ayu , adanya nanti pak jam sembilan pagi ..”. Kimli datang kerumah minta kejelasan Wartinah dan Kimli akan mengambil rotinya nanti jam sembilan pagi bersama rekan kantornya di kecamatan.


Prenthol

Prenthol

Score 8
Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2022 Native Language: Indonesian
Prenthol adalah seorang lelaki yang sayang keluarga , walaupun pendidikannya rendah tak jadi masalah karena Prenthol terus selalu berusaha berbuat baik dan menerima apa adanya amat jujur dan lugu orangnya .Prenthol tak bakalan menyerah banyak yang mengasihi Prenthol alias Sarju , cobaan demi cobaan ia lalui dengan tabah. Seperti apa sajakah cobaan tersebut ? Mari kita ikuti kisah ini bersama dan semoga bisa menjadi contoh teladan kita

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset