Di dalam ruangan milik ayahnya, Yi Yuen duduk sambil membuka kitab merah. Kitab yang berisikan semua jurus yang diberikan Zhang Bingjie dan beberapa informasi tentang kelemahan Dewa Perang. Dan yang paling terpenting adalah kelemahan dari pasukan hitam yang tentu saja membuat Yi Yuen mempunyai kesempatan untuk menghancurkan mereka.
“Guru, aku berhutang budi padamu. Aku akan melakukan sesuai yang tertulis di kitab ini. Aku pasti akan membuat mereka membayar atas perbuatan mereka kepada manusia dan pada orang-orang yang aku sayangi. Aku tidak akan membiarkan mereka mengacaukan bumi untuk ketiga kalinya. Akan aku pastikan kalau mereka akan menyesal karena sudah berurusan denganku!”
Yi Yuen lantas bangkit dan berdiri di depan lukisan ayah dan ibunya. “Ayah, Ibu, tolong bantu aku untuk menghadapi semua ini. Aku akan membuat mereka menyesal karena sudah menyakiti kalian.”
Yi Yuen kemudian bergegas keluar dari ruangan itu. Dia ingin mengetahui persiapan yang sudah dilakukan kakek dan neneknya. Namun, di depan pintu, langkahnya terhenti. Di depannya kini, Putri Anchi tengah berdiri dan menatap ke arahnya dengan rasa benci.
“Apa kamu senang karena sudah mengambil semua milikku? Ayahku, Qiang dan bahkan istana ini juga kamu ambil dariku, apa kamu puas?” teriak Putri Anchi dengan wajah memerah dan air mata yang sudah menggantung di pelupuk matanya.
“Kenapa? Apa kamu tidak suka aku mengambilnya darimu? Kalau begitu, coba ambil kembali dariku. Jika kamu mampu mengambilnya dariku, aku akan berlutut di depanmu dan mengembalikan mahkota ini padamu,” ucap Yi Yuen yang mencoba memanas-manasi gadis itu.
“Baiklah, lihat saja nanti. Aku pasti akan membuatmu bersujud di depanku dan merengek meminta ampun padaku. Kamu dan semua penghuni istana ini akan menyesal dan kalian pasti akan hancur!”
Ucapan Putri Anchi membuat Yi Yuen tersenyum. Karena itulah yang dia inginkan, serangan dari mereka terlebih dulu. Dengan begitu, dia mempunyai kesempatan untuk membongkar semua kejahatan mereka. Karena dia sendiri tidak mempunyai bukti atas keterlibatan Dewa Perang dengan dua kejadian yang sudah terjadi.
Yi Yuen menatap Putri Anchi dengan senyum mengejek. “Kamu ingin membunuhku? Baik, aku akan menunggu hingga saat itu tiba. Aku ingin lihat sehebat apa kemampuanmu itu. Walau kita satu ayah, aku tidak akan segan-segan menghabisimu karena kamu tak lebih dari sampah yang pantas untuk disingkirkan.”
Kata-kata Yi Yuen yang sengaja membuat Putri Anchi marah ternyata mampu membuat gadis itu naik darah. Tanpa di nyana, Putri Anchi melepaskan satu pukulan ke arah Yi Yuen. Cahaya merah keluar dari tangannya seiring pukulan yang dia arahkan pada Yi Yuen. Dengan mudah, Yi Yuen menghindar dari pukulan cahaya merah dan melesat cepat ke arah Putri Anchi dan tiba-tiba saja satu tamparan yang cukup keras menghantam wajah gadis itu hingga dia terpental beberapa meter dan jatuh di atas lantai. Gadis itu meringis menahan rasa sakit di pipi kirinya. Terlihat darah segar dia muntahkan hingga membuatnya mengepalkan kedua tangannya.
Yi Yuen berjalan mendekat ke arah Putri Anchi yang terlihat ketakutan saat melihat gadis itu duduk di depannya. “Sakit yang kamu rasakan tidak seberapa dengan sakit yang aku rasakan. Aku akan membuatmu merasakan sakit lebih dari ini jika kamu masih ingin mencampuri urusanku. Walau begitu, aku akan mengampunimu karena bagaimanapun juga kita adalah saudara, tapi jika … ”
“Tidak! Aku tidak mempunyai saudara! Kamu bukan siapa-siapa bagiku dan aku sangat membencimu. Sampai kapanpun, aku tidak akan mengakui gadis rendahan sepertimu sebagai saudaraku. Ingat, kamu akan menyesal karena sudah melukaiku. Lihat saja, kamu pasti akan menyesal!”
Putri Anchi kemudian bangkit dan pergi meninggalkan Yi Yuen yang hanya bisa tersenyum melihat kepergiannya. “Kita lihat saja apa yang akan kamu lakukan. Pergilah dan mengadulah pada kakek dan ibumu. Itu lebih baik agar aku tidak usah lama-lama menunggu.”
Benar saja, Dewa Perang dan Putri Mu Rong tampak marah saat melihat wajah Putri Anchi yang memerah dengan darah yang masih basah di sudut bibirnya.
“Ayah, jika dibiarkan terus gadis rendahan itu akan semakin besar kepala. Jika kita tidak segera menyingkirkannya, kita akan jadi bulan-bulan gadis rendahan itu.”
Putri Mu Rong terlihat merengek hingga membuat Dewa Perang ikut terbawa emosi. Dia sudah cukup bersabar dengan sikap Yi Yuen yang dirasa sudah di luar batas.
“Baiklah, Ayah akan segera menemui Dewa Hitam. Kalian berdua juga harus bersiap dengan kemungkinan yang terjadi. Bersiaplah untuk melakukan penyerangan.”
“Baik, Ayah.”
Dewa Perang lantas kembali menemui Dewa Hitam. Di tempat persembunyian mereka, terlihat puluhan ribu anak buah Dewa Hitam yang sudah bersiap. Bayangan-bayangan hitam terlihat memenuhi tempat itu.
“Jadi, kapan kita akan melakukan penyerangan? Semua pasukanku sudah bersiap dan akan bergerak jika sudah ada perintah.”
“Hari ini juga kita akan lakukan penyerangan. Aku akan siapkan pasukanku untuk menyerang Istana Khayangan dan pasukanmu harus sudah memorak-porandakan alam manusia. Dan setelah itu, kita akan menyingkirkan orang-orang yang menghalangi kita dan mengambil alih Istana Khayangan.”
Rencana mereka rupanya sudah final. Mereka sudah merencanakan dengan sangat matang. Dewa Perang kembali ke Istana Khayangan dan mulai menyiapkan pasukannya secara diam-diam. Rupanya, tak sedikit yang mengikutinya. Pasukan yang dipimpinnya pun terdiri dari orang-orang yang memiliki kemampuan yang cukup tinggi. Terlihat, beberapa dewa juga berpihak padanya.
Sementara Yi Yuen, kini berada di kedai yang sudah diubah menjadi tempat pasukannya berkumpul. Dia cukup terkejut saat melihat pasukan yang sudah berkumpul. Dia tidak menyangka, mereka begitu antusias untuk membantunya.
Desa di bawah Gunung Taishan tak hanya mengirimkan beberapa pemuda tangguh dari desanya, tapi mereka juga datang bersama siluman babi yang sempat berseteru dengan mereka. Mendengar Yi Yuen meminta bantuan, tanpa segan mereka mengajukan diri untuk membantu. Bahkan, siluman babi tidak datang sendiri. Dia membawa beberapa siluman yang juga ingin membantu Yi Yuen yang mereka anggap sebagai Dewi Keabadian.
“Aku ucapkan terima kasih atas kedatangan kalian, tapi kalian pasti sudah tahu resiko yang akan kalian hadapi. Musuh kita bukan dari kalangan manusia yang bisa dengan mudah kita lawan, tapi dari sosok bayangan hitam yang bersembunyi di balik tubuh manusia. Karena itu, kalian butuh kerjasama agar bisa mengalahkan mereka.”
“Dewi, katakan saja apa yang harus kami lakukan. Kami akan membantumu dan tidak akan mundur walau sejengkal. Katakan saja, bagaimana kerjasama yang harus kami lakukan,” tanya siluman babi.
Yi Yuen mulai mengemukakan rencana yang sudah dia pikirnya matang-matang. Rencana yang yang sama sekali tidak akan diduga-duga oleh pihak musuh. Rupanya, keterangan di dalam kitab merah sudah memberikan jalan bagi Yi Yuen untuk menyingkirkan pasukan Dewa Hitam.
Setelah menjelaskan rencana pada pasukannya yang berkumpul di kedai, Yi Yuen bergegas menuju kerajaan menemui pasukan yang sudah disiapkan oleh Pangeran Muda dan Wang Wei. Gadis itu juga mengemukakan rencana yang sama.
“Pangeran Muda, aku punya satu permintaan lagi untukmu.”
“Katakan saja, apa itu?”
“Untuk menghindari jatuhnya korban lebih banyak, aku ingin Pangeran Muda menggunakan kekuasaanmu untuk melarang setiap penduduk keluar dari rumah mereka. Mulai dari hari ini, perintahkan kepada seluruh penduduk untuk berdiam diri di dalam rumah.”
“Baiklah, jika itu untuk keselamatan mereka, aku akan segera mengeluarkan perintah untuk melarang setiap orang keluar dari rumah mereka.”
Pangeran Muda lantas mengeluarkan surat perintah itu. Walau ditentang oleh sebagian orang yang merasa dirugikan oleh kebijakan raja, nyatanya masih saja ada yang menolak melakukan perintah rajanya itu.
“Kenapa kita harus berdiam di dalam rumah? Apa alasan raja mengeluarkan perintah yang tidak masuk akal itu?” Keluh beberapa orang yang merasa kebijakan raja terlalu mengada-ada.
Walau sudah diperintah, masih saja ada yang melawan. Bahkan, mereka sama sekali tidak peduli dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh sang raja.
Sementara di Istana Khayangan, situasi masih terlihat seperti biasanya. Tidak ada pergerakan yang mencurigakan dari kedua pihak yang sama-sama menyembunyikan kecurigaan. Hingga Yi Yuen memutuskan untuk melakukan pertemuan di aula Istana dan mengumpulkan semua para dewa dan dewi untuk berkumpul si sana.
Pertemuan yang tiba-tiba itu sontak membuat Dewa Perang terkejut. Dia tidak menyangka kalau Yi Yuen masih sempat melakukan pertemuan di saat dirinya sudah bersiap untuk melakukan penyerangan. “Gadis itu, apa yang dia rencanakan?” batin Dewa Perang yang berjalan meninggalkan ruangannya.
Di atas singgasana, Yi Yuen mengedarkan pandangannya dan menatap semua orang yang hadir di tempat itu dan dia tersenyum kecut saat tidak melihat keberadaan Dewa Perang di tempat itu. “Jadi, dia sudah mulai bergerak. Baiklah, aku ingin lihat apa yang akan dia lakukan,” batin Yi Yuen.
Pintu ruangan aula lantas ditutup atas perintah Yi Yuen. Semua orang terkejut saat tiba-tiba pintu ruangan itu ditutup.
“Ada apa ini? Kenapa pintu ruangan ini ditutup?” tanya seorang dewa yang mulai curiga.
Yi Yuen menatap tajam pada setiap wajah semua orang yang ada di tempat itu. “Aku tahu ada di antara kalian yang ingin memberontak. Aku berikan kalian kesempatan untuk menyerahkan diri agar tidak terjadi pertempuran, tapi jika kalian menolak, maka aku akan melawan kalian. Apa kalian pikir, aku tidak tahu maksud kalian?”
Sontak, ucapan Yi Yuen membuat beberapa orang yang berada di bawah perintah Dewa Perang terkejut.
“Dewi, apa maksudmu? Apa kamu pikir kami ingin memberontak?”
“Tidak usah mengelak karena kami sudah tahu siapa dalang dibalik kejadian penyerangan pasukan hitam di alam manusia. Apa kalian pikir, kami hanya diam saja tanpa melakukan apa pun? Dewa Perang hanya ingin memanfaatkan kalian untuk kepentingannya. Setelah itu, kalian selamanya akan tunduk pada perintahnya.”
Dewa Kebijaksanaan tidak tinggal diam. Dia berusaha untuk menyadarkan para dewa lainnya, tapi tanpa di duga, beberapa dewa dengan lantang menyerukan perang sambil menghunus pedang ke arah dewa-dewa yang berpihak pada Yi Yuen.
“Kami tidak peduli karena kami tidak sudi dipimpin oleh seorang manusia. Sampai kapan pun kami tidak akan rela jika kami diperintah olehnya!” seru salah satu dewa sambil menunjuk ke arah Yi Yuen.
Di dalam aula kini terlihat dua kelompok yang saling menghunuskan pedang. Tak hanya itu, di luar aula juga terjadi hal yang sama. Dua pasukan istana sudah bersiap-siap untuk saling menyerang.
Melihat hal itu, Yi Yuen lantas turun dari atas singgasana dan berjalan menuju kelompok yang berada di bawah perintah Dewa Perang. Tatapan matanya begitu tajam hingga membuat mereka mundur saat Yi Yuen berjalan tepat di depan mereka.
“Baiklah, jika kalian masih membela pemimpin kalian itu maka aku tidak bisa tinggal diam. Siapa pun yang mencoba mengambil alih Istana Khayangan ini dariku secara paksa, maka aku akan menghancurkan mereka sampai ke akar-akarnya!”
Tiba-tiba saja pedang berwarna kebiruan muncul dari tangan Yi Yuen. Pedang yang hanya dimiliki oleh satu orang, yaitu Dewi Keabadian. Melihat pedang di tangan gadis itu, hampir seluruh yang ada di ruangan itu terkejut.
“Itu kan … ”
“Ya, ini aku, Yi Yuen, Dewi Keabadian.”
“Tidak mungkin! Apa kamu pikir kami akan tertipu dengan omong kosongmu itu? Ramalan tentangmu hanya omong kosong. Dewi Keabadian sudah lama mati dan tidak mungkin bisa terlahir kembali, apalagi menjadi seorang manusia!” seru salah satu dewa yang masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya kini.
“Kalau tidak percaya, silakan maju dan buktikan sendiri siapa aku!” Tantang Yi Yuen pada dewa itu. Lelaki yang sudah tidak muda lagi itu lantas maju menyerang Yi Yuen dengan kekuatan api miliknya. Dari telapak tangannya, tersembur kilatan api yang menyasar tubuh Yi Yuen. Namun, dengan pedangnya, Yi Yuen mampu menangkis kilatan cahaya api dan mengembalikan serangan itu pada lelaki yang menyerangnya. Sontak, dia terkejut karena serangannya sama sekali tidak berpengaruh apa-apa pada gadis itu. Bahkan, serangan api miliknya dibuat seperti mainan oleh Yi Yuen.
“Hah, rupanya dia memiliki kekuatan yang cukup hebat. Dia mampu menangkis serangan api milikku dengan pedangnya. Jika itu pedang biasa, maka api milikku pasti sudah menghancurkannya, tapi … ”
Lelaki itu begitu terkejut saat melihat Yi Yuen menghadapi serangan beberapa orang yang kini menyerangnya secara bersamaan. Dengan mudah, gadis itu membalas serangan mereka hanya dengan sebuah pedang yang terarah pada titik tertentu hingga membuat tubuh lawannya tak berdaya.
“Gadis itu … dia tidak membunuh melainkan melumpuhkan mereka. Apa mungkin dia tidak bermaksud membunuh orang-orang yang sudah memberontak padanya?” batin lelaki tua itu yang dikenal dengan sebutan Dewa Api.
Kini, ruangan itu telah ramai dengan suara dentingan pedang yang beradu. Mereka mulai saling menyerang. Begitupun dengan semua pasukan yang berada di luar aula. Mereka mulai saling menyerang hingga menimbulkan kekacauan di tempat itu.
Sementara di Istana Khayangan telah terjadi pertempuran, di alam manusia juga terjadi hal yang sama. Pasukan hitam kini telah berhasil merasuki beberapa manusia dan mulai membuat keonaran. Dari jauh, Dewa Hitam dan Dewa Perang tengah berdiri dan menyaksikan pertempuran yang telah terjadi. Mereka tersenyum puas saat melihat pasukan hitam yang menguasai arena pertempuran. Mereka tersenyum sinis saat melihat pasukan dari kerajaan yang tak lebih dari 1000 orang. Namun, senyum mereka tiba-tiba memudar saat melihat pasukan siluman dan roh yang memasuki arena pertempuran dan menyerang pasukan hitam.
Itulah kelemahan pasukan hitam yang mampu di tandingi dengan serangan dari siluman dan juga roh. Di mana, mereka memiliki alam yang sama dan mampu membunuh sesama mereka.
“Dewa Perang, apa yang terjadi? Bukankah lawan kita hanya manusia, tapi kenapa para siluman dan roh bisa ikut bertarung? Jika seperti ini, pasukanku bisa saja mati!”
Dewa Hitam terlihat marah, apalagi saat melihat kemampuan pasukan kerajaan yang mampu membunuh pasukan hitam tanpa membunuh manusia yang dirasuki.
“Kenapa ini bisa terjadi? Kenapa manusia-manusia itu bisa membunuh pasukanku?”
Itulah rencana yang sudah diatur oleh Yi Yuen. Rencana yang bisa mematahkan kekuatan pasukan hitam. Kekuatan yang bisa dipatahkan dengan kekuatan darah dari seorang manusia setengah dewa.