SANG PAMOMONG episode 55

Chapter 55

Pakaiannya menggunakan jarik di bawah, dan diatas menggunakan kemben.
Sebagian dada dan seluruh pundaknya terlihat putih mulus.
Dia tersenyum padaku.

“Itu Nyai Anjar… Dia yang ikut nenek!” kata nenek.
“Cantik ya nek?”
“Hush..kamu itu. Dia udah ratusan tahun umurnya lho!”
“Iya Nek? Wah tua dong berarti..?”
“Buat jin sih, itu masih muda…. Nenek merasakan kalau kamu sudah meningkat jauh ilmumu. Terutama energi batinmu… !”
“Iya nek… Aku ditransfer energi oleh Nyi Among beberapa waktu lalu!”
“Nyi Among? Siapa itu?”
“Dia adalah sosok pamomongku nek. Sudah menjagaku sejak aku bayi…!”
“Oh…sang pamomong? Kamu memang istimewa Ji. Jarang ada manusia yang bisa melihat dan berinteraksi dengan pamomongnya?”
“Bukankah semua orang punya pamomong Nek?”
“Betul… Tapi hanya sedikit, bahkam sangat sedikit yang bisa melihat pamomongnya! Kecuali waktu masih bayi!”
“Oh ..begitu ya Nek? Trus, nenek memanggilku ada apa Nek?”
“Ada sesuatu yang akan kuberikan padamu, sebagai warisan leluhurmu, Ki Panembahan!”
‘Ah…warisan apakah itu nek?”

Nenek bangkit berdiri dan dengan tertatih menuju ke almari. Dibukanya pintu almari, dan beliau mengeluarkan sesuatu dari dalam almari itu.
Beliau kembali duduk di hadapanku…
Kemudian meletakkan sebuah kotak berukir yang telah usang dimakan jaman.

“Bersiaplah Aji… Jika memang engkau berjodoh dengan benda ini, maka benda itu akan mengikutimu.”

Perlahan nenek dengan sikap.yang khidmat membuka peti itu.
Saat peti itu terbuka, tampaklah sebilah ujung tombak kecil berukuran kira-kira sejengkal. Lebarnya hanya sekitar 2 cm…
Mirip bayonet…
Ujung tombak itu tampak hitam legam, seperti tidak mengandung keistimewaan apapun.

“Beekonsentrasilah Ji… Pusatkan pikiranmu pada ujung tombak ini. Sebut namanya Kyai Cemeng…(kyai hitam).”

Aku melakukan apa yang diperintahkan nenek. Aku berkonsemtrasi pada ujung tombak itu dan mencoba memanggil namanya.
Aneh juga, ujung tombak saja kok ya ada namanya.
Aku memandang ujung tombak itu dan berkonsentrasi.
Sampai semenit, ga ada kejadian.apapun. Wah…bukan jodoh ini mah….
Lalu sebuah pandangan yang tak biasa, terjadi di depan mataku.
Ujung tombak itu memancarkan sinar hitam gilap, yang merubah penampilan si tombak yang tadinya terlihat kumuh, menjadi seperti barang yang baru.
Hitam berkilat warnanya… Kemudian ujung tombak itu bergerak, terangkat ke atas, lalu berputar di atas kepalaku sebanyak tiga kali. Lalu aku terkejut saat dengan posisi terhunus, ujung tombak itu melesat menuju tangan kananku.
Otomatis, aku mengangkat tangan siap menampar ujung tombak itu dengan pengerahan tenaga dalamku.

“Diam…jangan bergerak!” kata nenek.

Aku terkejut dan menurunkan tanganku. Ujung tombak.itu menusuk lengan kananku, tapi tak ada sakit yang kurasakan.
Aku melihat lengan kananku yang tertusuk.ujung tombak itu. Tak ada luka di sana. Dan tidak kulihat ujung tombak itu…
Dimana benda itu berada?
Aku celingukan mencarinya di sekitarku.

“Tombak itu sudah menyatu dengan dirimu. Persiapkan energi batinmu dan tenaga dalammu. Sebentar lagi, akan ada energi tombak yang menyatu denganmu. Kamu harus meleburnya dengan energimu agar tak berbenturan dengan energimu sendiri?”

Wah…bingung juga nih… Gimana caranya ya?

Tak lama, kurasakan ada energi asing di dalam tubuhku. Mula-mula lemah, tapi makin lama makin menguat. Aku mencoba menetralisir energi itu dengan energiku sendiri.
Untunglah, energi itu menurut saja…tidak liar atau memberontak.
Mungkin karena ujung tombak itu memang memilihku, maka energinya nurut saja aku satukan dengan energiku.
Aku bermeditasi untuk menyimpan energi itu di bawah pusarku.
Setelah selesai, membuka mata dan pandanganku seakan bertambah tajam. Telingaku juga lebih peka…atau ini hanya perasaanku saja? Entahlah….

“Nah…kau memang berjodoh dengan ujung tombak itu. Termasuk Ki Panembahan sendiri, hanya ada 5 orang keturunannya yang mampu menyatu dengan ujung tombak itu. Termasuk dirimu! Sekarang, cobalah konsentrasi dan panggil dia…!”

Kucoba lagi apa yang dikatakan Nenek…
Konsentrasi, kupanggil Kyai Cemeng…
Slap….sebuah tombak pendek berukuran satu meter, tergenggam di tanganku. Lengkap dengan gagang tombaknya.
Aneh…dan ga masuk akal…

“Trus kalo menyuruhnya kembali gimana Nek?”
“Tempelkan ujung tombak di dahimu, maka dia akan segera masuk lagi ke ragamu!”

Kucoba lagi, dan benar saja, tombak itu lantas menghilang.

“Apa fungsi tombak itu Nek?”
“Yang namanya pusaka, ya buat pertahanan diri dan menyerang musuh lah?”
“Keistimewaannya apa nek?”
“Nanti akan kau ketahui seiring berjalannya waktu. Nah, sekarang segera sholat, adzan subuh sudah berkumandang!”
“Iya nek… Makasih atas hadiahnya ya Nek?”
“Jangan berterima kasih… Ketahuilah Ji, semakin tinggi ilmu yang kau miliki, semakin besar tanggung jawabmu!”
“Akan kuingat wejangan nenek. Aku sholat dulu ya Nek?”

Nenek hanya mengangguk, lalu aku pergi keluar kamar nenek.dan mengambil wudhu.
Masih tidak percaya rasanya, aku bisa mendapat warisan dari leluhur yang begitu aneh.
Semoga warisan ini membawa manfaat bagiku dan sesamaku…Amin


SANG PAMOMONG

SANG PAMOMONG

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2021 Native Language: Indonesia
Dalam kepercayaan Jawa, bayi yang baru lahir, didampingi oleh sosok PAMOMONG. MOMONG dalam khasanah bahasa Jawa, artinya Mengasuh. Nah..sosok Pamomong itu bisa juga disebut sebagai PENGASUH. Sosok Pamomong adalah sosok.ghaib yang hanya bisa dilihat oleh sang jabang bayi. Kadang kita melihat bayi yang ketawa-ketawa sendiri, sambil matanya melihat ke atas. Dipercaya, bahwa saat itu, sang bayi sedang diajak bercanda atau bermain oleh Pengasuhnya. Dari kepercayaan tersebut, cerita ini terlahir. Sebuah kisah fiksi yang akan menceritakan tentang seseorang yang sampai masa dewasa bisa melihat dan berkomunikasi dengan Sang Pamomong. Semoga bisa menghibur para reader semua.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset