Jelang sore pak pos yang dinanti-nanti Harni sudah tiba dan menyerahkan surat tersebut.
Pak pos : ” Ini benar dengan saudari Harni Pratiwi……? ”
Harni : ” Iya benar pak……..”
Pak pos : ” Ini ditanda tangan dulu penerimaannya…semoga lulus ya dik…..”
Harni : ” Aamiin pak …matur nuwun…….” Perasaan ketar-ketir mulai menekan perasaannya.
Dengan hati-hati Harni membuka hasil kelulusan yang dikirimkan lewat pos dari sekolahnya…perasaan deg…deg…plas selalu membuat takut disaat-saat ini.
Harni : ” Harni takut buk…..ibuk saja yang buka ya…….” tangan rasanya dingin dan dia takut pingsan ….maka Wartinah mendampingi putrinya untuk membukanya.
Wartinah : ” Tak usah takut….Bismillah saja ya nduk….” Wartinah sebenarnya ingin membukanya tapi dia tetep menyuruh putrinya membuka hasil kelulusan sambil menyerahkan surat kepada putrinya seraya berkata : Lhoo…kamu kan yang sekolah bukan ibuk….ayo kita buka bersama….” Wartinah membuka amplop surat tersebut sedangkan Harni memejamkan matanya karena badannya terasa dingin dan bergetar. Lalu dia membuka hasilnya perlahan dan…..LULUS tulisan tersebut dicumnya.
Harni : ” Buk Harni lulus…Harni lulus….dan besok berkumpul di sekolah “. Perasaan senang dan bahagia berpihak bersamanya….Harni lalu menelepon bapaknya membagi keberhasilannya kelulusannya.
Harni : ” Pak …Harni lulus sekolah….” Sarju ternganga gembira sekali
Sarju : ” Alhamdulillah….bener ini nduk……?
Harni : ” Iya benar pak…ini ada ibuk…..” dari dapur terdengar suara istrinya Wartinah : ” Iya pak….Harni sudah lulus SMP dan mendapat beasiswa prioritas dari sekolahnya untuk memilih SMA sesuai zonasinya ” .
Sarju : ” Bapak akan segera pulang….karena tugas sudah selesai dan izin pulang segera…tunggu bapak segera pulang ke rumah….” Wartinah senang sekali kalau suaminya segera balik kerumah sedangkan Parjo yang masih bermainpun segera balik karena mendengar kakaknya menangis kesenangan.
Parjo : ” Hlo mbak Harni kok nangis….kenapa…..? ” Parjo yang dipeluk ibuknya menjadi agak heran dengan melihat kakaknya menangis sambil tertawa.
Harni : ” Mbak Harni lulus sekolahnya Jok………!!! ” Parjo memeluk kakaknya dan air mata kebahagiaan mengalir perlahan melihat kebahagiaan ini. Teman Jojok yang berada di luar memanggilnya dan Jojok menghentikan permainannya .
Parjo : ” Aku sudahan ya…karena mau makan dulu…laper nih…” teman -teman Parjo pun bubar dan memulai permainan barunya .
Wartinah : ” Eeeh mandi dulu kalau mau makan, kan badanmu sudah kotor habis main ….” .
Parjo : ” Jojok masih berkeringat buk…Jojok istirahat dulu saja ya buk….? ” Wartinah heran pada anak ragilnya karena sepertinya tadi sudah makan…kok minta makan lagi…tapi dia tetep mengambikan makanan tersebut.
Harni : ” Loh kamu kan sudah makan siang tadi……? ”
Jojok : ” Habisnya ibuk masakannya enak…perut jadi pingin makan lagi…..”
Wartinah : ” Cuma kembang kol di goreng tepung saja kok kamu keenakan…..?! ”
Jojok : ” Biarpun cuma kembang kool goreng tepung …tapi lezat kok buk….” Sarju yang baru datang langsung mencium anak perempuannya dan ikut makan bersama Jojok setelah membersihkan tangannya terlebih dahulu.
Sarju : ” Waaah baunya enak sekali …masak apa buk….? ”
Jojok : ” Kembang kol goreng tepung…..enak pak …ayuk kita makan…..”
Sarju : ” Wah..enak lagi kalau ada sambelnya…tapi bapak belum boleh makan sambal…..” Harni ikut menemani bapaknya di meja makan bersama istrinya juga. Wartinah dan Harni yang tersenyum-senyum sendiri memandangi mereka yang sedang makan.
Sarju : ” Mana surat hasil kelulusan bapak mau membacanya…” Harni memberikan surat tersebut yang dimasukkan ke dalam laci uang roti.
Harni : ” Ini pak……monggo dibaca….”
Sarju : ” Besok kan hari minggu…kita keluar yoook ke Celosia Bandungan…hawanya sejuk…merayakan kelulusan kakakmu…..” Parjo yang kesenangan langsung bersorak
Jojok : ” Asssiiiiiiik ke Celosia Bandungan ….piknik lagi dong kita……?! ”
Sarju : ” Hanya seputaran Semarang dan nanti bapak mau ambil mobil sekalian karena disuruh pak Prapto mengambil sekalian di cucikan…kamu mau ikut Jok…..? ”
Jojok : ” Jojok senang sekali mengambil mobil rental di pak Prapto….wah kita bisa ke Simpang lima juga dong nanti malam pak…..? ”
Sarju : ” Ya…tak apa kalau ke Simpang lima….”
Wartinah : ” Kalau ke Simpang lima aku akan ajak bu Kimli sekalian kan masih cukup tempatnya…karena dia pingin ke simpang lima bersama..” . Parjo selesai makan mengajak bapaknya ke rumah pak Prapto segera
Sarju : ” Nanti ini masih dipakai orang dan dalam perjalanan pulang sebentar lagi ya….? ” Parjo yang tak sabaran minta segera.
Jojok : ” Kapan pak keburu malam tak jadi ke Simpang lima dong ….”
Sarju : ” Sebentar lagi nyampai rumah….kira-kira satu jam lagi….tak apakan….karena mobilnya habis dipakai luar kota dan sekarang bu Prapto keluar berbelanja memakai mobil itu dan kondisinya masih kotor karena kehujanan selama di luar kota ” . Telpon hape berdering ternyata dari pak Prapto yang menyuruh Sarju membawa mobil sewanya, Jojok langsung naik motor bapaknya dan meminta segera berangkat.
Sarju : ” Welaaah kamu kok langsung mlangkreng motor bapak….sebentar bapak tak ganti baju…”
Jojok : ” Siaaap…. Jojok menunggu bapak…..”
Sarju : ” Bapak ganti baju dulu yaaa…..sekalian motornya dipanasin itu…..! ” Jojok mulai menstater motor bapaknya yang sudah dibuat otomatis jadi Jojok tinggal pejet saja…Sarju memandangi putranya yang nampak bergairah sekali jika mau bepergian. Sarju tersenyum melihat Jojok karena tingkahnya sementara Harni segera mandi disusul bu Wartinah.
Kimli bersama sekalian istrinya sedang anaknya Rahmad tak mau ikut karena ada teman sekolahnya yang datang dan membicarakan tentang sekolah.
Sarju : ” Bagaimana Rahmad lulus kan…? dia melanjutkan dimana SMAnya….”
Kimli : ” Alhamdulillah….dia lulus sekarang ia masih bersama sahabatnya Rusli membicarakan sekolahnya…”
Sarju : ” Bagaimana besok sekalian ikut ke Celosia Bandungan bersama kami…..?”
Kimli : ” Apakah tak menyusahkanmu kalau Rahmad ikut sekalian…..? ”
Sarju : ” Tidaklah….kan bisa sekalian ngobrol dengan Harni tentang sekolahnya…bagaimana….? ”
Kimli : ” Lihat nanti saja… semoga Rahmad mau ikut sekalian …”
Sarju selalu mengajak Kimli dalam senang dan susah walaupun kini sudah berumah tangga tetapi mereka selalu rukun antara suami dan istri masing-masing, itulah yang membuat persahatannya langgeng diikuti puta dan putri Sarju. Mereka sehabis magriban berangkat menuju SimpangLima dan ternyata Ahmad ikut serta karena Rusli temannya sudah pulang.
Dua keluarga itu berangkat bersama , Jojok tak mau duduk di belakang dia maunya bersama dengan bapaknya. Wartinah akhirnya mengijinkan dan Jojok duduk disamping bapaknya sedangkan Kimli bersama keluarga berada di belakang.
Jojok : ” Besok duduknya seperti ini lagi ya….biar ibuk yang bersama kak Harni…menyiapkan jajanannya…! ”
Wartinah : ” Ya…tak apa….anak satu ini jaaaan….hobine ngatur orang saja…..” Bu Kimli tertawa bersama suaminya sedangkan Rahmad tersenyum-senyum saja dan Harni yang menjawab perkataan adiknya Parjo.
Harni : ” Walaaah kamu biasa….kumat kalau dekat bapak…coba nanti kalau sudah jalan pasti sama Rahmad…hayooo ngaku….?! ‘
Jojok : ” Kalau itu laiiiiin….kan jalan…mas Rahmad kan bisa gendong aku kalau capek…he…he…”
Harni : ” Kasihan dong kak Rahmad kan bisa capek juga…masak sih kamu tega…..” Mereka sudah sampai di areal simpang lima yang menghijau
Wartinah : ” Kok berubah ya simpang limanya jadi hijau…kelihatan teduh sekali…aku mau cari bakul ronde…. bagaimana mau gak semuanya…..Mereka langsung duduk di karpet yang di gelar penjualnya dan menikmati ronde yang dingin
Sarju : ” Aku mau yang hangat saja…..” Kimli juga mau yang hangat, akhirnya cuma orang tua menginginkan yang hangat sedangkan anak-anaknya minum es ronde , makanan lainya pada berdatangan menawarkan jajanannya. Mereka makan sambil diselingi pengamen yang rata-rata anak sekolah ataupun pelajar yang kurang mampu orang tuanya. Disini Rahmad bertemu dengan Rusli yang sedang ngamen..Harni tak tega dan menyuruhnya bernyanyi beberapa lagu dan memberinya seratus ribu rupiah. Rusli mengucapkan terima kasih dan berjalan menuju ke arah yang pengunjung lainnya.
Rahmad : ” Kasihan dia..belum bisa melanjutkan sekolah karena tak ada biaya,tapi dia akan tetap berusaha mendaftar kelas swasta …dan akan selalu mengamen demi membiayai sekolahnya ”
Harni : ” Kasihan dia… semoga diterima sekolah walapun sambil ngamen..tak apa namanya usaha….” Hari semakin malam dan mereka segera pulang untuk esok hari persiapan ke Celosia bandungan .