SANG PAMOMONG episode 33

Chapter 33

Tampak Teh Desi menghampiri aku dan Zizah yang sedang ngobrol di teras depan kamar kostku.
Setelah dekat, Teh Desi menyapa…

“Wah…lagi ada tamu rupanya. Maaf kalau ganggu ya?”
“Ga papa teh.. Kenalin nih, teman satu kampusku. Namanya Azizah..
Azizah…ini teman kostku, namanya Teh Desi!” kataku mengenalkan mereka.
Teh Desi mengulurkan tangannya dan disambut oleh Zizah.
Mereka saling menyebutkan nama.

“Oh..jadi Azizah ini teman sekampus sama Aji? Tapi satu jurusan atau.beda?” tanya Teh Desi.
“Beda mbak, saya di TI sedang Aji di Sipil!”
“Kok bisa kenal gitu?” tanya teh Desi lagi.
Duh…keponya keluar juga..
“Kebetulan kok mbak… Kami bisa saling kenal. Saya juga kenal teman-teman Aji, seperti Dino, Firda dan Sinta.”
“Oh..gitu ya? Ya sudah…silahkan ngobrol. Teteh mau keluar sama temen teteh. Sampai ketemu lagi Zizah!”
“Iya mbak… Sampai ketemu lagi!”

Tuh kan…kalo dua cewe ketemu, maka aku yang jadi obat nyamuk.
Diem melongo, lama-lama abis..

Tak lama, datanglah sebuah mobil dan turunlah cowok yang kemarin mencegatku.
Dia melirik ke arahku kemudian membuang muka.
Bagus lah…buang aja tuh muka…
Aku melanjutkan ngobrol dengan Zizah.
Tampak teh Desi keluar dari kamar dan cowok itu mencoba memegang tangan Teh Desi, tapi teh Desi menepiskannya.
Hampir aku ngakak melihat pemandangan tersebut…
Aku menutup mulutku menahan tawa. Cowo itu melihat ke arahku dan melotot padaku.

Kupelototin aja sekalian. Dikira aku takut apa?

Setelah teh Desi pergi, Zizah juga pamit pulang.
Aku masuk kamar dan di kamar, sudah menunggu Nyi Among yang duduk di kursi belajarku.

“Ibu…kapan datang?” sapaku.
“Sudah dari tadi kok. Masa kamu ga merasakan aura ibu Nak?”
“Hehe…lagi ga konsen Bu!”
“Gara-gara Teh Desi atau Zizah? Eh…tunggu dulu… Siapa ini yang mengikutimu? Ibu pikir tadi Saloka, tapi ternyata bukan!”
“Perkenalkan Nyi… Saya Zulaikha. Untuk sementara saya menggantikan Saloka yang sedang dipanggil oleh guru!” sahut Zulaikha.
“Oh..begitu rupanya. Baik-baiklah kau menjaga Aji. Dia sering teledor.. Jadi ingatkan kalau dia berbuat salah. Dan jagalah semampumu!”
‘Baik Nyi… Saya akan menjaga Aji sekuat saya!”
“Aji…!”
“Iya Bu…!”
“Aku tadi melihat teman Desi yang menjemputnya. Dan aku melihat aura hitam yang kental di kepalanya. Mungkin, dia punya maksud buruk. Entah kepadamu atau kepada Desi. Lebih baik kau berjaga dan waspada!”
“Benarkah itu Ibu?”
“Kau tidak percaya pada Ibu, Nak?”
“Aku percaya Bu… Cuma kenapa aku tidak melihat aura hitam itu Bu?”
“Aura ini bukan aura ilmu atau jin, tapi aura pikiran. Tidak sembarang makhluk bisa melihatnya. Jadi, wajar saja kalau kau tidak melihatnya!”
“Terus, aku mesti gimana Bu?”
“Kau harus hati-hati dan waspada. Bukannya kita suudzon, tapi selalu waspada dan berjaga-jaga, itu lebih baik!”
“Baiklah Bu!”
‘Itu saja yang mau Ibu sampaikan
Sekarang ibu harus pergi karena ada yang harus Ibu kerjakan. Assalamu’alaikum!”
“Wa’alaikum salam…!”

Setelah kepergian Nyi Among, Zulaikha menatapku dengan aneh.
Apa-apaan sih jin satu ini?

“Kamu ngapain liatin aku kayak gitu?”
“Aku pengin liat wajah orang yang ceroboh…hihi!” katanya sambil ketawa.

Walah..dikerjain jin nih…
‘Nah..gitu donk, ketawa.. Jangan manyun aja. Kalo ketawa kan tambah cantik!” ujarku gantian menggodanya.
“Duh…aku dirayu manusia….!” kata Zulaikha sambil menepuk jidatnya.
“Siapa yang ngerayu? Aku kan cuma bilang, kalo kamu ketawa, jadi kelihatan tambah cantik!”
“Ga usah dibilang, aku juga tahu kalo aku cantik!” jawabnya ketus.
“Duh..ilang deh cantiknya kalo ketus gitu…!”
“Biarin….!”

Udah deh…ngalah aja, daripada ribut sama jin jutek kaya dia.

“Siapa yang jutek?”

Duh..ketahuan deh apa yang kupikirin.
Ga aman emang mikir deket sama Jin.

“Enggak kok… !” jawabku.
“Halah..tadi kamu mikir kalo aku jutek khan?”
“Iya ..!”
“Emang aku jutek y”
“Emang kamu ga ngerasa?”
“Ga… Aku emang kalo sama kaum laki-laki ga suka. Jadi menurutku, biasa aja sikapku seperti ini!”
‘Oh… Pasti punya pengalaman buruk sama laki-laki ya?”
“Kamu ga perlu tahu…!” katanya.
“Ya udah…!” sahutku sambil merebahkan diri di kasur.
Siap-siap tidur.

Sosok Zulaikha menghilang begitu saja. Ga tahu deh dia mau kemana.
Jadi kangen sama Saloka yang ceria dan enak diajak ngobrol.
Males juga dijagain jin yang biarpun cantik tapi juteknya ampun… Ga kuat…….

Saat aku akan tertidur, aku mendengar suara mobil masuk kostan.
Aku bengkit dari kasur dan mengintip dari jendela.
Ternyata, Teh Desi dan cowo angkuh itu yang datang.
Saat mengantar teh Desi menuju kamarnya, cowo itu melihat ke arah kamarku.
Aku yakin dia tak melihat kalau aku mengintip mereka. Karena lampu kamar aku matikan sedari tadi.
Saat Teh Desi mau masuk ke kamarnya, cowo itu meraih tangan Teh Desi sehingga teh Desi berbalik menghadap cowo itu.
Cowo itu mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya ke bibir teh Desi.
Teh Desi tampak tak menolak dan membalas ciuman itu. Sambil berciuman, tangan pemuda itu mulai bergerilya ke sekwilda (sekitar wilayah dada) teh Desi.
Aku menahan nafas melihat adegan itu.
Tapi, teh Desi selalu menepis tangan nakal cowo itu.
Aku geli juga melihatnya.
Teh Desi melepaskan ciuman itu dan masuk ke kamarnya.
Cowo itu akan mengikuti masuk, tapi pintu keburu ditutup Teh Desi.
Jduak…dahi cowo itu membentur pintu yang ditutup Teh Desi.
Aku tak kuat menahan tawa…
Kututup mulutku biar suara ketawaku tak keluar..
Benjol…benjol.dah tuh jidat….

Cowo itu akhirnya menuju mobilnya sambil mengelus-elus jidatnya. Lalu dia segera pergi dari kost.
Aku menutup tirai dan kembali ke kasur. Sesekali aku tertawa ingat kejadian tadi.
Kasian amat yak…?

Lagi enak berbaring, pintu kamarku diketuk.
Duh…siapa sih yang ketuk.pintu malem-malem? Ga tahu ada orang ngantuk apa?
Dengan malas, aku buka pintu kamarku.
Tampak Teh Desi berdiri di pintu kamarku.

“Ada apa Teh?” sapaku.

Tapi teh Desi cuma diam dan menatapku.
Aku perhatikan matanya…
Pandangannya walaupun terarah padaku, tapi itu pandangan kosong.
Aku melambaikan tangan di depan mata Teh Desi, tapi dia tak bergeming.
Aneh bener deh… Ada apa ini?

Tiba+tiba Zulaikha muncul di sampingku. Aku sampai terlompat karena kaget.

“Ngagetin aja deh…!” gerutuku.
“Hihi…kasian?” katanya meledekku.
“Ada apa tiba-tiba nungul?”
“Gadis ini sudah terkena guna-guna!”
“Guna-guna apa? Jangan ngawur kamu ah…!”
“Beneran… Aku merasakan aura negatif yang ada di tubuh cewe ini. Makanya aku muncul..karena kukira ada yang mengganggumu.”
“Mengapa kau berpikiran ada yang menggangguki?”
“Karena adanya aura negatif itu tadi…”
“Wah…aku jadi seneng nih, diperhatiin sama kamu!”

Zulaikha menjitak kepalaku…

“Kondisi begini, masih aja bercanda!”
“Emang kenapa? Ga bahaya kan kondisinya?”
“Sekarang belum… Tapi nanti, jika keadaan ini dibiarkan terus, lama-lama dia akan lupa jati dirinya!”
“Sampai segitu parahnya?”
“Iya… Aura negatif ini harus segera dihilangkan. Ini adalah aura ilmu pengasihan tingkat tinggi. Bekerja secara perlahan, tapi terus menerus, hingga dia hanya akan menurut pada si pengirim pengasihan ini!”
“Waduh…bahaya juga ternyata. Apakah dia sudah lama terkena guna-guna itu?”
“Baru sebentar sepertinya. Memang kalau masih awal, dia seperti orang linglung begini. Lama-lama tingkahnya akan terlihat normal, tapi itulah bahayanya.”
“Maksudmu…?”
“Orang melihat kelakuannya normal, tapi sebenarnya tidak normal. Jiwanya akan dikuasai ilmu itu dan dia akan sangat loyal pada si pengirim pelet itu!”
“Wah..bahaya banget ya?”
“Iya.. Kalau sudah merasuki jiwanya, ilmu itu akan membuatnya tak punya inisiatif..dan akan menuruti semua kehendak si pemelet. Bahkan dijadikan budaknya, dia akan merasa sangat bahagia!”
“Serem amat deh.. Terus gimana caranya supaya dia terbebas dari pengaruh guna-guna itu?”
“Satu-satunya cara, adalah menyingkirkan aura negatif itu dari tubuhnya.”
“Kamu bisa ga?”
“Ya jelas bisa lah… Emangnya kamu, ilmunya masih cetek!” katanya.

Hadeeh…ini jin malah ngeremehin aku… Saloka, cepatlah kembali.. Bisa sakit hati aku dijaga jin jutek begini.
Tapi kesampingkan dulu rasa sakit hati itu. Keselamatan Teh Desi yang bengong di depan kamarku lebih penting.

“Tolonglah dia, supaya aura negatif itu bisa terusir dari tubuhnya. Aku kasihan melihatnya!”
“Trus..apa untingnya buatku? Aku hanya disuruh untuk menjagamu. Bukan menjaga gadis ini!”

Duh..jin satu.ini perhitungan banget sih..?
Aku putar otak gimana caranya supaya Zulaikha mau menyembuhkan Teh Desi.

“Gimana kalau.kamu berhasil menyembuhkan Teh Desi, kamu ga usah menjaga aku lagi. Kamu bebas pergi. Biar nanti aku yang bilang ke Saloka!”
“Ah.. Ga mau.”
“Terus maumu apa?”
“Aku mau menyembuhkan dia, asal kamu ngijinin aku untuk mengikutimu walaupun Saloka sudah kembali!”
“Lah..kok malah jadi pengin ikut aku terus.. Bukannya kamu sebel sama aku ya?”
“Udah…mau apa enggak? Cerewet amat…!”
Weleh weleh…dasar jin jutek.
“Iya deh.. Terserah kamu!”
“Nah gitu… Sebentar, aku akan sembuhkan gadis ini. Hei…kamu, kembalilah ke kamarmu!” kata Zulaikha.

Aneh…teh Desi nurut saja dan kembali menuju kamarnya.
Zulaikha mengikuti teh Desi menuju kamarnya.
Akupun mengikutinya juga… Pengin tahu cara pengobatannya.
Saat aku mau ikut masuk kamar, pintu ditutup dengan keras oleh Zulaikha.
JDUAGH…
Jidatku terbentur pintu yang ditutup Zulaikha.
Aku terhenyak mundur dan mengelus jidatku.
Terasa panas dan sakit, lalu perlahan muncul benjolan di jidatku.
Fyuh…tadi ngetawain orang tertubruk pintu, sekarang aku mengalami kejadian yang sama.
Hukum karma kayaknya nih…
Dengan gontai aku kembali ke kamar sambil mengelus jidat benjolku.
Lebih baik nunggu laporan Zulaikha saja lah, sambil ngompres jidat yang bertelor…


SANG PAMOMONG

SANG PAMOMONG

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2021 Native Language: Indonesia
Dalam kepercayaan Jawa, bayi yang baru lahir, didampingi oleh sosok PAMOMONG. MOMONG dalam khasanah bahasa Jawa, artinya Mengasuh. Nah..sosok Pamomong itu bisa juga disebut sebagai PENGASUH. Sosok Pamomong adalah sosok.ghaib yang hanya bisa dilihat oleh sang jabang bayi. Kadang kita melihat bayi yang ketawa-ketawa sendiri, sambil matanya melihat ke atas. Dipercaya, bahwa saat itu, sang bayi sedang diajak bercanda atau bermain oleh Pengasuhnya. Dari kepercayaan tersebut, cerita ini terlahir. Sebuah kisah fiksi yang akan menceritakan tentang seseorang yang sampai masa dewasa bisa melihat dan berkomunikasi dengan Sang Pamomong. Semoga bisa menghibur para reader semua.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset