“ Maaf bisa Kau jelaskan lagi apa rencananya? “ Tanyaku bingung.
“ Ya, rencanannya adalah kabur dari sini “ Jawab Edwin.
“ Rencana macam apa itu? “ Tanyaku jengkel.
Edwin berkata “ Baiklah. Pertama-tama Kita ber-3 akan…”
“ Berempat “. Kata seorang pria yang keluar dari belokan pentilasi. Dia mengenakan kameja hitam, celana panjang hitam, rambutnya ungu gelap, dan Dia mengenakan sebuah kalung.
“ Zacky?, kenapa Kau bisa berda disini? “ Tanya Edwin penasaran.
.
Zacky berkata “ Sebenarnya Aku sedang mencari barang berhargaku disini. Dan tiba-tiba Aku bertemu Kalian, lalu Kau bertanya “ Zacky kenapa Kau bisa berada di sini? “. Lalu Aku menjawab… “
“ Ya ya ya. Ayo Kita mulai. Zacky rencananyna adalah kabur darisini “ Kata Edwin memotong perkataan Zacky.
“ Tapi tapi tapi namaku bukan Zacky, namaku Zaki. Tapi Aku suka rencanannya “ Kata Zaki sambil tersenyum.
“ Yah, tapi itu nama yang keren! “ Kata Edwin.
“ Ayolah cepat!, disini mulai panas, rasanya seperti berada di dalam oven, dan baterai senternya terbuang percuma “ Keluhku sambil melepaskan dasiku
“ Baiklah pertama-tama Kita akan ke ruang kontrol, lalu mematikan keamanan, dan listriknya.Ini peta saluran udarannya, Aku rasa kita berada sekitar sini……….. “ Kata Edwin sambil menunjuk semua lokasi di peta itu.
“ Alvina, ALVINA!!! “ Teriak Edwin kesal. Menyadarkan Alvina yang sedang melamun dengan tatapan kosong.
“ Siap! “ Kata Alvina sigap sambil hormat.
“ Ayo Kita mulai “ Kata Edwin sambil merangkak perlahan
.
* 15 menit kemudian
* duk ppreeennnggg
* Duk
.
Edwin melempat dan memastikan Situasi aman.
“ O ow, ini buruk, mungkin. Jadi seperti ini rasanaya berada di toilet perempuan, he heh, senang rasanya bisa tau “ Kata Edwin sambil melihat-lihat.
“ Hey! Dasar!…… Aku juga mau ikut! “ Teriak Zaki sambil melompat tapi Aku memegangnya dan menariknya ke atas dan berkata “ Hey Edwin! Cepat!, jangan main-main “
.
* 15 menit kemudian
* duk ppreeennnggg
* Duk
.
Kali ini Alvina yang melompat dan memeriksa situasinya. Lalu Dia berkata “ Ayo “. Sepertinya Kami berhasil ke ruang kontrol lalu Aku melompat dan disusul oleh Edwin dan Zaki.
“ Mmm, bukankah ini kamar? “ Tanyaku heran.
“ Memangnya Kita mau kemana? “ Tanya Alvina dengan polosnya.
“ Ke ruang kontrol “ Jawab Miker… Miker?, Dia ada disini, sepertinya ini kamarnya.
Lalu Edwin berkata “ Haah, hal yang bagus selalu disusul oleh hal yang buruk “.
“ Jika kalian ingin pergi ke ruang kontrol, Kalian tinggal lurus, lalu belok kiri, lalu kanan, kiri sedikit, lurus lagi, berputar, lalu ada petugas di sana. Dan kalian tinggal tanyakan letak ruang kontrol dimana? “ Jelas Miker sambil tersenyum sopan.
“ Baaaiiklaaah, ayo “ Kata Edwin sambil berjalan melewati Miker.
“ Bolehkah Aku ikut?, Kalian ingin keluar dari sekolah ini karena akan ada guru killerkan? “ Tanya Miker menghentikan langkah Edwin.
“ Ya, lalu kenapa Kau ingin pergi dari sini? “ Jawab Edwin singkat dan berbalik bertanya, lalu melanjutkan langkahnya dan diikitu oleh Aku dan yang lainnya.
“ Aku ingin menemui seseorang di luar sana “ Jawab Miker sambil menyusul Kami
.
* 7,156 menit kemudian
.
“ Tunggu dulu Kita masuk ke ruang ini dulu “ Kata Miker.
“ Ruang apa itu? “ Tanyaku penasaran.
“ Ruang mainan “ Jawab Miker singkat.
.
* 3,5 menit kemuadian
.
“ Baiklah ayo “ Ajak Edwin singkat. Kami semua kecuali Aku, sudah mengambil senjata yang Kami perlukan, Edwin mengambil besi lonjong dengan ujung runcing. Alvina mengambil sebuah kapak kecil. Zaki mengambil pisau, belati, palu, kapak, tombak, pedang, katana dan yang lainnya. “ Hey, Kau bawa pisau saja “ Saran Edwin
Sedangkan Miker..mmmm, Aku tidak tau benda apa itu. Benda itu seperti sabit yang memanjang kebawah dan berukuran besar, setinggi manusia, ah sebut saja benda itu sabit.
Aku tidak mengambil apapun karena Aku sudah punya tombak dari pria berambut putih.
.
* 15 menit kemudian
.
Akhirnya Kami bertemu dengan petugas. Tempat ini sangat luas
“ O ow, Kau tidak bilang mereka sebanyak ini “ Kata Edwin cemas.
“ Memangnya Kau bertanya?. Tidak ada jawaban jika tidak ada pertanyaan. Dan jangan terlalu cemas, mereka tidak punya senjata, tapi Kita harus membunuh mereka semua, jangan sampai ada yang lolos atau memencet tombol alarm “ Kata Miker dengan seringai menghiasi wajahnya.
“ Ayo Kita lihat!!!, siapa monsternya? “ Kata Miker sambil memainkan sabitnya lalu berlari ke arah mereka dengan tawa gila. Dan Edwin, Zaki, Serta Alvina berlari dan ikut membasmi para hama itu. Sedangkan Aku hanya diam dan melihat Miker.
.
“ Siapa monsternya? Siapa monstenya?, Siapa monsternya? SIAPA MONSTERNYA!!! “ Kata Miker sambil membunuh mereka satu per satu, ada yang dipotong bagian tengah kepalanya, ada yang dopotong menjadi dua, dipotong di bagian perut, dan yang paling sadis adalah dengan merobek perut sampai tubuhnya setengah terbelah dan membiarkannya mati perlahan-lahan.
Darah menyembur keluar dari tubuh para hama itu mereka terlihat seperti balon air yang meletus. “ kk kkhhkk hhkk kkk “ Miker menangis (?). Ko bisa? Aku aneh sekali dengan orang ini.
“ Aku…. Aku… Aku mau lagi, lagi!, lagi!, LAAGIIII!! “ Teriak Miker sambil mencabik-cabik mayat yang tergeletak di depannya.
“ Masih ada?, Apakah masih ada?, Aku masih bisa melakukannya bukan?. Dimana?, Dimana!!. Siapa monsternya?, siapa monsternya?, SIAPA MONSTERNYA!!! “ Kata-kata gila keluar lagi dari mulut Miker sambil melihat ke sekitarnya.
.
Lau Dia melotot ke arah pria yang sedang berbaring terlentang yang sedang ketakutan setengah mati. Lalu Miker berkata “ Masih ada…. Haah, lagi, lagi….. Aku mau lagi. Berikan, berikan padaku!! “ Sambil mendekati pria itu perlahan.
“ T-tolong, jang-an mem-membunuhku, Aku A-kan melakukan apa-apapun “ Minta Pria itu sambil menangis ketakutan.
“ Baiklah kalau begitu……. Aku ingin Kau membiarkanku mengambil nyawamu “ Kata Miker dengan seringai di wajahnya dan memotong kedua kaki Pria itu dan disusul dengan kedua tangannya. Lalu Miker mencabit-cabit tubuh pria itu ditambah dengan wajahnya.
.
Lalu Miker mengeluarkan sesuatu dari sakunya, mungkin itu garam. Lalu Dia menaburi wajah pria itu dengan garam itu dan meninggalkannya dan disusul dengan Edwin dan yang lainnya. Aku berjalan mendekati pria naas itu. Dia menggeliat seperti cacing kepanasan. Lalu Aku melanjutkan langkah kakiku.
.
“ Jadi ini ruang kontrol, tempat ini dipenuhi tv dan tombol warna-warni seperti premen “ Kara Zaki sambil melihat-lihat.
“ Aahh, Aku lelah sekali “ Keluh Zaki sambil duduk.
.
*wwwwiiiiiuuunnggg wiiiiiiuuuunnggg
.
“ Bunyi apa itu? “ Tanya Zaki heran
“ Alarm “ Jawab Miker singkat
“ Tapi kenapa alarmnya berbunyi? “ Tanya Zaki lagi
“ Mungkin karena Kau duduk tepat di atas tombol alarm “ Jawab Miker lagi. Dan yang lain geleng kepala karena kelakuan Zaki.
School OF Psychopath episode 7
Chapter 7
Diposting Dilihat ?, Dirilis February 25, 2021
, School OF Psychopath
Status: Completed Tipe: Cerbung Author: Muhammad Salman Alparizzi Dirilis: 2015 Native Language: Indonesia
Berawal dari membela diri , remaja ini dipindahkan ke sebuah sekolah aneh yang penuh psikopat , dan disanalah ia berubah menjadi sebuah mesin penghancur