SANG PAMOMONG episode 88

Chapter 88a : Intermezzo

Namanya Menik… Iya menik…
Dia seorang gadis kecil berumur 300 tahun…
WHATTTT????? Ts mulai ngaco kayaknya nih….

Beneran, menurut pengakuannya, dis berumur 300 tahun waktu manusia.
Aku mengenalnya saat malam-malam pulang dari kostan Dino. Untuk memotong jalan, aku melewati jalan kecil yang masih kosong di kiri kanannya. Tanah tegalan yang ga terurus. Mungkin karena di kota jadi ga ada yang ngurus…atau sudah dijual tapi belun dibangun? Entahlah….
Jalan itu sepi… Jarang ada kendaraan yang lewat, apalagi malam-malam begini.
Setelah melewati tempat itu, aku sampai di sebuah kebun tebu.. Untung tebunya sudah dipanen sehingga tak terlihat seram.
Nah, di pinggir lahan tebu itu, ada sebuah gubug buat istirahat buruh yang memelihara kebun itu…mungkin.
Di situlah aku melihat Menik, seorang gadis kecil berusia sekitar 12 tahunan.
Dengan baju putih, tampak mencolok di tempat yang gelqp itu.
Melihat seorang gadis kecil di situ, aku segera nenghampiri. Takutnya, anak nyasar atau korban penculikan yang dilepas di tempat sepi ini.

“Dek…ngapain di sini? Kok ga pulang?”

Gadis kecil itu menatapku… Pandangannya terlihat polos seperti anak kecil pada umumnya.

“Aku ga punya rumah mas …!” jawabnya.
“Ah…masa sih… Emang orang tuamu ga nyariin kamu?”
“Aku dah ga punya orang tua mas…!”
“Lha…terus sekarang kamu ikut siapa? Ngapain di tempat sepi dan gelap.kayak gini?”
“Ga papa mas… Aku tinggal di sini kok..!”
“Kamu beneran ga punya siapa-siapa?”
“Bener mas….!”

Duh…bingung juga nih… Mau diapain anak kecil ini…

“Namamu siapa? Umurmu berapa?'” tanyaku penasaran.
“Namaku Menik mas… Umurku 300 tahun….!”

Aku terlonjak kaget… Melihatku kaget, Menik malah ketawa cekikikan…

Baru aku sadar kalau gadis kecil itu adalah jin… Entah jin biasa atau jin qorin, aku ga tahu.

“Waduh… Maaf, aku kira kamu anak manusia biasa… Makanya aku samperin… Ternyata kamu jin ya?”
“Hihik…iya mas. Tapi makasih lho mas. Baru kali ini ada manusia yang ngajak bicara aku.”
“Lha aku pikir kamu itu manusia tadinya….!”
‘Mas ga takut sama kaumku?”
“Nggak… Aku juga punya teman dari bangsamu kok!”
“Oalah… Pantas ga takut… Temanmu itu laki-laki atau perempuan?”
“Perempuan… Tapi galak banget …hahaha…”
“Awas lho, nanti dia denger…!”
“Ga akan… Dia lagi ga ikut saat ini…!”
“Lha yang di belakangmu itu siapa mas?”

Aku berbalik dan melihat Zulaikha berdiri di belakangku sambil berkacak pinggang dan matanya melotot.

“Siapa yang kau bilang galak ha…???” serunya.
Aku hanya garuk-garuk kepala yang agak.gatal…
Menik tertawa terbahak-bahak…

“Kamu anak kecil ngapain ketawa…!” bentak Zulaikha pada Menik.

Menik mendekatiku sambil nyengir dan berbisik…

‘Wah…beneran galak Mas… Mas kok betah sih sama dia?”

Aku juga cuman nyengir ga berani jwwab pertanyaannya…

“Menik .. Kamu ngomong apa sama Mas Aji? Awas kalo ngomong yang enggak-enggak…!! Lagian ngapain kamu di sini? Pulang sana… Nanti dicariin Ibu….!”

Menik menoleh padaku dan brrbisik lagi…

‘Galak dan cerewet juga ya Mas?”
“Iya…!” jawabku sambil melirik Zulaikha…

“Aduh….!” aku dan menik teriak berbarengan.
Rupanya telinga kami sudah dijewer sama Zulaikha.

“Enak aja kalian ngomongin aku ya? Hayo…sekarang mau apa kalian?”

Jewerannya makin keras… Dan membuatku mengaduh… Kalo ada orang lewat, pasti aku dianggap gila, mengaduh-aduh sambil memegangi telinga. Untunglah suasana sepi banget…

“Lepasin ah… Nanti telingaku putus lho…!” kataku.
‘Biarin… Ngapain juga kasak kusuk dengan si Centil Menik ini?”
“Lha kok kamu tahu namanya sih…?”
“Jelas tahu lah… Dia adikku yang paling nakal. Pasti dia barusan kabur dari rumah…!” sungut Zulaikha sambil melepaskqn jewerannya.
Aku mengelus-elus kupingku yang sakit…

Oh…ternyata Menik itu adiknya Zulaikha…
Baru tahu aku…. Zulaikha ga pernah bicara soal dirinya dan keluarganya sih…
Ternyata aku dikerjain Menik…

“Eh…tapi katanya umurnya sudah 300 tahun lho!” kataku lagi..

“Hahaha…ngaku-ngaku dia. Umur baru 150 tahun kok ngaku 300 tahun…!” kata Zulaikha.
“Oalah… Tapi umur segitu tetep aja dah tua…!” kataku.
‘Mbak…berani-beraninya dia ngatain aku tua. Lha masih imut gini kok dikata tua…!” Menik mengadu pada kakaknya.
“Kalau ga pengin dibilang tua, ngapain ngaku umur 300 tahun ha?” tanya Zulaikha.
“Hehehe….!” Menik cuma cengengesan…

“Dah..sekarang kamu pulang aja sana. Nanti dicari sama ibu dan ayah…!”
“Ga mau… Aku mau ikut mbakyu di sini…!”
“Halah…nanti malah bikin repot aku…!”
“Enggak mbakyu… Aku ga bakal nakal deh…!”

Zulaikha tampak berpikir sebentar… Lalu menoleh padaku. Aku hanya mengangkat kedua bahu, tanda ga bisa ngasih saran apapun.

“Baiklah… Kamu boleh ikut mbakyu,. Daripada nanti kamu malah kelayapan kemana-mana… Bingung entar nyarinya….!”
‘Asyik…makasih mbakyu… !” kata Menik sambil memeluk dan menciumi kakaknya itu.
Byuh…coba aku yang nyiumin Zulaikha ya ..??

Duh…Menik ikut Zulaikha, berarti ikut aku juga…
Ga terbayangkan…apa yang bakal terjadi dengan hidupku ke depannya.
Lihat aja wajah tengilnya…

Tapi ga papa lah… Biar serasa punya adik kecil..
Siapa tahu bisa dicubitin kalo gemes…


SANG PAMOMONG

SANG PAMOMONG

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2021 Native Language: Indonesia
Dalam kepercayaan Jawa, bayi yang baru lahir, didampingi oleh sosok PAMOMONG. MOMONG dalam khasanah bahasa Jawa, artinya Mengasuh. Nah..sosok Pamomong itu bisa juga disebut sebagai PENGASUH. Sosok Pamomong adalah sosok.ghaib yang hanya bisa dilihat oleh sang jabang bayi. Kadang kita melihat bayi yang ketawa-ketawa sendiri, sambil matanya melihat ke atas. Dipercaya, bahwa saat itu, sang bayi sedang diajak bercanda atau bermain oleh Pengasuhnya. Dari kepercayaan tersebut, cerita ini terlahir. Sebuah kisah fiksi yang akan menceritakan tentang seseorang yang sampai masa dewasa bisa melihat dan berkomunikasi dengan Sang Pamomong. Semoga bisa menghibur para reader semua.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset