Prenthol episode 5

Cuti untuk membahagiakan keluarga

Sarju mengambil cuti tahunan karena untuk mengurus sekolah anak-anaknya, Parjo yang sudah masuk TK kecil amat bahagia melihat seragam sekolahnya dijahitkan .

Parjo          : ” Buk .., kapan Jojo berangkatnya…terus tas dan bukunya boleh ndak tak pakai buat main…? ”

Wartinah  : ” Yo jangan to lee….kalau buat sekolah ya dipakai kesekolah…masak buat maiinnn…”

Parjo          : ” Jojo pingin pakai kok buk….”

Wartinah   : ” Ya sabar dulu.. mosok mau pakai seragam sekolah memakai sendal…kan lucu…”

Parjo          : ” Oh ya..ya… nanti mau beli sepatu…”

Wartinah  : ” ‘Duk…piye..sekolahe di trima…..? kok tertawa-tertawa…”

Harni         : ” Alhamdulillah…ini nomornya kan buk…ihiiirrrr Harni di terima…pak..bapak…Harni di terima di SMP N 34..pak….” Prenthol yang dari tadi mencari tak ketemu..hatinya langsung byar..bak lampu baru nyala…

Sarju          : ” Mana…mana..coba bapak cek…o..iya..ini nomor kamu kan…?! ” Sarju setengah tak percaya melihat penerimaan murid baru , dia memeluk istri dan anaknya karena diterima.

Harni         : ” Pak besok hari Senin segera mengumpulkan berkas yang diterima ,  pak Harni ditemani ya…”

Sarju          : ” Iya ‘duk, bapak antar …anak wedokku sudah masuk SMPNegeri….” Hati Sarju amat senang dan mengajak kedua anaknya muter-muter kampung dan bertemu Kimli dijalan .

Kimli          : ” We…Sarju..piye anakmu…bisa diterima….?”

Sarju          : ” Alhamdulillah..diterima Kim…anakmu piye…si Rahmad…?”

Kimli         : ” Rahmad belum diterima..sekolah mana ya… yang bagus…? ”

Sarju          : ” Di Yos Sudarso saja…aku kenal sama guru-guru sana..ayok aku antar….?!”

Kimli         : ” Yo ayo…bantu aku ya…bingung lagi nih..Rahmad belum dapat sekolah…”

Sarju          : ” Nah ..itu ada pah Makrup…ayo aku kenalin sama dia…”

Sarju memperkenalkan Kimli sama pak Makrup selanjutnya Kimli mengurus sekolah anaknya, lalu Sarju kembali mengajak anak-anaknya jalan-jalan dan segera pulang mengumpulkan berkas sekolahnya esok hari. Selama cuti Sarju hanya muter-muter motor dikampung bersama anak-anaknya para tetangga menanyakan Harni dan Jojo sekolah mana dan dengan semangat anak-anak Sarju menjawabnya, tetangga pada memberikan jajanan serta buah sebagai tanda ikut berbahagia. Wartinah membagikan pastel dan bolu buatannya sebagai tanda sukur anak-anaknya sudah diterima sekolah.

Sarju mengajak Harni menanam bunga di pagar  agar terlihat indah, Wartinah menyiram dan membuatkan donat biar mereka senang serta mau memeliharanya, Amir datang bersama Eliz membawakan jambu air.

Amir           : ” Ju……wah seger banget bunganya…baru tanam ya…?”

Sarju           : ” Iya benar…., wah…tumben-tumbenan Eliz ikut kesini…”

Amir            : ” Iya…dia kangen di cek ingel-ingel kali…?! ”

Eliz              : ” Isa kena marah mbak Wartinah kamu…hayoo… mulai lagi…?!” Wartinah yang mendengar celoteh Amir merasa Menik datang tapi suara menik besar bukan seperti ini yang renyah, Wartimah keluar dan Eliz memperkenalkan diri.

Eliz             : ” Kenalkan saya Elizabeth panggil saja Eliz teman kerja Sarju….”. Wartinah senang karena Eliz suka bergurau .

Wartinah  : ” Mbak dimakan ini donat buatan sendiri…maaf kalau tak seperti buatan toko”

Eliz             : ” Mbak si Harni diterima SMP mana…? ”

Wartinah   : ” Alhamdulillah SMPN 34 sini saja dekat rumah….”

Eliz             : ” Bagus itu…dapat negeri…anaknya pak Amir malah dapat swasta di Pius ” Wartinah tersenyum sambil mengedarkan donat ke Amir lalu Harni keluar mencium tangan Eliz dan Amir. Sarju senang mendengar Eliz memanggilnya Sarju didepan Wartinah yang membuat lega hatinya.

Eliz             : ” Kapan kamu masuk kerja Ju….rasanya sepi kantor tak ada kamu…”

Sarju          : ” Ah…yang bener…tak ada yang dikerjain kali….terutama kamu yang nyebeliii… “. Eliz mencubit pundak Sarju dan memukulnya berkali-kali. Sarju berteriak kesakitan ,Wartinah menjadi geli sendiri melihat Eliz mencubiti Sarju suaminya sambil ketawa

Wartinah   : ” Kapooook..rasain dicubit mbak Eliz…, lagi mbak…?! ” Sarju angkat tangan sambil jongkok-jongkok….

Sarju           : ” Sudaaaah…sudahhhh…kamu main kok malah nyakitin aku…tegel banget kamu dik Liz….dik Liz….”

Amir            : ” Wis puas seminggu ‘gak ngusel-ngusel prenthol…..”

Eliz               : ” EEH…apa…dik Liz…dik Liz..mang aku adik kamu…?!” Amir tertawa saja sudah kebiasaan mereka kalau bertemu pasti tarung…ada saja penyebabnya….

Eliz mengeluarkan uang lemburan Sarju seraya berkata :  ” Ini aku ambilkan uang lembur kamu…kasihan nanti ndak bokek…’

Sarju           : ” Cen ayu tenan orang satu ini selalu ingat padaku di kala dibutuhkan ”

Eliz              : Teruuuus…ngoceh…tak sambel nanti bibirmu…” . Wartinah terpingkal-pingkal mendengar pembicaraan Sarju maupun Eliz dan menerima uang dari Eliz.

Amir           : ” Maaf mbak Wartinah…Menik belum belum bisa nitip uang karena kepakai buat Umi masuk SMA ”

Wartinah   : ” ‘Gak apa mas….lain kali bisa kok …wong sekolah Harni bisa dicicil…” Wartinah menutupi perasaannya karena tak tega . Eliz dan Amir menikmati donat buatan Wartinah  sambil bergurau…sesekali Sarju bikin huru hara yang membuat perut dikocok. Akhirnya Eliz pamitan karena mobil akan dipakai ke masjid Baitulrohman oleh dokter Gunarto dan rombongan.

Wartinahpun membuka amplop dari Eliz yang sudah ditanda tangani mbak Nanik.

Wartinah   : ” Wah lumayan pak dapat tambahan dari mbak Liz …kita jadi ke dokter Thoyibbah…? karena aku akan buatkan mendoan sekarang kalau jadi sore ini..?! ”

Sarju           : ” Iyalah….kapan lagi tengok beliau..?”. Selesai shollat asar Sarju dan Wartinah menuju rumah dokter Thoyibbah .

Fatonah membukakan pintu gerbang Sarju melihat dokter sedang duduk santai lantas dokter Thoyibbah menyambut Sarju dan Wartinah.

dr Thoyibbah : ” ‘janur gunung..lama tak berkabar..sini masuk dalam apa di teras..?”

Sarju                : ‘ Di sini saja dok…?! ”

Wartinah membawakan mendoan buatannya yang langsung di taruh di piring oleh Fatonah dan disuguhkan dokter Thoyibbah.

doter Thoyibbah  : ” Piye…anak- anakmu..sudah pada sekolah… ”

Sarju                       : ” Berkat doa dokter Harni sudah masuk SMPN 34 Parjo masuk TK kecil “.

dokter Thoyibbah  : ” Waah kebetulan ini kalau kamu masih cuti bisa antar aku ke Cepu sekalian ajak anak-anakmu ke rumah dinas mas Andi di Cepu ”

Sarju                        : ” Injih dokter saget…saget…kapan berangkatnya….?”

dokter Thoyibbah  menelepon Andi yang berada di Cepu : ” Katanya kalau bisa sekarang saja berangkat kan cuma tiga jam lewat Purwodadi ”

Sarju                        : ” Injih..titip dik Wartinah dulu, saya tak ambil anak-anak..”

dokter Thoyibbah : ” Tak usah bawa ganti, nanti biar istri Andi yang akan membelikan pakaian karena dia sudah pernah janji pada ibu…..biar Wartinah sekalian membantu ibu disini beberes”

Sarju langsung tancap gas menuju rumah dan anak-anaknya langsung berganti baju yang dianggap baik..dan bersih . Sarju pamit pada Zaenal tetangga sebelahnya kalau akan ke Cepu dan menginap disana.

Zaenal      : ” Ya…jangan lupa oleh-olehnya…dan hati-hati di jalan..”.

Sarju puter balik menuju rumah dokter Thoyibbah perasaan senang membawa dirinya bersama keluarga. Mendoan Wartinah ikut dibawa Fatonah sebagai teman perjalanan karena malam hari jalanan sepi dan tak ada yang jualan. Pak Satpam yang menjaga rumah dokter Thoyibbah. Selesai sholat maghrib mereka berangkat, Parjo bernyanyi-nyanyi menghafalkan lagu *bebek adus kali dan pelangi-pelangi *. Parjo akhirnya mengantuk dia tertidur dipelukan Wartinah.

Mendoan Wartinah laris manis perut kenyang Wartinah liyat-liyut matanya melihat seperti itu Sarju memutar musik yang ada di dasboar mobil dokter kebetulan yang ada lagu Koes Plus membuat mata Sarju ikutan menyala. Dokter Thoyibbah ikut mengantuk :”  Sampai mana ini Ju…?”

Sarju            : ” Keluar Blora buk sampai Cepu satu jam lagi..”

dr Thoyib    : ” Kamu ‘Gak ngantuk…minum kopi dulu..tu di perempatan ada minuman “. Sarju meminum kopi bersama dr.Thoyibbah , Sarju meminta permen davos sebagai teman jalan, Mas Andi telepon   : ” Sampai mana buk…? ”

dr Thoyib         : ” Barusan kluar Blora ni dah masuk alas jati…”

Andi                   : ” Ini pintu gerbang sudah di buka nanti masuk saja ”

Sarju mendengarkan pembicaraan mas Andi dan dokter Thoyibb  ibunya dan sudah diperkirakan sampai maka Sarju membangunkan istrinya dan semua anaknya untuk siap-siap turun. Tiba di pos keamanan Sarju dipandu menuju rumah pak Andi kepala Pertamina Cepu.


Prenthol

Prenthol

Score 8
Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2022 Native Language: Indonesian
Prenthol adalah seorang lelaki yang sayang keluarga , walaupun pendidikannya rendah tak jadi masalah karena Prenthol terus selalu berusaha berbuat baik dan menerima apa adanya amat jujur dan lugu orangnya .Prenthol tak bakalan menyerah banyak yang mengasihi Prenthol alias Sarju , cobaan demi cobaan ia lalui dengan tabah. Seperti apa sajakah cobaan tersebut ? Mari kita ikuti kisah ini bersama dan semoga bisa menjadi contoh teladan kita

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset