SANG PAMOMONG episode 61

Chapter 61

Singkat cerita, sampailah kami di bukit itu. Mobil Mbak Tanti diparkir di bawah, sementara kami berjalan kaki menuju ke atas.
Selama perjalanan ke atas, Mbak Tanti selalu menggandeng tanganku. Bukan apa-apa, jalannya agak licin. Takut jatuh dia.
Salah sendiri juga, mau ke bukit kok pake sepatu berhak….juga pakai rok span.
Ini emang ga tahu atau bodho yak?

Setelah agak lama, sampailah kami di atas bukit. Di atas sini ada lahan berbentuk datar seperti lapangan kecil, dan ada sebuah warung di situ… Warung kecil sih, tapi saat itu sedang tutup.
Di atas, ga ada manusia seekorpun, hanya kami berdua…ditemani Zulaikha.
Ada juga beberapa makhluk ghaib yang kelihatan mondar mandir, tapi ga mengganggu manusia. Ha ada aura yang mengancam.
Aman dah….

“Fyuh…capek juga ya jalan ke atas sini?” kata Mbak Tanti sambil mengelap keringat di dahinya.
“Salah mbak sih.. Masa naik ke bukit pake sepatu kayak gitu, dan bajupun yang sempit gitu!”
“Hehe…tadi ide dadakan mau ke bukit… Tadinya sih pengin ngajak Mas Aji ke mall!”
‘Lah, kenapa akhirnya ke bukit?”
“Nyari suasana yang adem dan pemandangan indah!”

Emang ya, wanita susah ditebak jalan pikirannya.
Tadinya mau kemana, akhirnya kemana…

‘Trus mau ngapain kita di sini Mbak? Sepi lho ini! Mbak ga takut apa?”
“Takut apa? Khan ada kamu…hihi! Kita nikmatin pemandangan aja lah…!”
“Ya sudah… Duduk depan warung aja yuk. Ada bangku di sana…!”
“Ayuk..!”

Kami menuju depan warung yang tutup. Ada bangku panjang di sana. Lumayan, bisa buat duduk.
Soalnya kami ga bawa tikar atau alas apapun…

Kami duduk berdampingan di bangku itu. Tubuh harum itu merapat padaku. Harum parfum bercampur keringat wanita, ternyata memberi kesan eksotis…sedikit erotis…

“Mas Aji dah punya pacar apa belum?” tanya mbak Tanti tiba-tiba.
“Hmm..udah mbak. Kenapa?”
“Cuma pengin tahu aja… Cantik ya pacarnya?”
“Ya cantik lah mbak… Aku milih pacar jelas yang cantik donk…. Menurutku… Ga tahu kalo orang lain yang menilai!”
‘Haha…iyalah. Namanya orang kasmaran, yang namanya pacar tetep dibilang yang paling cantik!
Btw…sama aku cantik siapa?”

Nah…bingung ga lo… Kalo ditanyain kayak gitu?

“Sama-sama cantik mbak. Ada kekurangan dan kelebihannya masing-masing!”
“Nah…kalo aku kelebihannya apa?”

Busyet….ngejar terus nih janda… Maunya apa sih?

“Mbak lebih dewasa dan lebih matang!” jawabku.
“Tua maksudmu?”
“Bukan mbak… Lebih kelihatan dewasa aja.”
“Kamu tertarik ga sama aku…?”

Nah lo….. Mau jawab apa coba? Di depan cewek cantik, sekseh dan janda kembang lagi.

“Secara fisik, aku tertarik mbak. Tapi secara hati, aku dan jadi milik pacarku mbak!”
‘Jadi mas Aji ngakuin kalo aku ini menarik ya?”
“Iya lah mbak… Buat lelaki normal, mbak sangat menarik!”

Sebuah senyum merekah di bibirnya.
Mbak Tanti memandangku dengan pandangan yang ….ah…ga tau lah…!
Wajahnya perlahan mendekat…hingga hembusan nafasnya menerpa mukaku.
Aku terpana melihat kecantikannya…
Entah siapa yang mulai, bibir kami bertaut begitu saja. Hanya 10 detik….kira-kira.
Mbak Tanti menarik wajahnya menjauh dariku. Bibirnya tersenyum…tatapannya syahdu…

Tangan mbak Tanti melingkar di leherku. Wajah kami mendekat kembali…bibirnya yang merah sedikit bergetar… Memberi kesan menggemaskan.
Bibir kembali bertaut..kali ini agak lama.
Ciuman itu berubah menjadi lumatan… Dua pasang bibir saling melumat, dua lidah saling membelit.
Nafas sudah memburu… Nafsu mulai merajai seluruh raga.
Dengan lincah dan penuh pengalaman, Mbak Dinda memegang kendali. Aku seperti terhipnotis ..hanya mengikuti alur permainannya. Tanpa mempunyai inisiatif.
Begitupun saat tangan mbak Tanti meraih tanganku dan menuntunnya ke bukit membusung di dadanya.
Spontan, jari tanganku bergerak meremas…memilin..dan mengurut.

Kayak tukang urut yak?

Mbak Tanti mendesah saat tanganku memainkan kedua bukitnya, meski masih di luar kandang.
Desahan itu malah membuatku kaget dan sadar…ini sudah kelewatan.
Dengab halus, aku melepaskan bibirku dari pagutannya, dan mendorong tubuhnya dengan lembut agar menjauh.
Mbak Tanti memandangku dengan tatapan heran..

“Mbak…ini ga bener mbak. Maaf, aku ikut terpancing susasana tadi!”
“Tapi mas… Aku juga menginginkannya…!”
‘Maaf mbak… Ini salah… Ga seharusnya kita melakukan hal itu. Maaf, aku sudah khilaf tadi!”
“Ah…sudahlah. Tak perlu minta maaf…!” katanya dengan raut kecewa.

Kami terperangkap dalam rasa canggung dan tenggelam dalam keheningan.

“Mas… Terus terang… Aku suka sama mas Aji. Tapi aku tahu, statusku yang janda, sehingga mas Aji memandang rendah padaku. Apalagi setelah peristiwa barusan!”
“Mbak…sungguh, aku ga menganggap rendah mbak Tanti. Aku malah menghormati mbak Tanti sebagai wanita. Aku ga mandang status, tapi, hal yang baru kita lakukan itu salah. Dan karena aku menghormati mbak Tanti, maka aku menghentikannya!”
“Kamu ga mandang aku sebagai cewe murahan?”
‘Mbak …semua manusia itu sama. Ga ada yang sempurna. Begitu juga aku, bukan orang sempurna. Jadi aku ga berhak menilai orang lain!”
“Ah ..terima kasih. Andai aku bisa mengenalmu lebih dulu… Pasti akan kurebut hatimu Mas!”
“Semua sudah digariskan Mbak. Kita cuma menjalaninya saja. Andaikan mbak kenal aku lebih dulu dari pacarku, belum tentu.juga mbak tertarik padaku. Dan walaupun sekarang aku dah punya pacar, tapi siapa yang jadi.jodohku kelak.khan ga ada yang tahu!’
‘Andai mantan suamiku sebijaksana kamu Mas!”
“Semua orang punya kelebihan maaing-masing mbak… Dan juga kekurangan masing-masing!”

Kami kembali tenggelam dalam kebisuan.
Menatap pemandangan.bukit yang indah, namun tak bisa menikmatinya. Karena pikiran kami entah melayang ke mana.

“Sudah sore mbak… Kita pulang yuk?”
‘Iya… !”
Saat kami berdiri, mbak Tanti tiba-tiba memelukku.

“Makasih ya mas Aji… Kamu sudah menjaga kehormatanku!”
“Iya Mbak… Syukurlah, kita bisa berhenti sebelum kebablasan! Yuk pulang ..!’
‘Ayuk….!” katanya sambil tersenyum.

Kami bergandengan tangan sambil turun menuju tempat parkir mobil.
Keaedihan sudah hilang dari wajah.mbak Tanti. Dia sudah.kembali seperti semula..
Fyuh…untung ga kebablasan…


SANG PAMOMONG

SANG PAMOMONG

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2021 Native Language: Indonesia
Dalam kepercayaan Jawa, bayi yang baru lahir, didampingi oleh sosok PAMOMONG. MOMONG dalam khasanah bahasa Jawa, artinya Mengasuh. Nah..sosok Pamomong itu bisa juga disebut sebagai PENGASUH. Sosok Pamomong adalah sosok.ghaib yang hanya bisa dilihat oleh sang jabang bayi. Kadang kita melihat bayi yang ketawa-ketawa sendiri, sambil matanya melihat ke atas. Dipercaya, bahwa saat itu, sang bayi sedang diajak bercanda atau bermain oleh Pengasuhnya. Dari kepercayaan tersebut, cerita ini terlahir. Sebuah kisah fiksi yang akan menceritakan tentang seseorang yang sampai masa dewasa bisa melihat dan berkomunikasi dengan Sang Pamomong. Semoga bisa menghibur para reader semua.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset