Aku berjalan menuju gedung jurusanku, saat ada yang memanggilku.
“Aji…!”
“Aji…!”
Aku celingukan..mencari sumber suara yang aku tahu keduanya cewe.
Dan benar saja, Zizah dan Sinta yang memanggilku dan menghampiriku.
Saat mereka berdua dekat denganku, mereka saling bertatapan satu sama lain.
Kurasakan ada aura ketegangan di antara mereka.
“Eh…kalian. Sinta, kenalin…ini Azizah dari Informatika. Zizah, ini Sinta dari Arsitektur.”
Keduanya masih diam saling menatap.
“Woi…!” teriakku.
Keduanya tersentak kaget dan tampak salah tingkah.
Ah ..kuambil saja tangan mereka berdua, dan aku tautkan seperti orang bersalaman.
“Zizah…!”
“Sinta..!”
Mereka buru-buru melepaskan tangan maaing2.
“Oke…ada apa kalian mencariku?”
“Eh…nanti aja, aku WA… Sekarang aku ada kelas. Bye Aji…bye Sinta!” kata Zizah sambil berlari pergi.
“Nah…kamu kenapa manggil aku?”
“Emm…aku…aku… Maaf, aku ada kelaa juga. Bye Aji…!” Sinta juga segera menuju kelasnya.
Aku geleng-geleng kepala melihat kejadian itu. Cewe memeang susah dipahami…
Aku langsung menuju kantin, sarapan dulu. Kelasku mulai 1 jam lagi. Laper nih, belum sarapan.
Di kantil ternyata ada Firda yang juga lagi sarapan.
“Woi ..Aji… Sini!”
“Ada apa Firda?”
“Kamu mau sarapan juga?”
“Iya…!”
“Pesen gih…trus duduk di sini!”
Aku segera memesan lontong sayur dan teh manis, lalu kembali ke meja tempat Firda makan.
“Tumben makan di sini Fir… Ga dimasakin di rumah?”
“Lagi ga selera makan di rumah nih. Pengin suasana baru aja, jadi ya sarapan di kantin aja!”
“Oh…!”
Pesananku datang, aku segera melahapnya.
“Kita ada kelas setelah ini kan?”
“Iya.. Matkul Mekanika Rekayasa… Ga ada tugas kan ya?” tanyaku.
“Seingatku sih ga ada. Gimana tadi, asik ya dideketin 2 cewe cantik?”
“Lho..kamu kok tahu?”
“Aku lihat kok. Kayaknya Sinta dan cewek itu naksir kamu deh Ji!”
“Halah…baru kenal berapa lama sih, pake naksir segala?”
“Duh ..ni anak dibilangin ga percaya!”
“Ya enggak lah… Mungkin tadi mereka ada perlu sama aku.”
“Ya sudahlah kalo ga percaya…!
Kamu tertarik ga sama Sinta atau.cewe itu tadi?”
“Zizah maksudmu?”
“Oh…zizah namanya? Gimana? Siapa yang paling menarik buatmu?”
“Semua menarik kok. Sama-sama cantik dan manis…hehe!”
“Pilih salah satu dong!”
“Ah…buat apa? Biar milih salah satu, kalau yang dipilih ga mau, ya percuma lah!”
“Kalau dua-duanya mau, milih mana?”
“Ah .sudah lah. Masalah gitu kok dibahas. Siap-siap masuk yuk… Dah hampir masuk nih!”
“Huu…mengalihkan percakapan. Ya udah deh…yuk!”
Kami jalan bersama menuju kelas kami.
Kuikuti kuliah hari itu dengan sebaik mungkin. Masalah dengan dua cewe tadi dah terlupa.
WA dari Azizah? Huahaha…mana mungkin dia WA, wong nomer wa ku aja dia ga tahu…
Selesai kuliah 3 sks itu, aku segera balik ke kost. Tapi masih siang gini mau ngapain di kost-an. Lagian kost juga pasti sepi. Bisa gabut nih di kost-an.
Aku coba hubungi Dino, tapi katanya sejam lagi ada kelas.
Hubungi mbak Dinda, ga nyambung mulu. Mungkin masih kuliah dia.
Terpaksa deh ..kembali ke kost.
Gabut ..gabut deh…
Sampai di kamar, beneran gabut.
Aku memanggil nyi Among, untuk bercakap-cakap.
“Ada apa nak?” sapanya lembut.
“Nyi, tadi aku kan……!” kataku menceritakan kejadian di kampus tadi. Tentang apa yang Firda omongin. Tentang 2 cewe yang memanggilku.
Nyi Among dengan seksama mendengarkan curhatku.
“Kalo menurut ibu, kamu berteman dulu saja dengan semuanya. Baru nanti jika salah satu dari mereka kamu anggap cocok, nah jadikan pacarmu!”
“Tapi nyi, aku kan suka malu kalo sama cewe!”
“Ya.. Kamu harus lebih berani. Ibu lihat, kamu sama Firda kalau ngobrol biasa aja, ga malu-malu.”
“Ya itu kan karena Firda pandai mencari topik, sehingga aku terbawa juga!”
“Nah, sekarang kamu yang harus lebih aktif dalam percakapan. Cari bahan ngobrol, tentang hobi atau apa lah. Biar obrolan bisa lancar!”
“Masih bingung Nyi..!”
“Nanti lama-lama juga biasa. Jangan rendah diri, karena setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Nah..sudah Adzan tuh. Sana sholat dulu!”
“Iya nyi…!”
Aku beranjak menuju kamar mandi dan mengambil wudhu, lalu sholat Dzuhur.
Setelah sholat, perasaan terasa lebih tenang.
Daripada bingung mau ngapain, aku memutuskan untuk tidur siang saja lah, sambil nunggu sore.
Aku menyetel album mp3 di hp sebagai pengantar tidur.
Musik klasik sepertinya cocok nih…
Lantunan musik klasik terasa mendayu-dayu…mengantarku terbang ke alam mimpi.