Prenthol episode 25

Marhaban Ya Ramadhan Serta Pemberian Santunan

Sarju mengangkat istrinya yang minta ke kamar mandi, tapi Wartinah tak mau dan minta berjalan sendiri sedangkan Sarju  memegangi Wartinah karena takut kepeleset.

Wartinah    : ” Sudah pak..biar aku sendiri yang membersihkan…..” Sarju tak tega melihat istrinya yang terkena stroke ringan membersihkan tubuhnya sendiri tapi karena permintaan Wartinah istrinya maka Sarju keluar dan selalu bertanya : ” Piye sudah bisa keluar…” Sarju selalu mengajak ngobrol strinya karena khawatir kalau ada apa-apa.  Wartinahpun keluar dengan pelan dan berbegangan gagang pintu sarju mengangkat istrinya takut terpeleset.

Wartinah  : ” Aku sudah bisa melangkah kok pakne ” Sarju melihat istrinya pelan-pelan melangkah , Parjo yang melihat ibuknya bisa jalan lagi memeluk badannya seraya berkata  : ” Buke sudah bisa jalan kak Harni….” Harni pun ikut menyaksikan ibuknya berjalan menuju kamarnya. Parjo, Harni  dan Sarju berada di kasur kamar tersebut mereka mengelus-elus kaki dan tangan Wartinah. Dokter Rini menelepon kalau dia meminta tolong dicarikan ustadsyah untuk memberikan pengajian pada jelang Romadhon ini di masjid kantornya.

Sarju      : ” Baik dok ini ada ustadzah yang tinggalnya di Kendal namanya ustadzsyah Roya coba saya hubungi, dan soal makanan yang akan di siapkan nunggu perintah ustadsyah siapa tahu dia mempunyai gagasan yang baik… ”

dokter Rini : ” Tapi mbak Wartinah bisa bantu enggak…? ”

Sarju            : ” Wartinah kan sakit dok….”

dokter Rini : ” Ya sudah…biar perlengkapannya yang ngatur ustadzsyah ”

Sarju            : ” Tapi biasanya ustadzsyahnya cuma memberikan tausiah saja tak mengatur makanannya  ”

dokter Rini : ” Iyalah….wis pokoknya telponnya kasihkan saya saja biar aku yang urusnya ” .

Wartinah bangkit dari kasurnya dan jalannya masih di seret karena masih terasa lemas dan dia memanggil suaminya

Wartinah  : ” Telepon dari siapa pak…..” dengan suara yang pelo.

Sarju          : ” Dari kantor bune….” Sarju mematikan hapenya, lalu pamit untuk menuju ke Kendal kerumah ustadzsyah Roya yang kemarin memberikan tausiah ibu-ibu jamaah  kampung di masjidnya dan bersama pak Marjuki dan ibu menemaninya sampai di Kendal. Pembicaraan berlangsung lancar dan ustadzsyah Roya menerima niat masjid di kantor dinsos serta sudah berbicara dengan dokter Rini lewat telepon. Sarju senang sekali ternyata di sana bu Roya menerima anak didik yang belajar mengaji, Sarju ingin sekali anaknya Harni berada di sana dan dia sempat melamun jika Harni bisa seperti ustadzsyah Roya tapi pak Marjuki segera menepuk pundak Sarju.

Marjuki    : ” Hayo kenapa ngelamun……? ” saat keluar menuju mobil online yang siap mengantar pulang ke rumah .

Sarju         : ” He…he….he… ingat anak wedok pak…..” dengan perasaan malu Sarju sarju memasuki mobil yang mengantarnya, Sarju berada di depan sedangkan pak Marjuki beserta ibu berada di belakangnya.

Sarju         : ” Nyuwun sewu gih bapak juga ibu saya di depan…..”

Marjuki    : ” Sedari tadi kok nyuwun sewu terus…. kan tadi sudah…… ”

Sarju         : ” Rasanya lain berada di depan pak Marjuki…tak pantas seperti ini….”

Bu Marjuki : ” Sudah pak… biasa saja….santai gitu….” Sarju tersenyum hambar, sampai dirumah istrinya tengah belajar jalan bersama anak- anaknya. Sarju masuk dan Wartinah bahagia sekali karena dia sudah bisa jalan kethimak kethimik dan menuju Sarju yang barusan datang.

Sarju      : ” Waaah hebat istriku sudah mulai membaik….” Wartinah tersenyum lalu duduk di kursi tamu yang terbuat dari rotan.

********************

Di masjid densos sudah hadir ustadzsya Roya dan acara sudah di utarakan panitia karena untuk menghadapi bulan Puasa maka pada bulan ini diadakan acara ruwahan sekalian mengirim arwah jamak juga menyantuni anak yatim juga masyarakat sekitar masjid yang membutuhkan bantuan. Allah Ta’ala berfirman : ” Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan  kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat -gandakan ( ganjarannya ) kepada mereka: dan bagi mereka pahala yang banyak ” ( QS Al Hadid : 18 ). Dalam rangka menyambut bulan Ramadhan 1445 H , unit Pengumpul Zakat ( UPZ ) masjid densos  akan memberikan santunan awal bulan dan membagikan undangan kepada mereka semua baik peserta pengajian maupun mereka yang siap menerima santunan sudah berada di dalam masjid dan mendengarkan tausiah ustadzsyah Roya. Selesai memberikan tausiah dan pengajian Marhaban Ya Ramadhan mereka membagikan  santunan setelah itu rombongan dari ustadzsyah Roya melakukan asrokolan diiringi rebana seadanya .

Mereka semua menikmati makanan khas Ruwahan seperti pasung, apem juga pisang raja dan ditambah makanan kecil lainnya . Karena pengajian ini untuk ibu-ibu tapi Sarju tetep mengikutinya  hanya membantu sarana dan prasaranya . Sarju juga mendapatkan makanan ruwahan tersebut dan dia memfoto seluruh kegiatan karena untuk membantu dokumentasi dari kantor densos. Selesai acara Sarju tidak mengantar ustadzsyah Roya tetapi gatian Amir yang mengantarkannya. Elis memberikan kotak makanan siang pada Sarju.

Elis       : ” Thol ini sneck kamu dan ini untuk keluarga dirumah …” Sarju menerimanya dengan senang hati.

Sarju     : ” Makasih ya Lis cah manis…..” Elis melotot dan berkata : ” Halah tak usah pakai manis-manisan segala…malah bisa menjadi gosib, karena banyak ibu-ibu ‘ gak enak kedengarannya ” Sarju hanya bisa menirukan mulut Elis yang dibuat mletat -mletot sambil bergurau. Sarju  hanya tersenyum saja di ikuti Sukarmi yang memberi tambahan makanan pada Sarju.

Karmi     : ” Ini aku tambahin biar perutmu kenyang dan segera tidur kalau sampai rumah…”

Sarju       : ” Ya ndak gitu …istriku kan lagi sakit…jadi aku tak boleh tiduran dan harus menjaganya… ” Karmi tertawa mengolok-olok Prenthol yang membuat Elis memisahkan Sarju dari Karmi karena diolok-olok  yang biasanya sering mengolok-olok adalah Elis tapi kini dia merasa kasihan pada Sarju karena istrinya masih dalam pengobatan dan latihan gerakan yang sudah cukup lumayan baik . Jelang pulang Sarju dititipi makanan untuk bu Marjuki . Rupanya banyak makanan yang dibawa Sarju yang hanya memakai sepeda motor maka dokter Rini memberikan tas yang cukup besar dan diikatkan Sarju di jok belakang motornya tapi dia bingung mosok makanan di taruh dibelakang nanti kalau Sarju kentut sangat sayang sekali makanan tersebut bau kentut dan makanan itu di taruh di depan motor dan mengikatkannya .

Perjalanan pulang menuju sungai Banjir Kanal Barat diihatnya pengemis sedang jalan maka Sarju memberikan beberapa makanan ruwahannya dan tinggal satu kotak untuk keluarganya juga satu kotak untuk bu Marjuki . Sarjusudah sampai gang dan berhenti untuk memberikan titipan dari dokter Rini untuk bu Marjuki dan keluarga. Bu Marjuki menerimanya dengan senang hati .

Bu Marjuki   : ” Walaah kok repot-repot bu dokter Rini mengirimkannya …, terima kasi ya pak Sarju bingkisan sudah saya terima ”

Sarju              : ” Inggih …sami-sami…. selamat menikmati…ini saya langsungan ya bu…karena istri sudah menunggu  ..”

Bu Marjuki   : ” Iya pak…selamat jalan salam buat bu Wartinah….” Sarju melajukan motornya dilihatnya anak-anaknya sudah menanti di dalam teras rumahnya.


Prenthol

Prenthol

Score 8
Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2022 Native Language: Indonesian
Prenthol adalah seorang lelaki yang sayang keluarga , walaupun pendidikannya rendah tak jadi masalah karena Prenthol terus selalu berusaha berbuat baik dan menerima apa adanya amat jujur dan lugu orangnya .Prenthol tak bakalan menyerah banyak yang mengasihi Prenthol alias Sarju , cobaan demi cobaan ia lalui dengan tabah. Seperti apa sajakah cobaan tersebut ? Mari kita ikuti kisah ini bersama dan semoga bisa menjadi contoh teladan kita

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset