SANG PAMOMONG episode 69

Chapter 69

Aku terbengong melihat makhluk itu. Besarnya itu lho…bikin merinding..

Sosok berbentuk kakek tua tinggi besar itu menatapku dengan tajam.
Kemudian menatap benda yang aku bawa.

“Hai anak manusia…berikan benda itu padaku…!”
“Hai kakek jin… Aku tidak mau…!” sahutku sambil cengengesan.
“Kalau kau tidak mau menyerahkan benda itu, aku akan menghancurkanmu, membunuhmu!” ancamnya.

Lalu kurasakan aura gelap yang sangat kuat dan terasa menekan dadaku, hingga terasa sesak.
Wah….jin yang sangat kuat ini…
Mampukah aku menghadapinya?

Zulaikha menepuk pundakku dan berkata:

“Biar aku yang menghadapinya.. Kau bakar saja benda itu!”
“Baik!”

Zulaikha melesat ke depan dan mulai menyerang makhluk itu. Di tangannya sudah tergenggam sebuah pedang tipis yang memancarkan cahaya kekuningan.
Tanpa ba bi bu, mereka langsung terlibat pertempuran.
Tubuh mereka bergerak dengan sangat cepat, hingga yang tampak hanya bayangan hitam dan putih yang saling melibat.
Puyeng aku melihat pertempuran mereka saking cepatnya.
Suara benturan pedang terdengar Cumiakkan telinga.
Entah makhluk itu pakai senjata apa, aku ga tahu.
Dari suara bentutannya sih kayaknya senjatanya juga dari logam.
Percikan bunga api melesat ke segala arah.
Lalu mereka berpisah….. Cuma sedetik, dan mereka terlibat pertarungan sengit lagi.

Lah…ngapain aku malah bengong lihat mereka yang bertempur?

Aku berlari menuju pojok halaman dan mulai menyalakan api dengan bantuan kertas koran bekas yang kugunakan untuk membungkus benda itu.
Api segera menyala kecil dan mati.
Kucoba lagi, tapi ga mau hidup tuh koran dibakar…
Aku masuk ke dalam rumah lagi, minta bensin.
Kembali lagi, aku tuangkan bensin ke koran tersebut.
Pasti bisa sekarang….pikirku.

Dan terjadilah hal yang aneh….
Udah disiram bensin, masih ga mau nyala…..

Argghhhhhh…..kenapa ini? Susah banget sih nyalanya?

Aku berpaling ke arah pertempuran yang tengah berlangsung. Sekarang sudah agak melambat.
Makhluk tua itu selalu berusaha menghindari serangan Zulaikha, lalu mencoba menuju ke arahku.
Mungkin untuk merebut benda yang akan aku bakar itu.
Tapi Zulaikha selalu menghadang makhluk iti dengan kibasan pedangnya. Makhluk tua itu tetnyata menangkis pedang Zulaikha hanya dengan tangan…

Semakin lama, Zulaikha makin kerepotan. Dan main mundur sambil sesekali berusaha menyerang dengan pedang maupun pukulan.
Tapi makhluk itu bisa menangkis semua serangan Zulaikha tanpa terluka.

Melihat kondisi itu, aku jadi makin panik.
Aku harus bisa membakar bambu dan mori itu.
Tapi bagaimana caranya?
Berpikir….berpikir…. Aku getok kepalaku sendiri biar bisa mikir.

Tapi tetap belum kutemukan cara untuk menyalakan api buat bakar benda itu.
Tenang…tenang.. Pake kepala dingin…

Aku menarik nafas dan menghembuskan pelan2…
Beberapa kali aku melakukan itu..dan aku mulai tenang.
Mulai bisa berpikir jernih…

Aku lalu membaca basmallah dan ayat-ayat yang aku bisa.
Lalu kunyalakan lagi korek apiku dan menyulut koran iti lagi…
Wush….api segera berkobar dengan besarnya.
Huft…akhirnya bisa juga.
Aku memandang ke arah pertempuran.
Ternyata pertempuran sudah terhenti.
Zulaikha kulihat bersimpuh di tanah dengan disangga oleh pedangnya.
Sementara makhluk tua itu sedang terbakar oleh api yang berkobar-kobar.
Jeritan kematian menggema memenuhi alam. …
Perlahan sosok jin tua itu terbakar menjadi abu dan hilang tertiup angin. Bersamaan benda yang kubakar juga habis terbakar…

Aku menghampiri Zulaikha yang sekarang sedang duduk bersila.
Tampaknya dia sedang bermeditasi untuk memulihkan tenaganya.
Aku menungguinya di situ, untuk berjaga jika ada serangan mendadak.

Saat meditasi, adalah saat paling lemah, dimana saat itu sedang dalam konsentrasi penuh.
Jika diserang saat meditasi, maka tidak akan sadar kalau diserang…
Jadi saat meditasi, sebaiknya ada yang menjaga supaya tidak diserang musuh.

Tak lama, Zulaikha membuka matanya dan bangkit berdiri.

“Kamu ga papa?” tanyaku padanya.
“Alhamdulillah, ga papa. Cuman kehabisan tenaga tadi. Untung kamu segera berhasil membakar benda itu!”
“Syukurlah… Ayo kita masuk ke dalam!” ajakku.

Kami masuk ke dalam rumah. Di dapur, kami dicegat oleh Firda dan mamanya.

“Kok lama banget sih..? Cuman bakar gituan lamanya minta ampun!” cerocos Firda.
“Itu tadi teriakan apa? Ngeri banget dengernya… Mau lihat tapi ga berani!” kata mamanya Firda.

Akupun menceritakan apa yang terjadi di halaman belakang tadi.
Setelah aku selesai bercerita, Firda membolak-balik tubuhku dan mengamatinya.

“Lo ga papq khan? Ada yang luka apa enggak?”


SANG PAMOMONG

SANG PAMOMONG

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2021 Native Language: Indonesia
Dalam kepercayaan Jawa, bayi yang baru lahir, didampingi oleh sosok PAMOMONG. MOMONG dalam khasanah bahasa Jawa, artinya Mengasuh. Nah..sosok Pamomong itu bisa juga disebut sebagai PENGASUH. Sosok Pamomong adalah sosok.ghaib yang hanya bisa dilihat oleh sang jabang bayi. Kadang kita melihat bayi yang ketawa-ketawa sendiri, sambil matanya melihat ke atas. Dipercaya, bahwa saat itu, sang bayi sedang diajak bercanda atau bermain oleh Pengasuhnya. Dari kepercayaan tersebut, cerita ini terlahir. Sebuah kisah fiksi yang akan menceritakan tentang seseorang yang sampai masa dewasa bisa melihat dan berkomunikasi dengan Sang Pamomong. Semoga bisa menghibur para reader semua.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset