SANG PAMOMONG episode 87

Chapter 87 : Reborn 3

Setelah melepas rindu yang kami rasakan, aku dan dua jin cantik itu duduk bersama, ngobrol…
Aku banyak bertanya pada mereka kejadian yang terjadi setelah aku kena pukul itu.

Begini cerita Zulaikha…

“Saat dirimu sedang memperhatikan kami yang sudah mengalahkan anak buah jin pesugihan itu, jin itu lantas membokongmu. Aku berusaha memperingatkanmu dan aku melesat untuk melindungimu. Tapi aku terlambat, pukulan itu terlalu cepat. Untunglah kau sempat memalangkan keris Naga Emas itu di depan dadamu, sehingga efek pukulan itu jauh berkurang. Namun masih bisa menggetarkan organ dalam tubuhmu. Kulihat kau terlempar, jatuh terduduk dan muntah darah. Aku merasa marah, demikian juga Saloka. Bersama kami menerjang jin pesugihan itu bersama 9 perwira wanita kami, setelah sebelumnya meminta Ki Sardulo Seto dan Nyi Anjar untuk menolongmu.

Dengan penuh amarah, kami menyerang jin itu. Tapi jin itu sungguh kuat, kami tak mampu melawannya, dan dalam hitungan menit, kami kalah..

Sebelum pingsan, aku masih melihat seberkas cahaya emas menerjang makhluk itu… Mungkin itu Naga Emas…
Setelah itu aku tak ingat apa-apa lagi!”

“Kata Nyi Among, naga emas itu berhasil mengalahkan Jin itu, dan jin itu kabur!” kataku.
‘Nyi Among juga sudah menceritakan pada kami!” sahut Zulaikha.
“Nah, yang jadi pertanyaanku adalah…apakah mungkin Jin itu kembali mengincar Firda sebagai tumbal?”
“Tidak mungkin… Perjanjian itu sudah tuntas…!” kata Zulaikha.
“Maksudmu? Bagaimana bisa tuntas?”
“Saloka ceritakanlah…!”
“Baik putri…!” jawab Saloka.

Aku memandang Saloka yang sedang bersiap untuk bercerita.

“Begini den…. Dalam masa penyembuhan kami, putri Zulaikha beberapa kali menyuruh telik sandi atau mata-mata, untuk dua tujuan.
Yang pertama…mengetahui.keadaan aden setelah kejadian itu.
Yang kedua, memata-matai jin pesugihan itu Den…!”
“Apa berita yang didapat dari mata-mata yang mengawasi jin pesugihan itu?”
“Sebenarnya mata-mata itu tak berani mengawasi jin itu. Dia hanya mencari informasi dari jin lain yang dekat dengan jin pesugihan itu. Memang itu yang diperintahkan Putri Zulaikha, karena tidak.ingin mata-matanya menjadi korban kesaktian jin itu. Dari informasi yang didapat, setelah pertempuran itu, jin itu sangat marah. Dan sebagai pelampiasan kemarahannya, adalah wanita bernama Sisil yang menjalani laku pesugihan itu. Dia menyuruh anak buahnya untuk mengambil jiwa wanita itu dan menjadikannya sebagai tumbal terakhir. Dan setelah jiwa wanita itu diambil, maka selesai sudah perjanjian antara mereka. Maka tidak akan ada tumbal lagi. Begitu den…!”
“Hmm…kasihan juga mendengar hal itu. Akhirnya dia sendiri yang jadi tumbal keserakahannya. Lalu bagaimana dengan harta yang diperolehnya dari pesugihan itu?”
“Seluruh rumah dan harta bendanya terbakar habis den… Tak bersisa sama sekali. Itulah berita yang kami dapatkan dari mata-mata itu den…!”

Aku merenung mendengar cerita mereka. Ga ada yang instant di dunia ini…
Pesugihan.hanya membawa ketidakbaikan bagi pelakunya..juga orang terdekatnya.
Tapi orang yang dibutakan oleh dunia ga bakal ingat sampai ke situ.
Semoga aku dijauhkan dari sifat gila dunia ini.

Karena masih penasaran akan beberapa hal, aku memanggil Ki Sardulo Seto dan Nyi Anjar.

“Saya menghadap.Den…!”
“Saya menghadap juga…!”

Ki Sardulo Seto dan Nyi Anjar berdiri di depanku dan mengangguk dengan hormat.

“Selamat datang Ki,.dan juga nyai… Aku ingin sedikit.bertanya tentang kejadian.saat aku.jatuh terpukul.oleh jin pesugihan itu!”

Mereka saling berpandangan…

“Biarlah Nyi Anjar yang menceritakannya Den…!” kata ki Sardulo Seto.

“Baiklah ..silahkan nyi…!”
“Saat den Aji pingsan karena pukulan itu, nini Zulaikha dan Saloka menyerang jin pesugihan itu. Nini Zulaikha meminta kami untuk menolongmu Den. Maka saya dan Ki Sardulo segera menghampirimu dan menyalurkan energi untuk melindungi bagian dalam tubuhmu yang tergetar oleh pukulan itu agar tidak rusak. Terutama jantungmu Den. Kami tidak mengikuti pertempuran nini Zulaikha dan Saloka, karena kami sedang berkonsentrasi menolongmu. Sampai.kami tersadar saat mendengar jeritan nini Zulaikha dan Saloka.
Kami ingin juga maju, namun kami tidak bisa meninggalkanmu yang sedang kritis. Di saat kami.kebingungan dan Jin itu melangkah menghampirimu, keris yang ada di genggamanmu bereaksi.
Muncullah naga emas raksasa yang segera menerjang ke arah Jin itu. Maka terjadilah perkelahian yang amat seru. Jin itu sungguh hebat, walaupun satu telapak tangannya sudah terbabat oleh kerismu, tapi kemampuannya tak menurun.
Dengan lincah, dia menghadapi amukan naga emas itu. Tapi naga emas itu juga sangat sakti…
Semburan api dari mulutnya berkali-kali mengancam jin itu. Jin itu tampak sedikit kerepotan karrna serangan naga emas itu. Ekor naga itu sesekali melecut dan menyambar tubuh Jin itu.
Pertempuran yang sangat dahsyat…
Berkali-kali.naga emas itu terkena pukulan jin pesugihan itu, namun segeta dibalas dengan sabetan ekornya serta semburan api dari mulutnya.
Lama kelamaan, jin itu terdesak oleh serangan naga emas itu, hingga suatu saat, ekor naga emas itu berhasil menyabet tubuh jin itu hingga terpental. Sebelum jin itu bangkit, semburan dari mulut naga mengenai tubuhnya.
Jin itu terbakar, tapi dia bisa melarikan diri. Nah itulah yang terjadi saat itu den..!”

“Terima kasih Nyi Anjar dan ki Sardulo, karena sudah menolong dengan melindungi organ dalam tubuhku sehingga tidak rusak. Kalau tidak ada kalian, aku ga tahu bagaimana akhirnya…!”
“Sudah kewajiban kami den…!” jawab mereka bersamaan.

Dengan menggabungkan potongan-potongan puzle cerita itu, akhirnya aku bisa tahu kejadian secara keseluruhan.
Terobati sudah rasa penasaran yang menyelimuti hatiku.

Setelah bercakap seperlunya, aku meminta kepada mereka untuk kembali ke tempat masing-masing, karena aku juga akan istirahat.
Mereka segera pamit undur diri, meninggalkanku dan Zulaikha berdua.

Aku merebahkan badanku dan beristirahat, sambil merangkai potongan-potongan cerita itu.
Sungguh pengalaman yang hampir merenggut kehidupanku.
Aku bersyukur masih dilindungj oleh Allah SWT, dan maaih diberi kesempatan untuk hidup yang kedua kalinya. Kesempatan kedua .. Lahir kembali…
Dan kesempatan ini tak boleh kusia-siakan.


SANG PAMOMONG

SANG PAMOMONG

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2021 Native Language: Indonesia
Dalam kepercayaan Jawa, bayi yang baru lahir, didampingi oleh sosok PAMOMONG. MOMONG dalam khasanah bahasa Jawa, artinya Mengasuh. Nah..sosok Pamomong itu bisa juga disebut sebagai PENGASUH. Sosok Pamomong adalah sosok.ghaib yang hanya bisa dilihat oleh sang jabang bayi. Kadang kita melihat bayi yang ketawa-ketawa sendiri, sambil matanya melihat ke atas. Dipercaya, bahwa saat itu, sang bayi sedang diajak bercanda atau bermain oleh Pengasuhnya. Dari kepercayaan tersebut, cerita ini terlahir. Sebuah kisah fiksi yang akan menceritakan tentang seseorang yang sampai masa dewasa bisa melihat dan berkomunikasi dengan Sang Pamomong. Semoga bisa menghibur para reader semua.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset