Ada ide bagus nih buat menarik perhatian sang genderuwo.
Aku mendekati Zolaikha dan berbisik padanya….
PLAAKKK….
Busyett…pipiku malah ditamparnya…..
“Dasar otak mesum… Masa aku seorang putri kerajaan mesti berbuat begitu buat menarik perhatian makhluk rendahan gitu…!”
“Adduuhhhh… Emang kamu punya cara lain?”
Zulaikha diam sejenak…berpikir tampaknya…
“Hmm…biar aku obrak abrik rumahnya ini, masa dia ga keluar sih?”
Tanpa menunggo persetujuanku, Zulaikha memberondongkan pukulan ke pohon besar itu. Sambil melayang memutari pohon itu, dia menghujani pohon itu dengan pukulan saktinya.
Dalam pandangan orang awam sih, ga ada yang berubah dari pohon itu. Lecetpun tidak.
Tapi dari pandangan batin, pohon besar itu rusak parah…
“GROARRHH………!” sesosok makhluk tinggi, hitam, berbulu lebat, dengan mata merah menyala muncul di depan kami.
Tampaknya dia marah…
Ya iya lah, orang rumahnya dibikin porak poranda.
“Hmmm..muncul juga dia..!” desis Zulaikha.
“Grrr….siapa kalian? Berani betul menggangguku dan merusak rumahku…!” kata genderuwo itu.
Suaranya menggelegar…
“Aku ingin mengusirmu dari sini, karena kamu sudah banyak mengganggu penduduk dan mengincara wanita penduduk di sini!” kataku.
“Grr…jangan ikut campur kalau masih ingin hidup…!” katanya lagi.
“Jangan banyak bicara…. Hadapi aku…!” teriak Zulaikha sambil menerjang makhluk itu.
“Huahahaha…. Kamu cantik… Kita ga usah bertempur, kamu jadi istriku saja….huahaha!” kata genderuwo itu sambil menghindari pukulan-pukulan yang dilancarkan Zulaikha.
“Siapa sudi jadi istrimu…. Terima ini….!”
Zulaikha meradang dan mempergencar serangannya. Genderuwo yang badannya besar itu ternyata mampu bergerak lincah dan menghindari serangan Zulaikha.
Zulaikha makin berang karena semua serangannya menemui tempat kosong. Apalagi, sambil menghindar, genderuwo itu dengan kurang ajarnya menowel dan meremas tubuh Zulaikha.
Zulaikha makin meradang… Matanya memerah diselimuti emosi yang tak tertahankan lagi.
“Hiaahhh…..!” Zulaikha berteriak nyaring dan tubuhnya bergetar keras.
Perlahan wujud Zulaikha berubah…
Tubuhnya membesar, lebih besar dari genderuwo itu. Wajahnya berubah menjadi sangat seram dengan 2 taring yang muncul di mulutnya.
Aku sampai harus mendongak melihatnya… Ilmu apa lagi ini?
Baru sekali ini aku melihat Zulaikha yang cantik jelita, berubah menjadi sangat menyeramkan.
Dengan tubuh raksasanya, Zulaikha mulai menghajar genderuwo itu. Genderuwo itu ga bisa main-main lagi sekarang.
Setiap tamparan, pukulan dan tendangan Zulaikha, tenaganya menjadi berlipat ganda.
Si genderuwo sekarang kewalahan melawan Zulaikha.
Perlahan tapi pasti, genderuwo itu mulai keteteran…terdesak.
Beberapa pukulan Zulaikha sukses menghajar tubuh genderuwo itu.
Semakin lama, si genderuwo makin ga bisa berkutik. Dengan penuh amarah, Zyuaikha terus menghujaninya dengan pukulan bertubi-tubi.
Tak lama, genderuwo itu terjatuh terkena pukulan Zulaikha.
Saat itulah, selarik sinar kuning melesat dari kelima jari Zulaikha yang sebesar pisang raja…
BLAARRRR…….
Sinar-sinar itu mengenai tubuh genderuwo itu hingga hancur lebur tak berbekas… Bau sangit terbakar memenuhi tempat itu.
Zulaikha memandang lenyapnya wujud genderuwo itu dengan nafas yang tersengal-sengal.
Aku menyentuh tangan raksasa itu dan menepuknya perlahan.
Zulaikha menghela nafas dengan perlahan.
Dengan perlahan pula tubuhnya menyusut dan mengecil kembali seperti semula. Kembali menjadi Zulaikha yang cantik…
“Kamu ga papa…?” tanyaku pelan.
“Hhh…ga papa kok…!”.
“Wih…kamu serem kalo lagi marah deh…!”
“Genderuwo sialan… Enak aja main pegang dan remas… Mampus dia sekarang….!”
“Udah… Kontrol emosimu. Aku sampai gemetar lho tadi lihat perwujudanmu kalau marah…!”
“Hihihi…serem ya?”
“Enggak sih… Cuman mengerikan…!” kataku.
“Hehe….itu hanya terjadi kalo aku marah besar pada musuhku kok!”
“Jangan marah sama aku ya…? Takuuttt….”
“Enggak lah .. Itu tadi kan karena makhluk rendahan itu udah ngelecehin aku, jadi ya aku marah banget…!”
“Ya udah… Pulang yuk.. Tugas kita udah selesai… Aku malah ga ngapa-ngapain. Diborong kamu semua!”
“Hehe…maaf, terlanjur emosi tadi…!”
Aku dan Zulaikha akhirnya pulang ke rumah. Sekarang para wanita bakal lebih aman, karena genderuwo itu sudah dibasmi.
Untuk makhluk yang lain, buarlah hidup berdampingan dengan manusia, asal tidak memcelakakan manusia saja
Usai sudah mengusir genderuwo maniac yang suka godain istri orang…
Walaupun aku ga bertempur…hehe.
Lumayan juga punya temen kayak Zulaikha… Dah cantik, sakti…
Takutnya kalo dia sampai marah sama aku dan berubah jadi raksasa dan gampar aku….bakal jadi apa kepalaku? Hii….
Selama liburan semester, aku bantuin bapak di kebun dan bantuin Anin buat beberes rumah.
Selain itu, kesempatan liburan ini aku manfaatkan untuk meningkatkan kemampuan temaga dalam dan kemampuan pencak silatku.
Mengulang kembali jurus-jurus yang pernah kupelajari dulu. Belajar meningkatkan kecepatan, akurasi pukulan dan tendangan.
Berlatih fisik agar ga mudah loyo…
Dan yang paling sering aku lakukan adalah….chat dengan Desi.
Dan setiap kali chat, penuh dengan kata kangen, sayang, cinta .. Maklum, masih anget-angetnya….
Mohon maaf, yang jomblo jangan ngiri….
Chat dengan Desi, bisa dari batre hp full, sampai lowbat…
Tapi ya cuma itu saja yang bisa kami lakukan. Maksimal vidcall lah…
Lumayan lah, buat penghapus rindu…
Selama 3 bulan menempa diri, aku merasakan perbedaan besar pada fisik dan tenaga dalamku.
Fisik selalu bugar dan tenaga dalam meningkat drastis.
Tapi tetap belum bisa mencapai titik maksimal. Masih butuh waktu yang sangat lama untuk mencapai taraf itu.
Tapi cukuplah, kalo buat menghadapi manusia biasa…atau yang tenaga dalamnya setingkat.
Zulaikha sekarang selalu mengekor kemana aku pergi . Agak risih juga sebetulnya diikuti terus… Kayak ga bebas aja.. Merasa dimata-matai…
Suatu malam, saat aku sedang bermeditasi, Nyi Among datang menemuiku.
“Assalamu’alaikum Nak….!”
“Wa’alaikum salam Bu…. Apa kabar Bu, lama ga ketemu?”
“Alhamdulillah baik Nak… Ibu sebenarnya selalu di dekatmu kok. Ibu tahu semua yang kamu lakukan. Nah, sekarang Ibu menemuimu untuk suatu tujuan..!”
“Tujuan apa Bu?”
“Ibu melihat, latihan tenaga dalammu sudah cukup lumayan… Maka ibu ingin sedikit memberikan energi Ibu, sebagai bekalmu.”
“Wah…kalau energi Ibu diberikan padaku, lantas bagaimana dengan Ibu?”
“Wong cuma sedikit kok Nak. Ibu akan segera pulih setelah bermeditasi sebentar…
Ibu sudah menunggu lama untuk saat ini. Kemarin-kemarin, fisik dan mentalmu belum kuat untuk menerima transfer energi dari Ibu.
Ibu lihat, sekarang kamu sudah kuat untuk menerimanya!”
“Bagaimana caranya Bu?”
‘Tetaplah dalam posisi meditasi setengah lotus, pusatkan pikiranmu dan ibu akan menyalurkan energi Ibu padamu. Jika kau merasakan sesuatu yang menyakitkan, tahan sekuatnya…!”
Aku melakukan pesan Nyi Among tadi, dan mulai berkonsentrasi.
Saat mencapai ketenangan…kurasakan sebuah aliran energi masuk melalui ubun-ubunku, dan menyebar ke seluruh tubuhku.
Kurasakan energi itu begitu nyaman…hangat…
Tapi perlahan menjadi panas….dan semakin panas.
Badanku terasa dibakar api yang sangat panas.
Saking panasnya, aku hampir menjerit…. Namun teringat pesan Nyi Among, aku menahannya sekuat tenaga.
Peluh sebesar jagung bercucuran di seluruh tubuhku…
Tubuhku terasa melepuh…karena panas yang kurasakan.
Saat aku hampir tak kuat lagi menahan panas energi itu, perlahan rasa panas itu berkurang.
Semakin berkurang dan menjadi hangat…
Lalu rasa hangatpun hilang, kupikir sudah selesai nih…
Tapi…ternyata belum…
Energi yang mengalir itu berubah menjadi sejuk…..
Sangat sejuk…..hampir membuatku terlena karena sejuknya.
Nyamannn banget….
Tubuhku menjadi rileks dan santai.
Kesejukan itu semakin sejuk saja, dan perlahan berubah menjadi dingin….semakin dingin….semakin dingin…membekukan.
Aku merasa seperti direndam dalam es batu…sangat dingin…
Gigiku sampai gemeletukan menahan dingin yang seolah membuatku beku.
Tubuhku menggigil dengan keras…menahan hawa dingin itu.
Untunglah, tak lama kemudian berubah menjadi sejuk lalu hangat.
Lalu aku tak ingat apa-apa lagi…semua menjadi gelap.
Aku terbangun saat adzan subuh berkumandang.
Aku terbaring di ranjangku, sementara Nyi Among duduk di pinggir ranjangku.
Aku segera bangun dan duduk di dekat NyiAmong.
‘Apa yang terjadi Bu?”
“Kamu pingsan semalam Nak… Akibat transfer energi yang Ibu lakukan!”
“Trus..berhasil atau tidak Bu?”
“Coba rasakan…bagaimana energi di dalam tubuhmu?”
Aku mencoba mengerahkan energi..dan….wow……..aku serasa penuh dengan energi. Tubuhku terasa seperti balon yang penuh berisi angin.
“Cepat berkonsentrasl…atur energi itu dan giring menuju ke bawah pusar!”
Aku segera bersila, berkonsentrasi dan mencoba menguasai aliran energi yang terasa liar itu.
Nyi Among meletakkan tangan di punggungku dan kurasakan sebuah energi masuk dan membantuku menjinakkan energi yang liar itu. Perlahan namun pasti, energi itu berhasil.juga dijinakkan dan bersatu dengan energiku. Kutintun energi itu ke bawah pusar dan kuendapkan di sana. Masih sedikit bergolak, tapi tak seganas tadi. Butuh waktu hampir 1 jam untuk melakukan itu.
“Cepat ambil wudhu dan sholat… Jangan sampai tidak sholat subuh!” kata Nyi Among.
Aku bergegas mengambil wudhu dan sholat subuh… Entah waktunya sudah habis atau belum, ga tahu.
Usai sholat, dengan dibimbing Nyi Among, aku mencoba mengatur energi yang sudah terkumpul di bawah pusar dan mencoba menguasainya.
“Energi ini bisa digunakan untuk memukul dan juga untuk menarik benda. Latihlah terus agar kamu terbiasa menggunakannya!”
“Baik Bu..!”
“Baiklah, Ibu pergi dulu.. Assalamu’alaikum…”
“Wa’alaikum salam…!”
Sosok Nyi Among perlahan memudar dan hilang dari hadapanku.
Aku segera beberes kamar dan membersihkan kamar. Dilanjut membersihkan rumah.
Tubuhku terasa sangat segar dan penuh vitalitas… Mungkin karena energiku yang bertambah banyak.
Kalau diibaratkan, lagi dalam posisi FULL POWER…
“Mas…wajah Mas Aji kok tampak cerah banget sih?”
“Ah…masa sih Dek?”
“Iya mas… Kelihatan glowing gitu. Mas pake apaan di muka Mas?”
“Ga pake apa-apa tuh?”
“Bohong ah… Masa bisa secerah itu sih wajahnya? Tambah ganteng lho Mas…!”
“Ya iya lah .. Masnya siapa coba?”
“Hihi…mas ini deh… Pake apa sih mas? Apa mas kemarin facial ya?”
“Facial dari mana? Mending buat jajan duitnya…!”
“Ah ..ga percaya aku kalo Mas ga pake apa-apa.”
“Nyatanya aku ga pake apa-apa kok…! Udah sana terusin masaknya…!”
“Eh ..iya… Sampe lupa..hihi!”
Apa iya aku kelihatan glowing alias bercahaya? Ah…Anin salah lihat kali…. Orang aku ngaca, wajah masih biasa aja kok. Masih wajah standar aka pasaran….
Dan kejadian di aekolah Anin, bikin aku makin bingung aja.
Saat aku mengantar Anin sekolah, beberapa teman cewe Anin, menyapaku sambil teraenyum malu-malu.
Ga biasanya kayak gini deh…
Biasanya mereka nyapa aku biasa aja…
Malah sekarang, ada beberapa yang bengong ngliatin aku.
Seolah si wajahku ada yang aneh…
“Dek…kok pada ngliatin Mas sampai bengong gitu. Ada yang aneh ya di wajah Mas?”
“Khan udah aku bilang, wajah Mas itu kelihatan bercahaya Mas.. Kasih tahu rahasianya Mas..!”
“Sumpah Dek, Mas ga pake segala macam perawatan wajah!”
Dengan manyun, Anin meninggalkanku menuju kelasnya…
Duh…kayaknya dia masih ga percaya deh..