Setelah capek karena berkelahi dan badan lebam, aku tidur.
Mengistirahatkan badan yang penat. Baru saja aku terlelap…Nyi Among sudah hadir di mimpiku.
Dia menempelkan tangannya pada dadaku. Sebuah rasa hangat merasuk ke tubuhku. Rasanya sangat nyaman.
Rasa hangat itu menelusup dan berkumpul di sekitar pusarku, lalu menyebar ke seluruh tubuhku.
Melewati pembuluh darah dari kepala hingga kaki.
Tubuhku terasa nyaman dan rasa sakit karena pukulan dan tebdangan yang kuterima tadi, berangsur menghilang.
Lalu nyi Among mengangkat tangannya dari dadaku. Ganti mengelus kepalaku dengan kasih sayang seorang ibu.
Aku seperti merasakan berbaring di pangkuan ibuku, seperti masa kecilku.
“Nak…berhati-hatilah… Orang yang mengeroyokmu, tampaknya belum kapok. Dan kelihatannya dia sangat licik. Mungkin dia masih akan mencari masalah padamu!”
‘Baik Bu, aku akan selalu waspada dan hati-hati!”
“Lebih hati-hati lagi jika dia menggunakan cara ghaib untuk menyerangmu. Karena kalo engkau kurang waspada, engkau bisa terkena kiriman darinya!”
“Iya Bu… Tapi ibu kan selalu membantuku?”
“Ibu tak bisa selalu bersamamu. Kadang ada urusan yang harus ibu bereskan juga. Jadi, berusahalah untuk selalu berjaga, dan jangan bergantung pada pertolongan orang lain. Kalau mengharap pertolongan, berharaplah pada Allah SWT.”
“Iya Bu… Terima kasih sudah mengingatkan aku Bu. Juga sudah mengobatiku.”
Nyi Among tampak tersenyum dan mengangguk.
“Sudah hampir subuh Nak, ibu pamit dulu ya? Segera bangun dan sholat subuh!”
“Sebentar lagi Bu… Masih kepengin dielus sama Ibu!”
“Hush…sudah dewasa kok manja banget. Subuhan dulu sana. Nanti ibu akan datang lagi setelah subuh!”
“Baik Bu..!”
Aku terbangun bersamaan dengan adzan subuh. Aku segera bangun dan menuju kamar mandi. Badanku yang sakit semua, sudah terasa enak. Ga sakit lagi. Alhamdulillah…
Usai sholat subuh dan berdzikir, aku membuat kopi. Tapi kali ini aku ngopi di kamar aja.
Nyi Among sudah hadir lagi di sampingku.
“Merokok saja kamu Nak… Kurangi lah merokoknya..!”
“Ini juga udah ngurangin rokok kok Bu. Ngurangin yang di dalam bungkusnya…hehe!”
“Ada-ada saja kamu. Kamu sudah lama ga latihan pengembangan tenaga dalam ya Nak?”
“Males Bu… Prosesnya lama, hasilnya ga seberapa!”
“Ga ada yang instant nak… Memang begitu… Semua ada prosesnya. Mulai sekarang, mulailah berlatih lagi, supaya jika ada kejadian seperti kemarin, kamu ga akan remuk badannya terkena pukulan!”
“Ya nanti lah Bu, kalo sempet. Emang kalo energi batin, ga bisa digunakan untuk melawan manusia ya Bu?”
“Bisa, tapi mesti mencapai tingkatan tertentu dulu. Dan itupun harus didasari dengan ilmu tenaga dalam, untuk mencapai tingkatan tersebut.”
“Wah..ribet banget ya? Jadi, mau ga mau aku harus berlatih tenaga dalam lagi ya Bu?”
“Nah…itu tahu. Kan kamu sudah diajari di perguruan silatmu dulu? Itu tinggal dilatih lagi.”
“Iya deh Bu…!”
Aku berjanji dalam hati untuk melatih kembali ilmu tenaga dalam aliran perguruan silatku.
Dulu aku dah bisa menguasai ilmu itu, tapi karena kurangnya latihan, jadi kayak kembali kosong.
Mungkin kalau aku melatihnya lagi, tidak akan lama seperti waktu pertama dulu.
“Nah…sudah siang. Kamu harus pergi ke kampus khan? Segeralah bersiap-siap!”
“Siap komandan…!” kataku sambil bersikap seperti tentara.
Nyi Among tertawa lirih melihat tingkahku.
Aku segera mandi dan bersiap.untuk berangkat kuliah.
Zulaikha ga tahu kemana, belum nongol dari kemarin.
Biarin aja lah…mending sama Saloka… Yang selalu setia sama aku.
Jadi kangen sama Saloka… Lagi apa dia di alam sana ya?
Ah…malah jadi melow gini sih. Kuliah…kuliah ..
Aku mengeluarkan motor dan memanasi mesinnya.
Aku melihat kamar Teh Desi sekilas. Tampaknya dia sudah brrangkat kuliah
Kok malah mikirin teh Desi sih? Apa jangan-jangan aku mulai tertarik padanya? Aish….mikir apaan sih… Kuliah Ji….kuliah….
Kuenyahkan pikiran aneh-aneh yang mampir ke otakku.
Segera tancap gas ke kampus. Menjalani kuliah yang begitu-begitu saja. Tanpa variasi…
Berangkat…dengerin dosen ngoceh…pulang….
Tapi mau gimana lagi, semua harus dijalani.
Sepulang kuliah, aku ga kemana-mana. Mengurung diri di kamar, mencoba berlatih tenaga dalam.
Membangkitkan tenaga dalam melalui ilmu pernafasan.
Memang butuh kesabaran. Setelah membangkitkan dengab pernafasan, dilanjutkan dengan meditasi. Nah…kalau ini, mesti malam hari, biar ga ada gangguan.
Aku mulai dengan pernafasan segitiga…
Apa lagi itu?
Pernafasan segitiga adalah…kita hirup nafas pelan-pelan selama hitungan tertentu, lalu kita tahan nafas di perut dalam hitungan yang sama, lalu dilepaskan perlahan melalui mulut dalam waktu yang sama pula.
Bingung? Ga usah nyoba deh… Untuk itu perlu ada guru yang mengawasi. Karena ditakutkan tenaga dalam akan naik ke kepala, dan bisa membahayakan bagi yang berlatih. Itu kata guruku dulu.
Dalam latihan ilmu pernafasan ini, harus konsentrasi penuh, tapi badan kudu relaks… Kalau tegang, tenaga akan mudah naik ke kepala.
Nah…setelah tenaga dirasa sudah terbangkitkan…, kumpulkan dalam satu titik kira-kira 3 cm di bawah pusar. Lalu, mulai edarkan ke seluruh tubuh, hingga beberapa kali, lalu simpan kembali di bawah pusar. Jangan terlalu ke bawah…bahaya…..
Teorinya mudah banget, tapi prakteknya…sulit minta ampun….
Untunglah aku pernah menguasainya, jadi tinggal mengulang dan tidak membutuhkan waktu lama
Segera terasa ada tenaga yang muncul di dalam tubuhku. Segera kuedarkan tenaga itu mengelilingi seluruh tubuhku selama 3 putaran.
Lalu kusimpan di bawah pusar dan nginep deh disitu. Bisa digunakan sewaktu-waktu.
Tapi harus rutin latihan supaya kekuatannya meningkat dan terus meningkat.
Setelah berlatih selama 2 jam, aku beeistirahat. Melakukan pendinginan… Menetralisir panas tubuh yang ditimbulkan oleh latihan itu.
Keringat sudah membasahi seluruh tubuhku.
Pendinginan, adalah dengan cara menarik nafas panjang dan hembuskan secara perlahan melalui mulut.
Lalu istirahat deh… Menghilangkan keringat. Jangan pakai kipas angin ya?
Ilmu pernafasan setiap perguruan, beebeda-beda. Ada pula yang disertai membaca mantra untuk meningkatkan tenaga dalam secara cepat.
Saat sedang istirahat itu, muncullah bau melati yang harum dan menenangkan.
“Saloka….!” pikirku.
“Saloka aja yang dipikirin, ini aku…!”
Ternyata Zulaikha yang datang. Dah kayak jaelangkung aja dia…datang tak dijemput…pergi main pergi aja…!
“Aku pikir Saloka.. Ga tahunya kamu!”
“Ga seneng ya kalo aku yang datang?”
Aku ga menjawab. Masih kesel…dia ga nolongin aku kemarin. Katanya mau jagain aku gantiin Saloka, eh…malah ga bantuin. Nongol aja kagak…
“Maaf deh… Kemarin aku ga bantuin kamu. Abisnya kamu ga minta tolong sama aku!”
Duh…bisa aja ngelesnya ni jin…
Aku diam saja dan beranjak ke kamar mandi.
Keringat sudah kering dan aku mau mandi.
Lengket semua badanku.
Aku sudah membuka seluruh baju dan mengguyurkan air ke sekujur tubuh…ahh…segar…
“Kamu marah ya sama aku?”
Aku berjingkrak kaget… Menengok ke arah suara..
Zulaikha ada di sampingku…
Duh ..lagi mandi kok ikut masuk ni jin sih?
“Keluar kamu…!” kataku sambil menyambar handuk untuk menutupi tubuhku yang seksi.
“Kenapa sih…? Aku dah lihat semua kok…hihihi!”
“Keluar dulu…aku malu lah mandi diliatin perempuan!”
“Asal kamu mau maafin aku, aku bakal keluar…!”
‘Iya..iya.. Aku maafin kamu…!”
“Makasih….CUP…” kata Zulaikha sambil mencium pipiku
Lalu meleaat keluar kamar mandi.
Aku malah bengong dicium jin cewe…
Hadeehh…ada apa lagi ini?
Bikin ga fokus aja…
Selesai mandi, aku aholat dzuhur dan lanjut cari makan aiang. Kali ini, Zulaikha ngikutin aku terus.
Bahkan saat aku makan, dia setia menungguiku.
Dah jinak kayaknya jin satu ini…