SANG PAMOMONG episode 3

Chapter 3

Hari ini mulai ospek. Aku bangun pagi-pagi…sangat pagi malahan.
Setelah sholat subuh , aku masak mie instant…makanan wajib anak kost…
Mau cari sarapan di mana jam 5 pagi?
Selesai makan mie instant, aku segera bersiap. Pukul 06.00, ospek akan dimulai.
Ga boleh telat…daripada kena hukuman dari senior.
Aku bergegas menuju kampus yang berjarak 500 meter dari kost-an.
Berjalan cepat setengah berlari, tepatnya.
Sampai di kampus upacara hampir dimulai. Aku segera mencari barisan jurusanku.
Begitu aku masuk barisan, kuhela napas lega. Beruntung tidak terlambat.
Upacara pembukaan Ospek dimulai.
Membosankan….itu pendapatku.
Sambutan Dekan, sambutan panitia ospek, dll…. Aku pura2 menyimak, karena mata senior pada melotot semua seperti mata rajawali mengawasi calon mangsanya.

Akhirnya, upacara selesai… Dilanjutkan acara inti…OSPEK.
Ga perlu diceritakan gimana jalannya ospek hari pertama.
Yang pasti kami dijemur berjam-jam di lapangan.
Diberi tugas-tugas ga masuk akal, dihukum karena kesalahan ga masuk akal….
Serba ga masuk akal sih menurutku.

Istirahat siang… Waktunya makan dan sholat.
Fyuh…setelah setengah harian disiksa, ada juga waktunya bersantai.
Setelah sholat, aku menuju ke kantin untuk makan siang.
Rame banget nih kantin….

“Woi…Aji… Sini!” terdengar suara memanggilku. Aku menoleh mencari asal suara.
Kulihat Dino, Firda dan Sinta di satu meja. Aku membawa makananku ke arah mereka.

“Wah…udah pada habis makanannya!” kataku.
“Iya lah… Kamu aja yang baru datang!” sahut Dino
“Tadi ke mushola dulu. Aku makan dulu ya, keburu waktu istirahat habis…!”
“Sok dah…!”

Sambil makan, aku mendengarkan mereka bercakap-cakap.
Dari percakapan mereka, baru aku tahu kalau Sinta jurusan Arsitek, dan Firda satu jurusan denganku.
Padahal kemarin kami seharian bersama, tapi aku baru ngeh sekarang…

Makanan habis, waktu juga habis.
Saatnya masuk kamp penyiksaan lagi.

Ospek selanjutnya, para maba disuruh cari tanda tangan senior.
Itupun dibagi, maba cowo, harus cari tanda tangan dari senior cewe.
Begitupun sebaliknya….
Yang muncul di benakku adalah senior cowo bakalan tepe tepe sama maba cewe nih….
Suka suka kalian lah… Yang penting aku mesti segera menyelesaikan tugas, minta tanda tangan 20 senior cewe.
Tapi…tahu kan kalau aku suka grogi di depan cewe?
That”s my big problem guys…

Aku celingak-celinguk nyari senior cewe yang ga lagi dikerubutin maba cowo.
Ah…itu ada satu orang. Aku berjalan mendekat.
Weits..tunggu dulu… Tampangnya sangar banget. Cantik sih…tapi pasang tampang super duper judes.
Tapi…mau gimana lagi, aku terlanjur mendekat. Aku menarik nafas panjang dan menenangkan diri.

“Permisi mbak…!”
“Hmm…ada apa?”
“Maaf, saya mau minta tanda tangan kakak!”
“Buat apa?” tanpa memandangku, dia mengajukan pertanyaan.
Sombong banget ni cewe, pikirku.
“Tugas ospek mbak!”
“Baik, tapi tolong belikan dulu air mineral di kantim, baru aku tanda tangan!”
“Siap mbak… !” secepat kilat aku menuju kantin untuk membeli air mineral.
Aku segera kembali ke tempat cewe tadi.

“Ini mbak, air mineralnya!”
“Terima kasih… Mana bukunya, biar aku tanda tangani!”
Aku menyerahkan buku ospekku padanya.
Dibolak-baliknya bukuku, dan ada raut terkejut di wajahnya.

“Bayu Satriaji?”
“Iya Mbak?”
“Dari kota Xxxxx?”
“Iya mbak?”
“Dari kelurahan mana?”
“Kelurahan ini mbak!”
“Kenal dengan Pak Zaidi Abidin?”
“Beliau ayah saya mbak…!”
Cewe itu menatapku dengan melotot….

“Kamu Bayu anaknya pak Zaidi? Yang bekerja di Dinas Pertanian?”
“Benar mbak…! Mbak kok kenal sama ayah saya?”
“Oalah…..Bayu..bayu, sudah mahasiswa kamu sekarang ya? Pak Zaidi adalah paklikku. Jadi kamu masih adik sepupuku!”
“Heh…apa bener mbak?”
“Iya… Kamu masih ingat nggak, waktu ibu kamu meninggal, siapa yang menghibur kamu semalaman?”
“Mbak Dinda?”
“Iya… Aku sampai pangling, kamu sudah besar begini, dan kuliah sekampus pula!”
“Iya mbak… Aku juga pangling sama Mbak Diana. Gimana kabar pakdhe dan budhe?”
“Alhamdulillah sehat. Paklik juga sehat kan?”
“Alhamdulillah mbak…!”

Ga nyangka, malah ketemu saudara di sini. Memang kami sudah sangat lama tidak bertemu. Kata bapak sih, Pakdhe bertugas di luar pulau. Terakhir aku ketemu keluarga Pakdhe, ya waktu ibu meninggal
Ternyata mbak Dinda juga kuliah di sini.
Akhirnya kami ngobrol sampai lama.

“Eh mbak…aku mesti ngumpulin tanda tangan nih!”
“Tenang aja, biar aku yang mintakan. Kamu tunggu di sini aja!” kata mbak Dinda sambil beranjak pergi.
Cuma butuh waktu 15 menit, komplit sudah tugasku.
Inilah gunanya saudara..

Aku mengumpulkan tugasku, setelah berjanji untuk main ke kost mbak Dinda setelah ospek selesai.

Senang rasanya bertemu saudara di perantauan. Serasa tidak sendirian di kota orang…


SANG PAMOMONG

SANG PAMOMONG

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2021 Native Language: Indonesia
Dalam kepercayaan Jawa, bayi yang baru lahir, didampingi oleh sosok PAMOMONG. MOMONG dalam khasanah bahasa Jawa, artinya Mengasuh. Nah..sosok Pamomong itu bisa juga disebut sebagai PENGASUH. Sosok Pamomong adalah sosok.ghaib yang hanya bisa dilihat oleh sang jabang bayi. Kadang kita melihat bayi yang ketawa-ketawa sendiri, sambil matanya melihat ke atas. Dipercaya, bahwa saat itu, sang bayi sedang diajak bercanda atau bermain oleh Pengasuhnya. Dari kepercayaan tersebut, cerita ini terlahir. Sebuah kisah fiksi yang akan menceritakan tentang seseorang yang sampai masa dewasa bisa melihat dan berkomunikasi dengan Sang Pamomong. Semoga bisa menghibur para reader semua.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset