SANG PAMOMONG episode 6

Chapter 6

Aku terbamgun saat mendengar adzan Ashar.
Wah lumayan lama juga aku tertidur…untung ga ada kelas sore.
Aku segera bangun, mandi dan sholat.
Selesai sholat, aku berencana mencari makan.
Laper nih..dari siang tadi belum makan.
Baru saja membuka pintu, aku dikagetkan dengan seseorang yang berdiri di depan pintu.

“Eh…mbak Dinda. Dah dari tadi mbak?”
“Barusan aja kok!”
“Kok tahu kamarku?”
“Tadi nanya sama temenmu!”
“Ayo masuk mbak…!” kataku sambil membuka pintu lebih lebar.
Mbak Dinda masuk dan menyerahkan sebuah bungkusan padaku.

“Ini apa Mbak?”
“Nasi padang, kebetulan tadi lewat warung padang!”
“Wah…makasih, tahu aja mbak kalo aku lagi kelaparan!”
“Segera dimakan gih…!”
“Lha..mbak Dinda ga makan?”
“Udah tadi…. Kamu makan aja!”

Akupun segera memakan naai itu.
Wah nikmatnya… Mungkin karena lapar, jadi terasa sangat enak.
Selesai makan, aku ngobrol dengan mbak Dinda.

“Ada perlu apa mbak Dinda datang kemari?”
“Ga ada apa-apa kok. Pengin main aja… Gimana, betah tinggal di sini?”
“Betah mbak… Walaupun kadang kangen sama Bapak dan adik-adik!”
“Nanti juga terbiasa. Kamu kan baru sekali ini jauh dari mereka. Wajarlah, kalau maaih homesick.”

Kami ngobrol kesana kemari, tentang masa kecil kami, dan pengalaman kami saat terpisah lautan.
Senang rasanya ngobrol dengan saudara, apalagi yang sebaik mbak Dinda.
Saat asyik mengobrol dengan mbak Dinda, Didit mengetuk pintu kamar.

“Eh..sorry, lagi ada tamu ya?” kata Mas Didit.
“Ga papa mas… Ini saudara sepupu aku kok! Ada apa mas?”
“Ga papa sih, cuman mau minjem casan hp kalo lagi ga dipakai. Cas aku rusak!”
‘Bisa mas…kebetulan hpku tadi udah aku charge. O iya…kenalin dulu nih kakak sepupuku. Namanya Mbak Dinda! Mbak, ini teman samping kamar, namanya mas Didit!”

Mereka saling bersalaman dan basa basi sejenak.
Setelah aku memberikan casan hp, mas Didit pamit mau ngecharge hpnya.

“Ji, mbak pulang ke kost dulu ya, dah hampir maghrib ini!”
“Iya mbak. Makasih banget lho nasi padangnya!”
“Iya sama-sama… Jangan lupa, kapan-kapan main ke kost mbak.. Tapi chat dulu kalo mau main ke sana!”
“Siap mbak…!”

Aku mengantarkan mbak Dinda sampai gerbang kost.
Ternyata mbak Dinda bawa motor buat ke sini.

“Mbak balik dulu ya, assalamu’alaikum!”
“Iya mbak, wa’alaikummus salam!”

Setelah mbak Dinda pulang, aku kembali ke kamar..
Di perjalanan menuju kamar, seseorang menegurku..

“Cie..cie…yang barusan diapelin pacarnya..!”
“Eh..mbak Kiran… Bukan pacar mbak, dia kakak sepupuku.”
“Oh..maaf, aku kira pacarmu…!”
“Ga papa mbak… Aku ke kamar dulu ya mbak?”
“Iya…!”

Aku melanjutkan perjalanan menuju kamar. Saat aku melewati kamar mas Didit, dia memanggilku.

“Dari mana Ji?”
“Abis nganter mbak Dinda ke depan!”
“Wah…cantik banget kakak sepupumu. Udah punya pacar belum ya?”
“Ga tahu juga mas… Belum pernah nanya!”
“Coba deh tanyain… Kalau belum aku kan bisa pdkt…hahaha!”
“Coba nanti mas. Aku ke kamar dulu ya mas?”
“Iya… Eh Ji, jangan keseringan ngerem di kamar. Kadang-kadang ngumpul dong ama kita-kita!”
“Iya Mas… Insya Allah…!” jawabku sambil beranjak menuju kamarku.

Dalam kamar aku berpikir, betul juga kata mas Didit. Aku memang hapal semua yang kost di sini, tapi aku jarang gabung dengan mereka.
Perasaan minder selalu menghantuiku kalo ingin gabung ngobrol dengan mereka semua.

“Kamu memang harus mulai sosialisasi Nak!”
Aku menoleh ke arah datangnya suara. Tampak nyi Among berdiri di depanku.
Aku akhirnya ngobrol dengan beliau, tentang cara bersosialisasi dengan teman kost.
Nyi Among terus mendorongku untuk bersosialisasi.
Mungkin beliau kasihan melihatku yang selama ini selalu menyendiri.
Akupun bertekad untuk berubah..menjadi pribadi yang lebih baik lagi.


SANG PAMOMONG

SANG PAMOMONG

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2021 Native Language: Indonesia
Dalam kepercayaan Jawa, bayi yang baru lahir, didampingi oleh sosok PAMOMONG. MOMONG dalam khasanah bahasa Jawa, artinya Mengasuh. Nah..sosok Pamomong itu bisa juga disebut sebagai PENGASUH. Sosok Pamomong adalah sosok.ghaib yang hanya bisa dilihat oleh sang jabang bayi. Kadang kita melihat bayi yang ketawa-ketawa sendiri, sambil matanya melihat ke atas. Dipercaya, bahwa saat itu, sang bayi sedang diajak bercanda atau bermain oleh Pengasuhnya. Dari kepercayaan tersebut, cerita ini terlahir. Sebuah kisah fiksi yang akan menceritakan tentang seseorang yang sampai masa dewasa bisa melihat dan berkomunikasi dengan Sang Pamomong. Semoga bisa menghibur para reader semua.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset