Pedro menjual kapalnya karena cucu tersayang menginginkan mengganti dengan kapal pesiar karena cucunya yang bernama Alessandro sering diajak berlayar dan kini dia yang mewarisi keahlian kakeknya tetapi tetap menggunakan nama Kapal Pedro kakek buyutnya. Alessandro sudah memesan kapal pesiar idamannya sejak tahun2000 itu dan tetap melalui jalur segitiga bermuda yang penuh petualang dalam hidupnya, rupanya andrenalin untuk mengarungi lautan sudah tercetak dalam hidupnya .Sang kakek Pedro akhirnya melepaskan kapalnya dan menambah uang untuk membeli kapal pesiar yang menjadi idaman cucunya Pedro. Tahun 2010 pelayanan kapal pesiarnya mulai dilirik para biro perjalanan karena Alessandro memberikan brosur layanan kepada sahabat-sahabatnya dan untuk yang pertama Alessandro yang lulusan sekolah Akademy Maritime of Massachusetts dan dia yang memegang perjalanan lautnya.
Inilah debut awalnya dia melakukan perjalanan dari New York menuju Bermuda .Karena pengalamannya waktu bersama sang kakek dia hafal dengan kegiatan sebelum melakukan perjalanannya dengan mengikat semua kursi-kursi serta meja karena saat itu langit gelap sebagai antisipasi , padahal penumpang kapalnya sudah memenuhi kapal tersebut serta memasuki kamar-kamar dan lain sebagainya aktifitas di kapal pesiar yang megah tersebut . Seluruh anak buahnya sudah menjalankan tugasnya sementara Alessandro pemilik Kapal Pedro hanya mengawasi saja bersama Pedro kakeknya yang ingin menikmati bersama kapal yang menjadi andalannya. Pedro mengawasi semua tugas awal tersebut karena keamanan penumpang merupakan tugas utama . Pertama- tama Pedro menyaksikan kegiatan pertolongan emergenci dengan melakukan code bravo yaitu code apabila ada kebakaran di kapal pesiar dan code alfa yaitu code apabila ada darurat medis/bahaya mengancam jiwa serta melakukan code oscar yaitu code apabila ada seseorang yang jatuh ke laut ini dilakukan secara rutin sebelum kapal melakukan perjalanan juga menjadi hiburan bagi mereka yang mau menyaksikannya bahkan memvideokan kegiatan tersebut.
Hari pertama cuaca yang mendung di awasi Pedro bersama cucunya Alessandro yang akan pergi ke arah selatan yaitu bermuda dadanya terasa bergetar…Alessandro berdoa dan meminta perlindungan kepada Tuhan agar lancar menuju Bermuda yang merasakan keadaan yang kurang baik-baik saja , kapal bertolak dengan disambut hujan dan sepertinya nanti akan ada badai karena langit mendung dan gerimis menemani perjalanan dengan hati deg-deg plas . Pekerja-pekerja dek menata kursi dan meja untuk diikat karena melihat situasi ini mereka sudah mengerti dengan lingkungan kapal pesir yang megah. Pedro memasuki anjungan dan kelihatannya semuanya siap menjalankan tugas meninggalkan New York dimana perjalanannya disambut dengan mendung yang gelap dan terang lagi lalu hujan rintik-rintik dan gelap lagi tapi para penummpang tetap menikmati perjalanan ini dan mereka tetap menyaksikan alunan gelombang menuju bermuda .
Hari ke dua mereka akan memasuki kawasan angker Bermuda tersebut , Restoran yang berada di lantai dua kursi-kursi diikat karena akan berhadapan dengan lautan yang ganas agar tak ada benda-benda yang melayang saat ada badai . Semua penumpangpun memasuki kamarnya masing-masing dan melihat lautan di jendela kamar yang terlihat bulat sementara tadi mereka menikmati matahari terbit sambil menikmati alunan live musik di open dek dan mereka ada yang berenang dikolam renang yang disediakan Kapal Pedro tetapi semuanya itu berubah ketika hujan dan hujannya itu seperti yang biasanya terjadi dengan tidak konsisten dengan hujan selama tiga menit ataupun satu menit dan tiga menit yang lalu berhenti dan matahari menampakkan senyumnya lagi betul-betul cuaca yang tidak bisa di prediksi perkiraan cuaca yang katanya cerah tapi berubah dengan tiba-tiba dan mereka tidak bisa dijadikan patokan apabila berada di laut angker Bermuda semua tidak boleh melakukan aktivitas di luar ruangan dan harus tetap dalam kamar semua tak boleh keluar di open dek. Tiba-tiba di dek enam belas terjadi ledakan dimana pipa meledak dan keluarlah air membanjiri dek 15 yang ada di bawahnya dan berlanjut di dek-dek di bawahnya . Semua keamanan dan keselamatan juga tiem kebersihan secara cepat menyelesaikan tugasnya untung saja air tersebut adalah air yang bersih jadi mudah membersihkannya dan semua tamu melihat aksi para pekerjanya yang tanggap darurat sementara hujan semakin deras dan angin berhembus kencang yang memaksa tamu masuk ke kamar lagi dan sementara dilarang berjalan keluar di masing- masing dek.
Kapal Pedro tak tergoyahkan yang memiliki berat 250.000 gross ton dengan memiliki 22 geladak dimana 18 geladak digunakan untuk tamu dan 2 geladak untuk karyawan dan staff serta restoran.
Banyak area-area yang ditutup karena untuk keselamatan jiwa yang tadinya para tamu menikmati kenikmatan di open dek dan tiba-tiba hujan meraka tetep saj enjoy, tapi harus hati-hati karena Kapal Pedro benar-benar nyaman dan tamu pada berjemur karena cuaca sudah cerah lagi . Mereka para tamu tetap menikmati keadaan apapun bahkan pada malam hari mereka merasakan sedikit goncangan dimana air kolam renang yang berada di dek 14 bergoyang-goyang sendiri dan bergerak muncrat lagi-lagi mereka cuek saja dan tetap berenang tapi ada juga yang meninggalkannya dan kembali ke dalam kamarnya . karena semua petugas tidak menjelaskan tentang keadaan seperti ini biar mereka menikmati liburan mereka . Pedro bangga kepada Alessandro tentang ini dan percaya dengan kepiawean cucu tersayangnya.Bahkan mereka mengadakan party dan berdansa sambil makan ataupun minum di tengah lautan yang angker ini… mereka betul-betul bergairah menikmati liburannya . Alessandro merasakan semua yang akan terjadi juga semua petugas kru serta Pedro tetapi mereka adalah untuk menikmati kehidupannya jadi semua yang mengerti tetap diam dan selalu berjaga agar tamu merasa senang menikmati liburan mereka saja.
Hari ketiga mereka sudah disambut dengan hujan dan gelombang yang tinggi dengan angin yang kencang dan halilintar yang bergemuruh di tengah lautan menbuat semuanya terdiam dan tak ada yang keluar tetapi ada juga yang mereka lakukan para tamu tersebut yang akan melakukan pernikahan karena memang sudah di persiapkan sebelumnya dan ingin menikah di kapal pesiar yang megah ini. Wedding yang dibantu dengan petugas kapal serta pekerja yang sedang menata acara wedding tersebut yang berada di dek 8 atau lantai delapan . Hujan dan angin masih tetap berjalan yang lalu hujan berhenti dan segera di pasang taplak-taplak yang diikat agar tak beterbangan kena angin termasuk-bunga-bunga diikat dengan kuat karena angin kencang sekali tapi semuanya berjalan dengan sukses dan meriah ternyata ada dua acara pernikahan tapi kali ini mereka tidak melakukan di open dek mereka menginginkan di dalam ruangan karena laut begitu sangat besar ombaknya dimana ruangan-ruangan bergetar. Pedro menanyakan pada cucunya tentang pernikahan tersebut dan cuma menjawab. ” Itu sudah menjadi fasilitas kami kek dengan acara yang kami suguhkan dan pernikahan yang kami bantu dimana tamunya juga tidak banyak paling cuma 12 orang saja, kami menyiapkan segala kepentingan tamu dan itu sudah ada dalam agenda kerja kami kakek ” . Pedro tersenyum lalu mengajak ke dek 18 yang terdapat lapangan basket kebetulan malam terang bulan dan mereka berdua bermain basket dan Pedro hanya berjalan-jalan saja menikmati malam yang indah tersebut dan segera turun ke lantai delapan karena hujan turun. Pedro sangat menyanjung cucunya dan berharap semoga akan sukses dengan bisnisnya ini.
Hari ke empat pagi Pedro menyaksikan banyak sekali muntahan para tamu dimana-mana ,yaaah …karena pagi-pagi gelombang sudah menghantam dengan dasyatnya dan kapal benar-benar goyang saat itu, petugas segera membersihkannya . Meskipun kapal Pedro memiliki bobot yang berat yaitu 250.ooo gross ton tetap saja goyang karena hantaman ombak dan dibarengi dengan angin yang begitu mengganas sehingga banyak tamu pada muntah tapi kru dan petugas sudah selalu waspada dengan keadaan ini. Pedro mencium cucunya dia berharap tak mengganggu dengan keberadaannya. ” Tidak kakek … ini adalah karunia yang akan tetap Alessandro jaga selama hidup ” Mereka saling berpelukan dan berfoto di dek , Pedro membayangkan kapal-kapal kecil seperti kapal pedro masa tahun 70 an yang terombang-ambing gelombang karena keganasan gelombang di Segitiga Bermuda yang kini sudah menjadi kapal pesir cucunya .