SANG PAMOMONG episode 38

Chapter 38

Sepulang dari kost Mbak Dinda, aku langsung pergi mencari meja gambar sesuai kebutuhan dan budget yang tersedia tentu saja.
Setelah putar kanan putar kiri, akhirnya dapat juga yang aku butuhkan.
Tawar sana sini, harga deal dan ditambah ongkir ke kostku.
Tinggal nunggu dikirim dah.
Aku langsung cabut ke kost…
Tapi kayak ada yang lupa…
Apa ya? Duh…kok jadi pikun gini sih.
Sesuai pesan almarhumah ibu, kalo ada yang lupa baca sholawat nabi 3 kali…, dan…astaghfirullah…aku lupa kalo ada kuliah jam 11.
Melihat jam, sudah pukul 11 lewat.
Auto mbolos ini mah. Ga nyampe deh mau ngebut gimana juga.
Belum siapin perlengkapan kuliah.
Keputusan terakhir…pulang ke kost aja….

Sampai di kost, aku segera cuci muka, tangan dan kaki… Kebiasaan kalo habis bepergian.
Masuk kamar, chat temen buat titip tanda tangan. (Jangan ditiru…)
Habis itu rebahan dah…
Lagi mau “mak ler” (bahasa jawa, artinya nyaris tertidur), ada ribut-ribut di depan.
Aku mengintip dari jendela, siapa sih yang ribut-ribut siang2 gini.
Ganggu orang mau istirahat aja.
Aku melihat Kevin dan Teh Desi sedang bertengkar.
Berkali-kali kulihat Kevin mau meluk teh Desi, tapi selalu ditolak oleh teh Desi.
Kevin terus memaksa dan berhasil memeluk Teh Desi dan menciumnya.
Plak…..teh Desi menampar Kevin. Aku sampai mengelus pipiku sendiri, membayangkan sakitnya ditampar.

‘Kurang ajar kamu Kevin…. Berani maksa-maksa aku…!” teriak Teh Desi.
Sementara Kevin mengelus-elus pipinya yang tadi ditampar Teh Desi.
Heran….kok ga ada penghuni kost yang keluar?
Apa lagi kuliah semua ya?

“Jangan sok suci lah Des… Kemarin malam, aku cium kamu juga merespon…!” kata Kevin.
“Itu karena kamu udah ngirim pelet ke aku. Iya khan? Ga nyangka, kamu ternyata ga lebih dari pengecut!’
” Siapa bilang aku melet kamu? Apa buktinya?”
“Ada yang bilang… Ga usah ngeles kamu… Dasar cowo ga bener… Main dukun!”
“Kamu jangan fitnah aku Des… Beneran, aku ga pernah melet kamu!”
“Kalau kamu ga melet aku, ga bakalan aku mau dicium sama kamu.’
” pasti si Aji yang bilang ke kamu ya? Awas aja kalau ketemu…bakal aku hajar dia!”
“Sudah…kamu pulang saja sana… Aku muak lihat muka kamu!”
“Tapi Des ….!”
“Ga ada tapi…. Pergi kamu….!”

Kevin berbalik dan berjalan pergi dengan lunglai. Saat dekat kamarku, kulihat dia memandang ke arah kamarku dengan penuh amarah.
Wah…bakal ada masalah nih….pikirku.
Aku diam aja…toh, dia ga bakalan liat kalo aku ada di dalam…
Tapi ada satu hal yang kulupa…motorku masih di luar. Jadi, dia pasti tahu kalo aku ada di dalam.
Tapi biarin aja lah… Selama dia ga nyenggol aku, aku juga ga bakal ngapa-ngapain.

Di depan teh Desi, aku pura-pura ga tahu ada kejadian itu.
Waktu ditanya, aku bilang kalo aku sedang tidur…jadi ga denger apa-apa.
Sesekali berbohong ga papa kan ya?

Beberapa hari kemudian, saat aku pulang dari asistensi tugas, aku melewati jalan menuju kostku.
Cuma 500 meter sih, tapi sudah agak sepi karena sudah malam.
Saat melewati sebuah lapangan, ada beberapa sosok menghadang di tengah jalan.
Sosok manusia kalau ini sih…
Ternyata mereka sengaja mencegat aku yang baru pulang.
Aku berhenti dengan jarak kira-kira 10 meter dari mereka. Mau terus maju, mereka udah menutup jalan. Ga bisa lewat…kecuali kalau aku tabrak mereka.
Mereka berjalan mendekat…kuhitung..ada 6 orang berbadan kekar.
Salah satunya…Kevin.
Wah…tanda-tanda ga baik ini mah.
Aku standarkan motor dan maju 5 meter agar agak jauh dari motor.
Kami sudah berhadapan dan Kevin angkat bicara…

“Hmm…akhirnya ketemu juga kita. Hebat…hebat…bukannya lari, malah menghampiri…hebat.”
“Apa mau lo nyegat gue di sini.”
“Apa yang lo bilang ke Desi tentang gue? Darimana lo tahu kalo gue melet dia?”
“Haha ..gue tahu lah kalo lo melet dia. Dan gue juga bilang kalo lo yang melet Teh Desi.. Jadi mau lo sekarang apa?”
“Ngapain lo ikut campur urusan gue?”
“Gue ga suka, cowo yang ngedapetin cewe dengan main dukun. Ga gentle sama sekali.’
” Dasar sok alim lo…. Gue peringatin, jangan ganggu urusan gue sama Desi atau lo bakal nyesel!”
“Selama lo main fair, gue ga bakal ganggu lo! Asal jangan main dukun!”
“Wah…nantangin nih. Hajaarrr….!”

Lima orang lain maju mengeroyokku. Aku persiapkan kuda-kudaku… Memohon bantuan Allah SWT, lalu…sebuah tendangan menghampiri perutku.
Dengan tata langkah yang pernah kupelajari, aku mengindar. Tendangan itu lewat.
Tapi ada kesiur angin pukulan dari belakang. Aku menengok dan reflek menangkis pukulan itu.
Perkelahian 1 lawan 5 terjadi. Aku masih bisa mengindari dan menangkis pukulan dan tendangan mereka beberapa saat.
Tapi kalau cuma menghindar, ga akan ada habisnya.
Aku mencoba mencari celah untuk melakukan serangan balik.
Saat sebuah pukulan menghampiri, aku mengelak dan menangkap tangan si pemukul lalu memutar tangan itu hingga dia berbalik memunggungiku, karena tangannya kupelintir.
Saat itu, sebuah tendangan dari samping menuji padaku. Aku geser tubuhku, dan kusodorkan tubuh penyerang yang kupelintir tangannya.
DUAGH…sebuah tendangan mengenai orang itu, yang segeta terkapar karena tendangan kawannya sendiri.

Berkurang satu musuh. Saat si penendang bengong karena serangannya kena kawannya sendiri, aku menghajarnya dengan sebuah sodokan sikut, di ulu hatinya…
HEGH….dia terbungkuk menahan sakit dan jatuh terduduk.
Tinggal 3 orang lagi. Kulihat Kevin cuma menonton.
Aku masih harus melayani 3 orang yang mengeroyokku.
Saat aku sibuk melayani mereka, kulihat orang yang terkena tendangan temannya tadi sudah bangkit dan ikut mengeroyokku lagi.
Wah…nambah lagi deh…
Bagaimanapun, dua tangan tak mampu menghadapi delapan tinju. Aku mulai keteteran, dan beberapa pukulan sudah mulai mengenai tubuhku.
Saat itulah ada motor datang dan berhenti di dekat situ.
Wah…musuh lagikah…?
Sesosok tubuh berlari dan masuk dalam pertikaian itu. Dia hajar orang yang mengeroyokku.
Satu orang terkapar…

“Dino…?”
“Yoi bro…ayo kita lawan mereka!”
Kami berdiri beradu punggung. Siap tempur sekarang… Apalagi ada tenaga tambahan dari Dino.
Tiga orang mengeroyok kami berdua. Aku hajar salah satunya, tepat di wajahnya. Satu temannya bermaksud membokongku….
Tapi langsung dihajar Dino tepat di tengkuknya… Dia segera terkapar pingsan.
Satu orang yang tertinggal mundur dan lari…
Kucari Kevin…ternyata sudah tak ada di situ.
Aku menghampiri salah satu pengeroyok yang sedang kesakitan.

“Lihat…bossmu sudah kabur. Teman-temanmu pingsan. Trus mau gimana?”
“Ah…maafkan kami. Kami cuma suruhan saja!”
“Maksudmu gimana kamu mau ngurus temanmu itu?”
“Biar aku telpon temanku biar menjemput kami!”
“Baiklah… Aku bantu buat menyingkirkan temanmu dari tengah jalan!”

Aku dan Dino, serta orang tadi,enyingkirkan tubuh 3 orang ke tepi jalan.
Sementara menunggu jemputan, ketiga orang yang pingsan sudah mulai sadar.
Aku dan Dino lalu cabut menuju kostku.

Sampai di kost, aku segera mandi karena lengket kena keringat. Beberapa tempat di tubuhku sakit karena pukulan dan tendangan yang mengenaiku.
Dino numpang mandi juga di kostku.
Kami duduk sambil ngopi di teras…

“Bro, kok lo bisa ada di situ tadi?” tanyaku.
“Gue lagi pengin main ke kost lu. Kebetulan tadi asistensi..mau pulang ke kost males… Jadi main dulu ke kost lo. Ga tahunya lo lagi berantem!”
‘Wah…kebetulan banget kalo gitu. Btw, makasih ya, udah dibantuin!”
“Halah…lo kayak sama siapa aja. Kalo gue dalam posisi lo tadi, lo pasti juga bantuin gue kan?”
“Jelas lah…!”
“Emang masalahnya apa sih bro… Sampe lo dikeroyok gitu?”

Akupun menceritakan permasalahn sampai aku dicegat dan dikeroyok Kevin dan begundalnya.

“Ciss…cowo mau dapetin cewe ko pake pelet… Ga fair banget…!”
“Maka dari itu bro… Gue juga eneg ngeliatnya!”
“Emang mesti dikasih pelajaran tuh cowo… Coba ga kabur, udah gue bejeg-bejeg tuh orang…!”
“Ya udah lah… Lagian dia dah kabur juga!”

Kami ngobrol sampai malam. Jam 11 Dino pamit pulang. Saat kusuruh nginep.aja, dia ga mau.
Setelah Dino pulang, aku segera masuk kamar dan tidur.
Badan rasanya capek banget….


SANG PAMOMONG

SANG PAMOMONG

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2021 Native Language: Indonesia
Dalam kepercayaan Jawa, bayi yang baru lahir, didampingi oleh sosok PAMOMONG. MOMONG dalam khasanah bahasa Jawa, artinya Mengasuh. Nah..sosok Pamomong itu bisa juga disebut sebagai PENGASUH. Sosok Pamomong adalah sosok.ghaib yang hanya bisa dilihat oleh sang jabang bayi. Kadang kita melihat bayi yang ketawa-ketawa sendiri, sambil matanya melihat ke atas. Dipercaya, bahwa saat itu, sang bayi sedang diajak bercanda atau bermain oleh Pengasuhnya. Dari kepercayaan tersebut, cerita ini terlahir. Sebuah kisah fiksi yang akan menceritakan tentang seseorang yang sampai masa dewasa bisa melihat dan berkomunikasi dengan Sang Pamomong. Semoga bisa menghibur para reader semua.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset