Huft…sampai kost juga akhirnya.
Begini nasib anak kost yang gq punya moda transportasi.
Jalan kaki stengah kilometer, di tengah terik matahari sungguh menyiksa.
Tubuhku brrsimbah peluh hingga terasa lengket di badan. Mesti mandi ini sih..
Selesai membyka sepatu dan menyimpannya, aku membuka kunci kamar lalu mengambil handuk.
Segera mandi…udah ga tahan sama lengketnya keringat dan bau badan.
Baru selesai mandi, ada teriakan munta tolong yang kudengar.
Aku menyambar handuk untuk membungkus tubuhku dan segera lari menuju arah suara.
Di tempat itu sudah berkumpul sebagian anak kost yang aedang ada di kost-an.
“Ada apa mas Didit? Kok rame banget?” tanyaku pada Didit, yang tinggal di kamar sebelahku.
“Itu, Desi kesurupan!”
“Apaa….kesurupan?” teriakku.
Mendengar teriakanku, beberapa pasang mata menoleh memandangku.
Tapi mereka lantas tersenyum dan ketawa setelah melihatku.
Apa sih yang lucu dariku?
Aku melihat diriku… Astaghfirullah…ternyata aku hanya berbalut handuk sehabis mandi tadi.
Duh…malunya… Aku segera kabur ke kamarku dan memakai pakaian.
Wajahku pasti mirip udang goreng saat itu.
Malu banget guys…..
Usai berganti pakaian, aku menhampiri kamar Teh Desi yang katanya kesurupan tadi.
Beberapa cewe melihatku sambil tersenyum geli… Asli malu banget.
Tapi rasa penasaran yang besar membuatku mengesampibgkan rasa malu itu.
Segala yang berhubungan dengan makhluk astral memang sangat menarik perhatianku.
Aku merangsek maju, unruk melihat kejadian di kamar teh Desi.
Tampak Teh Desi dipegangi oleh 2 orang anak kost cowo. Teh Desi meronta-ronta sambil terus menggeram marah.
Busyet…tenaga orang kesurupan kuat juga ya?
Dengan sebuah kibasan, 2 orang yang memegangi Teh Desi terlempar…
Uh…pasti sakit tuh…
“Eh…panggil ustadz atau siapa saja yang bisa mentembuhkan orang kesurupan!” teriak Didit sambil menahan sakit akibat kejatuhan teman kost yang terlempar.
“Mau cari dimana? Kita kan ga tau daerah sini!”
“Di dekat masjid ada pak Kyai, coba kalian ke sana.
Seorang cowo segera menuju motor dan bergegas pergi. Tak lama, dia datang bersama seorang Kyai setengah tua.
Pak Kyai mendekati Teh Desi dan tampak membaca ayat-ayat suci.
” Huaahahaha….siapa kau berani menggangguku?” teriak Teh Desi dengan suara parau.
“Kau keluarlah dari tubuh anak gadis ini!” kata pak Kyai.
“Huahaha…tidak mau. Gadis ini adalah milikku!”
“Lepaskan dia, atau akan kuhancurkan dirimu!”
“Huahaha…apa kamu mampu..huahaha!”
Pak Kyai tetap renang. Beliau membaca do”a untuk mengusir makhluk astral itu.
“Ah…panas…panas….huahahaha…tapi bo’ong…!”
Wah…demit gaul ini mah..
Pak Kyai terus menerus membaca ayat ayat suci unruk mengusir Jin itu, tapi tampaknya jin itu cukup kuat juga.
Aku memanggil Saloka, dan menanyakan, apakah dia mampu mengusir jin yang merasuki Teh Desi? Dan ternyata menurut Saloka, dia masih sanggup.
Akupun menyuruhnya untuk membantu pak Kyai supaya dapat mengusir jin itu.
Saloka segera bertindak, sementara Pak Kyai maaih terus membaca ayat suci.
“Huahaha…siapa kamu berani mengusirku?”
“Aku Saloka… Aku akan mengusirmu. Pergilah…atau aku musnahkan dirimu?”
“Huahaha…kamu ga akan bisa mengusirku!”
“Kita lihat saja…” kata Saloka sambil melancarkan serangan pada makhluk itu.
Orang awam melihat Teh Desi bergerak-gerak seperti bersilat…padahal jin itu sedang melayani serangan Saloka.
Dengan gerakan cepat, Saloka mencecar jin itu dengan serangan-serangan yang keras.
Lama-lama jin itu keteteran juga, hingga satu saat, Teh Desi jatuh terduduk dan menyembah-nyembah.
“Ampun…ampun..aku tidak kuat lagi. Aku akan pergi!”
Jin itu keluar dari tubuh Teh Desi dan segera pergi menembus atap.
Tampak Teh Desi mulai tersadar..dan bingung melihat dirinya dikerumuni banyak orang.
Aku beringsut pergi dari situ…masalah sudah selesai.
Saatnya istirahat siang…tapi sholat dulu…hehe.
Hampir lupa…gara-gara kejadian barusan.