Rental Pacar (Fiction) episode 11

Chapter 11

Hari ini Aqila kembali berada di ruangan Pak wijaya seperti bebarapa bulan yang lalu. Ia berniat menyewa pacar untuk d bawa ke birthday party-nya Deandra. Setelah selesai, Aqila langsung dipertemukan dengan orang yang akan disewanya.

Ia tercengang melihat sosok pria yang sedang berjalan kearahnya dengan wajah datar.

“Lo kenapa nyewa pacar lagi?” tanya Ranga yang masih mempertahankan wajah datarnya.

Aqila kaget melihat Rangga sudah berdiri di depannya. Seingatnya, ia menulis kriteria yang berbanding terbalik dengan Rangga, tapi ia justru mendapatkan Rangga kembali.

“Kenapa gak jawab?” tanya Rangga menyadarkan Aqila dari lamunannya.

Aqila membenarkan posisi duduknya dan dengan santai ia menatap Rangga dengan tersenyum. Tapi lagi-lagi Rangga masih memperlihatkan wajah datarnya.

“Buat ke birthday party,” sahut Aqila.

“Gue kan udah bilang sama lo, kalo lo butuh bantuan lo bisa hubungi gue tanpa harus sewa pacar di sini.”

“Ga, gue butuhnya pasangan! Bukan teman!” ujar Aqila penuh penekanan.

Ranggga memalingkan wajahnya, lalu menatap Aqila kembali. “Brati kita cuma bisa jadi pasangan di devil rent doang?”

Aqila mendengus kesal. Ia benar-benar tidak mengerti apa maksud Rangga mengatakan hal tersebut.

“Kalo lo gak mau, gue bisa kok bilang ke Pak Wijaya buat cariin yang lain.”

“Oke, gue mau,”setelah mengatakan itu, Rangga segera meninggalkan Aqila sendiri.

Itu orang kenapa sih? Batin Aqila sewot. Setelah Rangga sudah tak terlihat, Aqila pun beranjak untuk pulang.

Aqila tidak langsung pulang melainkan mampir ke sebuah kedai kopi yang tak jauh dari Devil rent. Ia segera masuk dan memesan kopi.

Ia duduk sembari memainkan ponselnya, lebih tepatnya scroll sosmed karena tidak ada yang chatting. Begitulah kehidupan seorang tuna asmara, menghabiskan kuota dengan scroll sosmed atau melihat berita yang sedang hangat.

Tiba-tiba Aqila melihat Delon sedang berjalan kearahnya.

“Delon,” ucapnya lirih.

“Hai,” sapa Delon. “Udah lama ya,” tambahnya lagi.

“Lo ngapain kesini?” tanya Aqila ketus.

“Gue abis ketemu sama temen dan liat lo ada disini,” jelas Delon.

“Oh.”

Setelah jawaban singkat dari Aqila, mereka berdua sama-sama bungkam dan hanya memainkan minuman yang mereka pegang masing-masing.

“Qil, gue mau minta maaf sama lo. Gue tau waktu itu gue keterlalun sama lo dan belum sempet minta maaf,” ujar Delon seraya menatap Aqila. Ia berharap Aqila akan memaafkan kesalahanya dulu.

Aqila menarik napas panjang dan menghembuskannya, “Kita udah gak ada hubungan apa-apa lagi, udah gak ada yang perlu di bahas lagi, dan udah gak ada keteribatan satu sama lain lagi. intinya gue muak sama lo.” Aqila menatap Delon dengan penuh kebencian, “Gue gak sakit putus dari lo, tapi gue sakit karena putus dan gue masih cinta,” tambahnya.

Setelah mengucapkan kalimat itu, Aqila merutuki kebodohnnya sendiri. Mulut sialan! Batin Aqila kesal karena ia sudah kecelosan. Sedangkan Delon tentu saja ia tersenyum puas mendengar pengakuan Aqila.

“Lo mau kita kaya dulu lagi?” tanya Delon tiba-tiba yang membuat mata Aqila melotot saking terkejutnya.

“Maksud lo?”

“Gue mau kita balikan,” sahut Delon.

“Delon lo gila apa gimana sih? Lo udah sama Lena!” ujar Aqila dengan nada kesal.

“Lo tau kan kalo Lena itu cuma selingkuhan? Selingkuhan tidak akan menetap di hati Qil.” Tegas Delon.

Laki-laki gak ada akhlak emang. Batin Aqila.

“Kenapa lo ngomong gitu ? udah bosen sama Lena?” tanya Aqila sinis.

“Please Qil, kasih gue kesempatan,” mohon Delon.

“Gue butuh waktu buat mikir,” lirih Aqila.

“Oke, gue bakal kasih waktu buat lo mikir. Setelah ada kepastian, lo kabarin gue aja.” Delon tampak tersenyum puas mendengar jawaban dari Qila.

Qila hanya mengangguk tanpa mengucapkna sepatah katapun. Hatinya tak karuan memikirkan Delon. Ia ingin lepas dari Delon, tapi hatinya belum siap. Persetan urusan hati! Kenapa rumit sih? Batin Aqila kesal. Ini otak mendadak beku kalo soal urusan cinta. Batinnya lagi.

***

Malam ini Aqila tidak bisa tidur dengan nyenyak, kepalanya terus di penuhi oleh Delon. Upayanya untuk melupakan Delon seketika sia-sia ketika Delon mengajaknya untuk Kembali. Tapi di sisi lain, ia ingin memisahkan Delon dengan Lena. Ia berharap Lena bisa Kembali dengan Rangga.

“Kalo gue jadian sama Delon, Rangga gak perlu susah-susah cari orang ketiga buat misahin Delon sama Lena” gumam Aqila lirih. Kok serumit ini ya? Batinnya heran.

Tanpa ragu, akhirnya Aqila memilih untuk kembali dengan Delon. Ia segera menelepon Delon untuk memberitahukan keputusannya.

Hallo, Ucap Delon setelah menganggat telepon dari Aqila.

“Gue mau balikan sama lo. Tapi lo harus janji sama gue buat gak berhubungan lagi sama Lena.” Ujar Aqila tanpa basa-basi.

“Oke, gue janji gak akan berhubungan lagi sama Lena. Makasih ya Qil karna lo udah ngasih kesempatan buat gue,” Sahut Delon dengan senang.

“Gue harap lo bisa berubah menjadi lebih baik. Yaudah, gue cuma mau kasih tau itu dan sekarang gue mau tidur.” Sebenarnya Aqila belum mengantuk, akan tetapi ia berbohong kepada Delon.

“Oke, sekali lagi makasih untuk semuanya. Good night honey,” Ucap Delon dengan tulus.

Gilak, jijik gue dengernya. Tapi seneng juga sih bisa balikan. Batin Aqila.

“Oke, bye.” Aqila segera menutup telepon dan melempar ponselnya dengan asal. Setelah itu ia mengacak rambutnya frustasi.

“Ini gue gila apa gak waras sih? Bisa-bisanya balikan sama biawak?” Ujarnya lirih.

Kalo di tanya, lebih milih balikan sama mantan apa cari yang baru? Beberapa orang pasti akan memilih untuk balikan sama mantan dengan alasan sulit untuk memulai hubungan dengan orang baru. Sulit seperti apa? Kita harus menceritakan tentang diri kita dari awal, kita harus mulai beradaptasi dengan orang baru tersebut, dan masih banyak lagi yang harus benar-benar du mulai dari nol.

Sebenarnya, memulai hubungan dengan orang baru tidak seburuk itu. Untuk memulai dari awal tidak memakan banyak waktu jika kita bisa memahami dan mengerti dia yang baru singgah. Terlebih jika seseorang tersebut memiliki pemikiran yang sama dengan kita, itu akan mempermudah semuanya.

Semua itu tergantung pribadi masing-masing orang dalam menyikapi hubungan mereka.
Setelah cukup lama Aqila memikirkan Delon, akhirnya ia tertidur pulas.

Disisi lain, Rangga tak henti memikirkan Aqila. Ia terus terbayang wajah cantiknya. Senyum, tawa, dan suaranya terus menghantui Rangga.

“Apa gue jatuh cinta sama Aqila?” ujarnya lirih.

Ia mengakui bahwa saat berada di samping Aqila ia merasa nyaman dan saat ia jauh dari Aqila, ia merasa begitu kesepian dan merindukan Aqila. Perasaan gila macam apa ini? Batinnya. Bagaimana jika Pak Wijaya tahu bahwa ia jauh cinta dengan kliennya? Pasti ia di pecat dari Devil rent.

“Kalo gue di pecat dan jadian sama Aqila, gue gak rugi dong?” lagi dan lagi Rangga berbicara dengan dirinya. Lebih tepatnya bertanya kepada dirinya sendiri.

“Oke. Lupakan Lena dan kejar Aqila.” Ucapnya dengan mantap.


Rental Pacar (Fiction)

Rental Pacar (Fiction)

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2021 Native Language: Indonesia
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, ataupun kejadian harap di maklumi. Ini adalah cerita pertama gue setelah berbulan-bulan gak nulis. I hope you like it and happy reading. Disini gue juga masih tahap belajar nulis, jadi harap di maklumi juga kalo tulisannya acak-acakan.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset