Tiga sosok makhluk tak kasat mata kini berdiri di depan Yi Yuen yang menatap tajam. Ketiga sosok itu terdiri dari seorang bocah laki-laki dan dua orang lelaki dewasa. Ketiganya berpenampilan layaknya orang-orang di zaman dulu. Si bocah menatap Yi Yuen tajam. Bola matanya berwarna merah dengan wajah menyeramkan yang putih memucat.
“Anak kecil ini ternyata hebat juga. Rupanya, dia bisa melihat kita.” Salah satu lelaki dengan wajah yang tak kalah menyeramkan bergumam saat melihat Yi Yuen menatap ke arah mereka.
“Hei, bocah! Apa yang kamu lihat? Jika tidak ingin mati di tangan kami, lebih baik tinggalkan tempat ini!”
Lelaki dengan wajah yang tampak rusak sebelah dengan bajunya yang basah berucap dengan sorot mata yang tajam ke arah Yi Yuen.
Tanpa takut sedikit pun, Yi Yuen hanya tersenyum dan berjalan mendekat ke arah mereka. “Kalau aku tidak mau pergi, kalian mau apa?”
Bocah laki-laki yang hanya berjarak beberapa meter dari Yi Yuen terlihat marah. Tanpa diperintah, dia melayang dengan cepat menuju Yi Yuen dengan kedua tangan yang bersiap mencekik leher gadis itu. Dengan cepat, Yi Yuen menghindar darinya.
“Ternyata anak kecil ini hebat juga! Kalau tidak segera menghabisinya, kita pasti akan dihukum.” Lelaki dengan wajah setengah hancur ikut melancarkan serangan pada Yi Yuen, tapi serangannya segera ditepis oleh Ling yang tiba-tiba datang menghadangnya.
“Tidak akan aku biarkan kalian menyakitinya!” Ling mengeluarkan sinar biru dari telapak tangannya dan menghantam lelaki itu, hingga terjungkal ke belakang.
“Nona, apa Nona tidak apa-apa?” tanya Ling sambil memeriksa tubuh Yi Yuen
“Aku tidak apa-apa, Bi. Sepertinya, mereka diperintah untuk menakuti orang-orang yang mengunjungi kedai ini. Makanya, paman pemilik kedai kehilangan pembelinya,” jelas Yi Yuen sambil menatap tiga makhluk itu.
“Oh, jadi kalian adalah biang kerok yang menyebabkan kedai ini sepi pembeli? Siapa yang menyuruh kalian? Jawab! Jika tidak, jangan salahkan aku jika nantinya kalian akan binasa di tanganku!” Ling bersiap mengeluarkan jurus andalannya. Cahaya biru tampak menggumpal di telapak tangannya.
“Ah, siluman rubah yang sombong. Mati kamu!”
Seorang lelaki yang sedari tadi jadi penonton mulai ikut campur. Penampilannya yang tak kalah menyeramkan dari dua temannya mulai melayangkan serangan ke arah Ling. Kekuatannya yang ternyata cukup tangguh membuat Ling mulai tersudut saat serangan demi serangan diarahkan bertubi-tubi padanya. Ling dengan langkahnya yang gesit masih dapat menghindar, hingga membuat lelaki itu naik darah.
Melihat teman mereka yang kesulitan membuat dua orang yang sedari tadi melihat pertarungan itu akhirnya turun tangan. Ketiga makhluk yang menyeramkan itu melawan Ling yang menghadapi serangan mereka seorang diri. Melihat mereka yang terus menyerangnya membuat Ling mengalami kesulitan. Walau begitu, dia masih berusaha melawan, hingga serangannya mengenai bocah lelaki yang kini meringis kesakitan di atas lantai.
“Sialan! Kamu telah menyakiti anakku!” pekik lelaki yang memiliki wajah setengah hancur. Dengan garangnya, dia melancarkan serangannya yang membabi buta, hingga membuat Ling terpojok. Tak sampai di situ, sinar-sinar hitam tampak keluar dari tangannya dan tertuju ke arah Ling.
Meihat keadaan Ling yang terdesak, Yi Yuen lantas berlari di depan gadis itu dan berdiri menghadang lelaki yang sudah siap menghantam pukulannya ke arah Ling. Melihat Yi Yuen berdiri di depannya, lelaki itu tidak peduli dan bersiap mengarahkan pukulan padanya.
“Nona, awas!” seru Ling memperingatkan Yi Yuen, tapi gadis kecil itu bergeming. Matanya tiba-tiba berubah menjadi biru dengan tangan kanan yang diangkat lurus ke depan. Lelaki itu terkejut saat melihat cahaya putih berupa sebuah dinding penghalang yang kini menghalangi dirinya dan gadis kecil itu. Dia tersentak saat tubuhnya berusaha menembus dinding batas yang keluar dari tangan Yi Yuen, tapi tubuhnya terpental jauh ke belakang dengan suara rintihan yang memilukan.
“Ayah!” Bocah laki-laki berlari ke arahnya yang terlihat mengeluarkan darah hitam dari mulutnya.
“Anak itu sangat hebat. Selama ini tidak ada yang bisa menghalangi seranganku, tapi dia mampu menghalanginya bahkan mematahkan seranganku Siapa sebenarnya gadis kecil itu?” ucap lelaki yang kini menatap Yi Yuen tanpa kedip.
“Selama ini kalian telah mengganggu pembeli di kedai ini. Apa kalian telah diperintah untuk menghancurkannya?” tanya Yi Yuen yang berjalan ke arah mereka.
Ketiga makhluk itu terkejut hingga berjalan mundur ke belakang. Wajah mereka menunjukkan raut ketakutan saat Yi Yuen semakin mendekat hingga mereka tersudut di dinding ruangan.
“Siapa kamu? Kenapa anak kecil sepertimu bisa melihat kami? Dan kekuatanmu itu …. ”
“Siapa yang sudah memerintahkan kalian menghancurkan kedai ini? Jika tidak menjawab, aku akan membuat kalian menyesal dan tidak akan pernah bereinkarnasi!”
Mereka terkejut saat mendengar ancaman Yi Yuen, tapi salah satu dari mereka membalas dengan tertawa keras. Lelaki itu seakan tidak percaya dengan Yi Yuen yang mampu menghancurkan mereka apalagi membuat mereka tidak dapat bereinkarnasi. Namun, tawanya seketika terhenti saat melihat tangan Yi Yuen yang mengeluarkan cahaya putih dan bersiap menghantam padanya.
“Jika perlu bukti, maka aku akan mengabulkannya. Bersiaplah karena kalian akan hancur menjadi abu dan tidak akan pernah bereinkarnasi!” Yi Yuen bersiap menghantam cahaya itu, tapi Ling segera menghentikannya.
“Dewi, tolong ampuni mereka! Jangan biarkan tangan kecil Nona melakukan pembunuhan. Tenangkan dirimu!”
Zhi Ruo yang sedari tadi hanya melihat mereka akhirnya turun tangan. Sambil berlutut di depan Yi Yuen, wanita itu menangis dan memintanya untuk menghentikan serangannya. “Putriku, Ibu mohon jangan bunuh mereka. Tahan emosimu. Ibu mohon, beri mereka kesempatan dan dengarkan penjelasan mereka.”
Melihat ibunya yang menangis dan berlutut, seketika matanya kembali normal. Perlahan, tangannya diturunkan seiring cahaya putih yang mulai menghilang. Zhi Ruo lantas mendekat dan memeluknya.
“Maafkan aku, Ibu. Aku marah karena mereka berusaha menyerang Bibi. Aku bisa tahan dengan apa pun yang akan mereka lakukan, tapi jika mereka menyakiti Ibu dan Bibi, aku tidak akan diam. Aku akan melenyapkan siapa pun yang ingin mencelakai kalian.” Mendengar ucapan anaknya, Zhi Ruo tersenyum dan kembali memeluknya. Begitu pun dengan Ling yang merasa terharu saat mendengar ucapan gadis kecil itu.
Ketiga makhluk yang kini ketakutan tampak berlutut di depan Yi Yuen. Mereka mulai sadar kalau gadis kecil itu bukanlah manusia biasa, hingga mereka terkejut saat Ling menjelaskan semuanya kepada mereka.
“Kalian hampir saja binasa di tangan gadis kecil itu. Dia bukan manusia biasa. Dia adalah titisan Dewi Keabadian.” Sontak, mereka terkejut dan menatap Yi Yuen yang sedang bermanja pada ibunya.
“Apa itu benar?”
Ling mengangguk dan menatap Yi Yuen dengan senyum di bibirnya. “Ayahnya adalah Dewa Alam Semesta. Dan kalian, bukanlah lawan yang sebanding dengannya. Dia masih terlalu kecil untuk mengatasi emosinya. Kalau bukan karena ibunya, aku yakin kalian sekarang pasti sudah menjadi abu!”
“Nona, tolong maafkan kami. Kami tahu kami bersalah, tapi ini semua bukan keinginan kami. Mereka telah berjanji jika kedai ini hancur, maka kami akan dibebaskan dan bisa bereinkanasi. Namun, sudah hampir 8 tahun kami tidak dibebaskan, malah kami sengaja dikurung di dalam kedai ini dan bersemayam di dalam lukisan.” Penjelasan mereka membuat Ling merasa iba. Begitu pun dengan Yi Yuen yang kini menatap ke arah mereka.
“Nona, apakah kami akan dihukum?” tanya bocah laki-laki yang mulai ketakutan.
“Tidak, asalkan kalian berjanji untuk tidak lagi melakukan perintah mereka. Apa kalian bisa memberitahuku, siapa orang yang sudah memerintahkan kalian?”
Ketiga makhluk itu saling memandang seakan ada ketakutan di wajah mereka.
“Katakan saja, aku janji setelah itu aku akan membantu kalian untuk bereinkarnasi.” Yi Yuen kini berdiri di depan mereka. Melihatnya, mereka kembali saling memandang.
Bocah laki-laki itu lantas bangkit dan berdiri di depan pintu kedai sambil telunjuknya mengarah pada sebuah kedai obat yang cukup besar dan ramai di depannya. Kedai itu penuh dengan pengunjung yang keluar masuk.
“Oh, pantas saja jika kedai ini sudah tidak ada lagi pelanggan. Rupanya, mereka sengaja membuat onar,” ucap Ling sambil memandangi kedai yang baginya penuh kejanggalan. Bagaimana tidak, kedai itu selalu penuh dengan pengunjung. Bahkan, sejak pagi kedai itu sudah ditunggui pelanggan di depan pintu.
“Apa ada yang aneh dengan kedai itu?” tanya Zhi Ruo saat melihat Ling yang terus memandangi kedai di depan mereka.
“Iya, Nyonya. Aku bisa melihat aura jahat di kedai itu. Sepertinya, ada yang aneh dengan kedai itu.”
“Lalu, apa mereka itu berbahaya?”
“Jangan khawatir, Nyonya. Aku sendiri yang akan menyelidikinya.”
“Jangan, jika kamu tidak ingin tubuhmu hancur! Mereka memakai seorang biksu yang sangat hebat untuk mengontrol kami. Jika kami melawan, biksu itu akan menghajar kami hingga tak berkutik. Kami terjebak karena diiming-imingi janji untuk bereinkarnasi, tapi nyatanya kami dibohongi!” Lelaki yang memiliki wajah setengah hancur tampak bersedih. Begitu pun dengan bocah lelaki yang kini memeluknya.
“Ayah, jika nanti kita bisa reinkarnasi, aku ingin menjadi anakmu lagi.” Bocah itu menangis dan memeluk erat lelaki yang kini ikut menangis.
Melihat mereka yang tertekan membuat Ling ikut prihatin. Dia bisa merasakan kesedihan yang mereka rasakan. Gadis muda itu lantas memandangi Yi Yuen dan berharap agar gadis kecil itu bisa membantu mereka, walau dia tahu itu mungkin sesuatu hal yang mustahil.
Yi Yuen mengerti dengan tatapan mata Ling yang mengiba padanya. Gadis kecil itu lantas mendekat ke arah tiga makhluk yang kini ketakutan saat melihatnya. “Aku akan membantu kalian untuk bereinkarnasi, tapi sebelumnya bantu kami untuk mencari tahu maksud perbuatan mereka. Jika berhasil, saat bulan purnama nanti aku akan membantu kalian bereinkarnasi. Apa kalian setuju?”
Ketiga makhluk itu mengangguk dan menyetujui permintaan Yi Yuen. Atas perintahnya, Ling kemudian membakar lukisan di mana ketiga makhluk itu terikat. Seketika saja, dia mendengar suara runtuhan tembok yang cukup keras. Gadis muda itu lantas keluar dan melihat serpihan tembok yang hancur mengelilingi kedai itu. Anehnya, hanya dia dan Yi Yuen yang mampu melihatnya.
Tembok itu adalah tembok yang menghalangi ketiga makhluk agar tidak bisa kabur. Dan tembok itu pula yang menyebabkan pandangan manusia biasa tertipu dengan penampakan kedai yang terlihat kumuh dan berhantu. Itulah sebabnya, kedai itu tidak pernah dikunjungi oleh pembeli dan beralih pada kedai yang terlihat bersih dan nyaman yang ada di depannya.
“Kalian bertiga telah bebas. Sekarang, cari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Setelah mendapat kabar, segera beritahukan pada kami,” ucap Ling pada ketiga makhluk itu. Mereka bertiga mengangguk serempak dan seketika menghilang dari tempat itu.
“Ling, apa sebenarnya yang terjadi?” tanya Zhi Ruo yang sedari tadi heran dengan sikap mereka.
“Nyonya, jangan khawatir. Setelah masalah ini selesai, kita akan membuka kedai ini dan membantu warga sekitar untuk berobat. Untuk sementara, kita bersihkan saja dulu kedai ini sembari menunggu hasil penyelidikan mereka. Sebaiknya, Nyonya istirahat saja karena sudah bekerja sedari tadi, biar aku yang akan menyelesaikannya.”
Zhi Ruo mengangguk karena tubuhnya mulai merasa lelah. Wanita itu lantas masuk ke kamarnya dan berbaring di sana. Sementara Yi Yuen, masih berdiri di depan pintu kedai sambil menatap lurus ke arah kedai yang ada di depannya.
“Apa yang harus kita lakukan jika mereka terbukti memperalat makhluk tak kasat mata untuk melariskan dagangan mereka? Apa Nona punya solusi jika itu terbukti?” tanya Ling yang kini berdiri di samping Yi Yuen.
“Kalau itu terbukti, kita tidak bisa membiarkan mereka terus melakukannya. Aku tidak akan membiarkan mereka mempermainkan semua makhluk sesuka hati mereka.”
Ling memandang Yi Yuen yang masih menatap tajam ke arah depan. Dia seakan bisa merasakan kalau gadis kecil di depannya itu bukanlah gadis kecil yang biasa bersikap manja. Kadang, sikap gadis kecil itu berubah lebih dewasa. Adakala, dia bertingkah layaknya gadis kecil pada umumnya. Itu semua karena Yi Yuen belum bisa mengontrol kemampuan yang sudah ada sejak dia lahir. Kemampuan luar biasa yang membuat manusia dan makhluk tak kasat mata akan tunduk padanya.
“Nona, sebaiknya Nona beristirahat saja dan temani nyonya di kamar. Kasihan, nyonya saat ini pasti lelah karena sedari tadi bekerja.”
Yi Yuen lantas bergegas masuk ke kamar dan melihat ibunya yang tengah tertidur. Sambil tersenyum, gadis kecil itu menggenggam tangan ibunya dan duduk menemani sang ibu yang tertidur pulas. “Ibu, selama ada aku, aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu. Aku akan menjagamu dengan nyawaku.” Yi Yuen menatap wajah ibunya yang tampak cantik. Sekilas, dia berharap agar ibunya kelak akan bahagia karena dia tahu, ibunya menyimpan kesedihan yang teramat dalam. Kesedihan karena kehilangan cintanya.