Rental Pacar (Fiction) episode 2

Chapter 2

“Pagi Ma, pagi Pa,” ucap Aqila seraya duduk di meja makan.

“Pagi juga sayang,” jawab kedua orang tua Aqila serempak.

“Oh ya Qil, Delon kok udah lama gak kesini?” tanya mamanya penasaran karena sudah satu minggu Delon tidak datang ke rumah. Padahal biasanya dua hari sekali datang ke rumah.

“Emm, itu Aqila udah putus sama Delon Ma,” jawab Aqila dengan nada hati-hati.

“Putus? Kok bisa?” tanya Papanya menimpali.

“Ya gitu deh, ada orang ketiga,” sahut Aqila malas.

“Dia selingkuh?” tanya Mamanya sambil mengambil nasi goreng untuk suaminya.

“Hmm,” Aqila hanya bergumam seraya mengambil nasi goreng juga.

Setelah mendengar jawaban dari Aqila, kedua oang tuanya tidak bertanya lagi dan memilih untuk menghabiskan sarapannya. Hanya ada suara denting piring dan sendok dari ruangan tersebut. Sesekali Aqila meminum air putihnya di sela suapan nasinya.

Tapi setelah sarapan selesai, Mama Aqila kembali membuka suara dan menanyakan tentang Delon.

“Kok bisa Delon selingkuh? Kamu gak mau ngasih kesempatan kedua sama dia gitu?” tanya mamanya setelah selesai membereskan meja makan.

“Kok Mama ngomong gitu sih? Emang udah seharusnya Aqila mutusin Delon, laki-laki kayak gitu gak perlu di pertahankan,” sahut Papanya membela Aqila.

“Ya bukannya gitu Pa, tapikan yang namanya manusia pasti pernah khilaf. Kayak Papa dulu gak pernah aja,” jawab Mamanya tidak terima.

“Aduh…udah deh. Mama sama Papa gak usah debat gara-gara Delon. Lagian yang namanya selingkuh ya tetep aja selingkuh. Mau khilaf kek, mau kesenangan sesaat kek, atau cuma sekedar iseng tetep aja namanya selingkuh dan gak bisa dimaafkan. Kalaupun dimaafkan, emang Qila bisa yakin kalo Delon gak akan ngulangin lagi? Enggak kan,” jawab Aqila panjang lebar.

“Iya Mama ngerti, tapi kamu sama Delon kan udah pacaran 3 tahun. Masa iya kandas cuma gara-gara orang ketiga?”

“Pacaran lama gak akan menjamin lelaki bisa setia Ma,” sahut Papanya.

“Iya tuh Papa bener. Pacaran lama gak menjamin kesetian,”

“Ya udah deh, Papa mau berangkat kerja dulu,” ucapnya seraya berajak dari kursi dan bersiap untuk berangkat kerja.

Setelah Papanya berangkat kerja, Aqila segera menelepon Rangga untuk menjemputnya. Ia mengelurkan ponsel dan segera mencari kontak Rangga.

“Halo Qil, lo mau berangkat sekarang?” tanya Ranga dari seberang sana.

“Iya, lo langsung aja ke rumah gue ya. Tau kan alamatnya?” tanya Aqila kepada Rangga.

“Iya tau, yaudah gue otw,” sahut Rangga.

Setelah telepon dimatikan, Aqila memutuskan untuk menunggunya di teras rumah sambil baca novel.

“Kamu kok belum berangkat?” tanya Mamanya heran melihat Aqila yang duduk diteras bukannya berangkat ke kampus.

“Qila nunggu temen Ma,” sahut Aqila seraya menoleh ke arah Mamanya.

“Cowok?” tebak Mamanya yang memang benar.

Aqila hanya mengangguk dan nyengir kuda mendengar tebakan Mamanya benar.
“Gercep juga anak Mama.”

“Temen biasa Ma, tar malem juga Qila mau kondangan sama dia.” Sahut Aqila mengelak.
Sebelum Mamanya menjawab, terdengar suara mobil memasuki gerbang rumah Aqila. Setelah mematikan mesin mobil, Rangga segera turun dan menghampiri Aqila.

“Halo Tante,” ucap Rangga dengan sopan sambil menyalami Mama Aqila.

“Hai, oh iya nama kamu siapa?” tanya Mama Aqila seraya menyambut uluran tangan Rangga.

“Aku Rangga, temennya Aqila Tante. Boleh kan anter Aqila kuliah?” tanya Rangga sambil tersenyum.

“Iya boleh,” jawab Mama Aqila sambil melirik Aqila sekilas.

Aqila hanya diam menyaksikan pertemuan antara Rangga dan Mamanya. Setelah itu, ia segera berpamitan dan berangkat kuliah. Rangga segera melajukan mobilnya untuk menuju ke kampus Aqila.

“Sori ya, lo harus ketemu sama Mama gue.” Ujar Aqila karena merasa tidak enak hati.

“Gak apa-apa kok. Tapi ini pertama kalinya gue ketemu sama orang tua klien sih,” jawab Rangga tanpa menoleh dan fokus ke jalan.

“Serius?” tanya Aqila tidak percaya. Ia sangat yakin bahwa Rangga mempunyai banyak klien mengingat dia begitu tampan untuk dijadikan pacar sewaan.

“Iya serius,” jawab Rangga dengan pasti.

“Terus selama ini interaksi lo sama klien gimana?” tanya Aqila yang mulai penasaran.

“Ya tanpa melibatkan keluarga. Gue cuma murni berhubungan sama klien tanpa mengenal anggota keluarganya sedikitpun.”

“Oh gitu. Tapi lo berperan seperti pacar yang sesungguhnya?”

“Iya, karena setelah klien percaya buat nyewa gue, berarti gue harus bertanggung jawab penuh atas mereka. Karena gue dibayar untuk itu,” Terang Rangga.

Sekitar 10 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di kampus Aqila. Rangga berhenti di depan pintu gerbang kampus, setelah itu ia turun dan membukakan pintu untuk Aqila.

“Kalo lo udah selesai, lo tinggal telepon gue,” ucap Rangga sambil menutup pintu mobilnya kembali.

“Oke, oh ya lo mau kemana?” tanya Aqila sebelum meninggalkan Rangga.

“Mau ke rumah temen di deket sini,” jawab Rangga.

“Ya udah gue masuk ya,” Aqila segera berjalan meninggalkan Rangga.


Rental Pacar (Fiction)

Rental Pacar (Fiction)

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2021 Native Language: Indonesia
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, ataupun kejadian harap di maklumi. Ini adalah cerita pertama gue setelah berbulan-bulan gak nulis. I hope you like it and happy reading. Disini gue juga masih tahap belajar nulis, jadi harap di maklumi juga kalo tulisannya acak-acakan.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset