SANG PAMOMONG episode 64

Chapter 64

Selama seminggu, aku menemani Desi dan Renita di kostan dan keliling tempat wisata di kota ini.
Renita sebagai orang yang baru melihat kota ini secara keseluruhan terlihat antusias banget.
Seneng banget kayaknya dia diajak jalan-jalan. Aku dan Desi yang manyun… Ga bisa mesra-mesraan.
Paling kalo Renita dah tidur di malam harinya, barulah kita bisa mencurahkan kasih sayang.
Biasalah… Ngobrol berdua, kissing, dan raba-raba dikit…hehehe.
Masih belum berani buat yang lebih dari itu…..(walaupun pengin sih….)

Tapi cukuplah, buat sedikit mengurangi rasa rindu dendam..
Walaupun yang lain…you know what I mean….terasa tersiksa dan nanggung banget.

Abaikan… Itu curahan seorang yang ingin, tapi terpaku oleh norma kesusilaan…

Akhirnya tibalah saatnya mereka pulang ke kota mereka. Malam ini, mereka akan dijemput travel yang sudah mereka pesan.
Selepas Isya, mereka sudah siap di depan kamar kost, menunggu jemputan. Aku dan Desi saling bertatapan…dan perpisahan ini jadi terasa berat. Tak sadar, kami berpelukan dan berpagutan…lupa kalau ada Renita di situ. Sampai…….

“Ehem….ehem….!” deheman Reni mengagetkan kami.
Kami segera melepas pelukan. Desi tertunduk dengan wajah memerah….

“Duh…yang mau pisahan… Mesra banget deh… Bikin ngiri aja!” kata Renita..
“Hehe…maaf… Tadi kebawa situasi, ga inget ada kamu Ren…!”
“Nah…itu masalahnya Mas. Gara-gara lihat itu, aku jadi merana..!”
“Kok merana?”
“Iya… Andai aku ada yang memperhatikanku semesra itu… Duh…indahnya…!” katanya dengan mata menerawang.
“Ngayal aja terus….!” kata Desi sambil menoyor kepala adiknya.
“Ish…apaan sih Teh? Salah teteh juga sih, bikin aku baper!”
“Makanya cari pacar…!” kata Desi.
“Besok deh, kalo udah kuliah… Aku bakal cari pacar yang ganteng dan perhatian!”

“Udah deh… Tuh, travelnya datang, malah bertengkar.” kataku melerai perdebatan mereka.

Kami dibantu sopir travel, memasukkan bagasi ke mobil.
Setelah itu, Desi berpamitan dan mengambil tanganku dan menciumnya.
Aku balas mencium dahinya.
Setelah itu Renita langsung memelukku.
“Hati-hati di jalan ya?” kataku sambil membelai rambutnya.
“Iya Aa… Minta sun dong…!”
“Hush…udah sana naik. Tuh, tetehmu dah melotot dari tadi!”
“Sampai jumpa lagi Mas….!” katanya, lalu berlari menuju travel yang setia menunggu.

Aku cuma geleng-geleng kepala melihat tingkahnya.
Mobilpun beranjak meninggalkan kost-kostan.
Aku melambaikan tangan pada mereka. Dari dalam mobil, mereka membalas lambaian tanganku.

Aku memandang sampai mobil itu lenyap dari pandanganku.
Rasa sunyi merasuki hatiku.
Kepergian Desi meninggalkan ruang kosong di hati… Seolah ada yang hilang…

Uh….ts lebay….

Halah, sebulan lagi juga ketemu.
Sok puitis dan sok melow….

Aku beranjak ke kamar, mengambil ranselku dan segera balik ke kotaku.
Jam menunjukkan pukul 8 malam.
Oke…maksimal, jam 12 aku harus sampai di rumah.
Aku dah ngabarin bapak, kalo aku bakal pulang malam ini.
Bapak cuma bilang begini…..

“Kunci di tempat biasa!”

Udah, gitu doang… Ga ada embel-embel apapun.

Oke…let’s go home beb…..

Aku segera memacu motorku..walaupun ga bisa ngebut, karena masih dalam kota.
Begitu sampai di batas kota….tarriikkkkk mang……semongko…ups..

Tarik gas sampai mentok…dasar jalan dah sepi juga… Cuma beberapa kendaraan yang lewat.
Zulaikha dengan enaknya bertengger di belakangku sambil memelukku.
Tapi ga kerasa seperti bonceng orang .. Seolah dia ga ada bobotnya gitu… Jadi ga ngaruh sama motor juga sih…

Oke…lanjuttt….gassss….

Dengan bergaya macam Valentinno Rossi, aku menyalip beberapa truk sekaligus…
Kuhitung ada 5 truck yang berbaris….
Wah….serasa pembalap beneran dah… Bisa nyalip truck yang beriringan sebanyak itu…..

(Pssttt….jangan bilang siapa-siapa kalo truck2 itu lagi parkir di pinggir jalan ya?)

Dua jam perjalanan, aku merasa pantatku dah panas banget. Emang sih, naik motor bikin pantat jadi panas. Bukan cuman mesin motor yang panas.
Sampai si sebuah angkringan, aku berhenti, sekedar istirahat sambil ngopi dan ngudud.

Setelah istirahat, aku melanjutkan perjalanan.
Saat mendekati tapal batas kotaku, jam sudah menunjukkan pukul 22.30
Wah…bentar lagi nyampe rumah nih… Bisa langsung tidur….
Capek banget, perjalanan naik motor itu…

Saat hampir mendekati desaku, aku semakin santai, toh sebentar lagi bakal sampai rumah..
Pelanin motor, karena sudah masuk daerah pedesaan..
Ga enak ganggu orang istirahat…

Sampai di pertigaan, sekitar 10 km lagi dari rumahku, aku merasa sedikit bingung…
Ini kenapa jadi perempatan ya?
Kapan dibuatnya….?
Wah…ga bener nih…
Aku berhenti dan mengamati jalan yang sudah berubah itu.
Bingung mau belok atau lurus. Seharusnya sih, aku belok kanan, trus nanti setelah 2 km, belok kiri…
Atau, mungkin jalan yang lurus itu jalan baru?


SANG PAMOMONG

SANG PAMOMONG

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2021 Native Language: Indonesia
Dalam kepercayaan Jawa, bayi yang baru lahir, didampingi oleh sosok PAMOMONG. MOMONG dalam khasanah bahasa Jawa, artinya Mengasuh. Nah..sosok Pamomong itu bisa juga disebut sebagai PENGASUH. Sosok Pamomong adalah sosok.ghaib yang hanya bisa dilihat oleh sang jabang bayi. Kadang kita melihat bayi yang ketawa-ketawa sendiri, sambil matanya melihat ke atas. Dipercaya, bahwa saat itu, sang bayi sedang diajak bercanda atau bermain oleh Pengasuhnya. Dari kepercayaan tersebut, cerita ini terlahir. Sebuah kisah fiksi yang akan menceritakan tentang seseorang yang sampai masa dewasa bisa melihat dan berkomunikasi dengan Sang Pamomong. Semoga bisa menghibur para reader semua.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset