Malam ini aku mencoba untuk bersosialisasi dengan sesama penghuni kost. Aku masuk ke ruang tengah yang biasa digunakan buat ngumpul anak kost.
Begitu aku masuk dan mengucap salam, semua menengok padaku.
“Wah…sini Ji, masuk aja… Ga usah sungkan!” seru mas Didit.
“Iya Ji, sini gabung sama kita-kita!” kata mbak Kiran.
“Iya mas, mbak… Maaf nih, ganggu kalian semua!” kataku.
“Ah…ga ada yang keganggu kok. Santai aja..!” kata mas Anto.
Akhirnya, aku gabung dengan mereka. Mereka ada yang main kartu, karambol, atau nonton TV.
Sebagian lagi asik ngobrol.
Ada satu peraturan tak tertulis, saat berada di ruang tengah, tidak boleh bermain hp.
Kalau menerima telpon atau chat, silahkan keluar dari ruang tengah.
Mungkin maksudnya supaya sesama penghuni kost bisa saling bersoslallsasi.
Aku diajak bergabung main kartu, yang kalah dibedakin.
Asik ternyata…. Dan rame juga.
Aku sering kalah, jadi wajahku jadi putih karena bedak. Tapi aku senang. Ga ada sedih-sedihnya karena kalah…
Awal yang baik menurutku. Sejak saat itu, aku jadi semakin dekat dengan anak kost yang lain.
Kami jadi seperti keluarga saja layaknya, saling membantu jika ada yang kesulitan.
Dan saling berbagi jika ada rejeki terutama makanan.
Jika ada yang sakit, kami bersama-sama saling membantu semampu kami.
Jadi, walaupun kami.jauh dari sanak saudara, tapi kami tetap merasakan rasa kekeluargaan di kost kami.
Aku merasa beruntung mendapat tempat kost yang begitu.
Kembali ke kampus, hari ini ada asistensi tugas Konstruksi Bangunan Gedung.
Kami para mahasiswa teknik sipil, mendapat tugas menggambar denah rumah, potongan rumah, rencana pondasi, dsb.
Aku dengan membawa kertas gambar yang sudah aku kerjakan semalaman, menunggu antrian untuk asistensi.
Aku mencoba ngobrol-ngobrol.dengan sesama mahasiswa yang juga antri.
Awalnya susah juga karena belum kenal, tapi lama-lama lancar juga ngobrolnya.
Apalagi yang dibicarakan masalah tugas yang sama.
Akhirnya tiba juga giliranku untuk asistensi. Syukurlah, gambar yang aku buat, hanya butuh sedikit perbaikan saja.
Saat aku akan pulang, di undakan kampus, aku melihat Firda yang tengah duduk di undakan sambil bermain hp.
“Nungguin siapa Fir?”
“Eh…Aji. Bikin kaget aja… Nungguin dijemput kakakku?”
“Lah motormu kemana?”
“Dipakai kakakku. Motor kakakku rusak, jadi dia pinjem motorku. Tapi katanya, dia jemputnya setengah jam lagi…!”
“Ya udah, aku temenin deh di sini. Tapi aku merokok ya?”
“Ga papa, ayahku juga merokok kok!”
“Kakakmu ga ngerokok?”
“Kakakku cewe Ji… Masa cewe ngerokok?”
“Oh…aku kira kakakmu cowo…hehe!”
“Udah selesai asistensinya?”
“Udah…barusan selesai!” sahutku sambil memghisap.rokokku.
‘Wah…aku banyak yang harus diperbaiki nih…! Kamu gimana?”
“Alhamdulillah, cuma sedikit kesalahan.”
‘Enak dong, cuman sedikit. Aku banyak banget yang dicoret-coret sama asdos tadi!”
“Tinggal diulang lagi gambarnya…!”
“Capek tahu, tiap hari lembur bikin gambar mulu!”
“Ya..mau gimana lagi, kan harus ngumpulin tugas itu untuk lulus matkul KBG!”
“Kamu mau bantuin aku ga?”
“Bantuin apa?”
“Gambarin dong…!”
“Ogah… Mending gini aja, kalo kamu mau, kita kerjakan tugas ini bareng2. Kalau aku gambarin, nanti kamu ga paham lho!”
“Oke, deal… Kita kerjakan di rumahku!”
“Kamu aja yang ke kostku lah. Aku ga ada kendaraan buat ke rumahmu!”
“Yah..ga enak lah.. Entar dikira ngapa-ngapain lagi…!”
“Ya..enggak lah… Kita kan ngerjain tugas!”
“Gini aja deh, aku bakal antar jemput kamu. Gitu aja ya?”
“Suka-suka kamu lah…!”
“Oke…besok kita mulai ya?”
“Iya…!”
Kami masih ngobrol sampai kakak Firda datang.
Wew…kakaknya cantik banget euy…
Setelah basa-basi sebentar, mereka pulang. Aku juga pulang lah, masa mau jagain kampus… Kurang kerjaan amat.