Rental Pacar (Fiction) episode 9

Chapter 9

Aqila benar-benar merasa gugup saat akan melakukan sidang skripsi. Hampir saja semua materi yang di garap dan dibaca selama berbulan-bulan hilang begitu saja dari kepalanya, tapi alhasil Aqila bisa mengatasi semua itu dan berhasil melewati sidang dengan baik.

Aqila keluar ruangan dengan hati lega. Semua kehawatiran, cemas, takut, dan deg-degan sudah ia lewati dengan mulus. Ketika ia baru saja keluar dari ruangan, tiba-tiba ia melihat sosok Rangga sedang berdiri menunggunya sambil membawa sebuket bunga.

“Hai Qil, gimana sidangnya? Nih gue bawa bunga buat lo,” ucap Rangga seraya menyodorkan bunga kepada Aqila.

“Aduh Rangga, lo kenapa malah bawa bunga sih?” protes Aqila karena ia sendiri tidak suka di kasih bunga. Tapi demi menghargai usaha Rangga, akhirnya ia mengulurkan tangannya dan menerima bunga tersebut.

“Trus gue harus kasih apa? Gue kan gak tau kesukaan lo apa,” protes Rangga.

“Tiket liburan kek,” sahut Aqila enteng. “Tapi makasih loh udah datang kesini dan bawa bunga, ya meskipun gue gak suka dikasih bunga,” sambungnya.

“Ya udah deh besok gue ajak liburan,” jawab Ranga seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia merasa heran dengan wanita didepannya ini. Biasanya wanita akan berdecak kagum ketika di beri sebuket bunga, tapi Aqila justru protes.

“Eh, gue nyusul temen-temen gue dulu ya. Tar gue balik kesini lagi,” ucap Aqila sebelum meninggalkan Rangga.

“Gue tunggu di mobil aja, tar lo ke parkiran,” jawab Rangga. Kata sebentar bagi kaum hawa itu tidak kurang dari satu jam. Daripada Rangga berakar menunggu Aqila di depan ruang sidang, lebih baik ia menunggu Aqila di mobilnya.

Aqila hanya mengagguk lantas meninggalkannya. Ia menghampiri teman-temannya yang sedang duduk sambil mengobrol. Ketika Aqila baru sampai, semua mata tertuju kepada Aqila dan langsung memberondongnya dengan berbagai macam pertanyaan seputar sidangnya. Ia sedikit kewalahan menjawab pertanyaan teman-temannya yang begitu banyak. Sesekali Aqila protes karena temannya tidak sabaran dalam bertanya. Benar-benar seperti disidang untuk kedua kalinya.

Setelah sesi tanya jawab sudah selesai, Aqila segera berpamitan untuk pulang. Ia segera menuju ke parkiran dan mencari mobil Rangga sesuai janjinya. Aqila segera masuk begitu melihat mobil Rangga yang terparkir tidak jauh.

“Huhhh,” Aqila menghela napas panjang begitu mendudukan bokongnya di jok mobil milik Rangga.

“Lo kenapa?” Rangga menatap Aqila dengan heran.

“Ga, lo bisa anter gue pulang gak? Gue pengen banget rebahan. Sumpah demi apapun gue capek,” Ungkap Aqila tanpa menoleh kearah Rangga.

“Yaudah gue anterin pulang, tapi gue boleh mampir?” tanya-nya lagi.

Aqila hanya mengangguk menyetujuinya. Setelah itu ia memejamkan mata tanpa mengucapkan apa-apa lagi. Tapi ia sempat berpikir kenapa Rangga ingin mampir ke rumahnya?

Disisi lain, Rangga segera melajukan mobilnya tanpa bicara lagi. Ia tahu bahwa Aqila sedang tidak mau di ganggu.

Sesampainya di rumah, Aqila turun dari mobil dan segera masuk ke dalam rumah. Rangga pun mengekorinya di belakang tanpa banyak bertanya.

“Mama sama Papa kamu mana?” tanya Rangga karena di rumah Aqila begitu sepi.

“Kayaknya di atas deh,” lo tunggu disini aja, gue mau keatas dulu.

Rangga hanya mengangguk menyetujui. Seperginya Aqila, Rangga melirik sekilas ke arah foto yang terpampang di dinding. Tapi matanya segera ia tajamkan begitu melihat foto keluarga yang menampilkan sosok anak kecil sedang berdiri berdampingan. Rangga mengamatinya karena foto tersebut terlihat sangat lucu.

“Hai Rangga,” sapa Mama Aqila menyadarkan Ranga.

“Eh Tante, Om,” Rangga segera bangkit dan menyalaminya.

“Udah lama?” tanya mama Aqila Seraya duduk.

“Belum kok Tan,” sahut Rangga sopan.

Setelah itu, Aqila datang membawa minuman jus jeruk yang baru dibuatnya. Mereka mengobrol hangat seputar hal yang sedang hangat dibicarakan dimedia sosial. Rangga adalah pria kedua yang akrab dengan kedua orang tuanya setelah Delon. Ya Delon. Tidak dipungkiri jika Aqila masih ada perasaan dengan Delon bahkan mungkin masih mencintainya.

Rangga begitu santai saat mengobrol dengan kedua orang tua Aqila. Tidak ada rasa canggung atapun ragu. Ia justru sangat menikmati dan sesekali tertawa renyah menanggapi candaan dari Mama Aqila.

Tak terasa, hari sudah semakin sore dan Rangga berpamitan untuk pulang. Ia menyalami kedua orang tua Aqila dan segera melesat dengan mobilnya.

“Qil, kamu serius sama Rangga?” Tanya Mama Aqila setelah kepergin Rangga.

“Eh?” Aqila kaget mendengar pertanyaan Mamanya yang menurutnya aneh.

“Serius apanya Ma?” Aqila justru balik bertanya kepada Mamanya seraya masuk ke dalam rumah.

“Serius mau sama Rangga?” Mamanya menyusul Aqila masuk dan kembali duduk di sofa ruang tamu. Sedangkan Papa Aqila memilih untuk tidak bergabung dan segera mandi.

“Kan Qila udah bilang kalo sama Rangga itu cuma temenan doang,” elak Aqila yang juga duduk disamping Mamanya.

Kata teman sepertinya memang pas untuk mendefinisikan hubungan Aqila dan Rangga. Entah mengapa hubungan diantara mereka mengalir begitu saja. Entah karena pertemuan yang disengaja ataupun tidak.

Takdir memang seperti itu, bermain-main dengan pemeran utama dengan akhir yang tak terduga. Bisa saja hari ini kita mempunyai rencana A, tapi esoknya rencana tersebut tidak berjalan sesuai dengan keinginan.


Rental Pacar (Fiction)

Rental Pacar (Fiction)

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2021 Native Language: Indonesia
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, ataupun kejadian harap di maklumi. Ini adalah cerita pertama gue setelah berbulan-bulan gak nulis. I hope you like it and happy reading. Disini gue juga masih tahap belajar nulis, jadi harap di maklumi juga kalo tulisannya acak-acakan.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset