Alessandro membaca buku yang dipeluk kakeknya dalam dekapan. Pedro sambil memandang keluar lewat jendela kamar , sepertinya Alessandro hendak membacanya makanya dia kembali ke kamarnya dan mengunci dari luar. Bram dan Coppa serta Nancy yang masih asik bersama tamunya untuk merayakan pesta selepas dari Hiu sambil menikmati musik live di lantai empat belas tiba-tiba geger dikarenakan terdengar bunyi baling-baling kapal yang sepertinya tak mengenai lautan. Alessandro membangunkan kakeknya dan menunjukkan kalau lautan kelihatannya lenyap ., lalu mereka ada di mana…? Pedro dan Alessandro segera turun menuju anjungan dan memeriksa sedangkan assistentnya memberikan laporan serta sudah memberikan tanda bahaya agar semua tamu tetap diam di tempat. Musik live pun berhenti dan mereka semua duduk ataupun jongkok sambil memeluk dirinya mereka meminta pertolongan kepada Tuhannya agar diselamatkan hidupnya. Dalam kamera yang ditunjukkan pada baling-baling kapal serta menghidupkan kamera yang berada di ujung kapal untuk melihat keadaan sebenarnya , dalam pintu lantai dasar terlihat kapal berada di atas tanah dan terhimpit karang tapi tak membahayakan.
Pedro :” Lihat ini ternyata kita tak terapung dan berada di atas bebatuan karang kapal kita dalam bahaya dan jangan sampai oleng….kapal bisa tengkurap ”
Alessandro : ” Berati semua tak boleh beraktivitas…agar kapal tak goyah…dan bisa tengkurap…” Alessandro memberikan pengumuman agar para tamu tetap berada di tempat jangan berpindah-pindah lagi karena sangat membahayakan kapal ”
Semua kamera di tunjukkan kepada tamu agar mereka bisa menjaga kesetabilan, tetapi kenapa masih terdengar deru ombak….? Apakah kita berada di dimensi yang lain…? Atau apakah kita sudah meninggal semua di telan ombak….? Mereka semua memikirkan keanehan yang terjadi di tengah lautan Segitiga Bermuda. Mereka semua melihat sosok besar dan beringas menuju ke suatu arah dan ketika sosok tersebut membalikkan mukanya terlihat memiliki mata satu karena yang sebelah tertutup. Apakah itu Dajjal yang sering disebut-sebut oleh beberapa pemuka agama..?. Mereka terdiam mahluk tersebut terus berjalan menjauh dan tatkala lebih jauh lagi lautan kembali menyatu disertai ombak yang besar membawa mereka mendekati mahluk tersebut.Seisi kapal pada histeris mereka khawatir terbawa arus yang tak karuan arahnya. Lautan yang mengganas disertai hujan juga awan gelap , sedangkan kapal lampunya tiba-tiba padam membuat sunyi. Kapal Pedro terombang-ambing sebentar dan lampu kembali menyala.
Semua kamera terlihat sudah kembali seperti sedia kala dan tamupun berpelukan dengan terjadinya peristiwa pertemuan mereka dengan sosok Dajjal yang berada di Segitiga Bermuda. Mendadak semua bisa menghubungi keluarganya , dan mereka bercerita banyak hal.
Pedro : ” Apakah mahluk tersebut yang berada dalam tafsiran kitab Alquran….? ”
Alessandro : ” Sepertinya demikian kakek….sungguh mengerikan sekali…lautan bisa dibelahnya…dan tubuhnya besar sekali ketika menoleh dan menengok kebelakang…aku takut memandangnya yang hanya sepintas bahwa matanya hanya satu yang terlihat….apakah dia tinggal di sini saat ini…bisa saja makhluk tersebut disini…tapi kenapa aku tak melihat pakaiannya yang khas…..? sungguh karunia yang luar biasa Tuhan telah membuka mataku untuk mempercayainya kalau sekarang makhluk tersebut berada disini.
Para tamu terdiam dan saling memandang seolah tak percaya apa yang barusan mereka lihat dan tak bisa menceritakan kepada keluarganya mereka hanya terdiam dan hanya bunyi hallo…hello…sementara yang dikapal mulutnya terkunci terasa dada mereka bergetar dan karena menahan keanehan.
Nancy membangunkan Coppa yang mendapat telepon dari keluarganya di Inggris tapi Coppa hanya terdiam dan Nancy mengatakan kalau Coppa masih mengantuk akibat pesta terlepasnya dari bahaya yang mengancam jiwanya kemarin dan Nancy segera mematikan teleponnya karena dia sendiri masih stees dengan penampakan mahkluk tersebut yang terlihat lewat camera luar kapal , Keluarga di Inggris masih kalangkabut karena menghawatirkan keadaan Coppa yang akan segera menikah seusai perjalanannya dari Segitiga Bermuda. Nancy menemani Coppa dan memberikan air putih agar kondisinya tenang lagi tetapi malahan Coppa tertidur lagi dan tubuhnya terasa lemas karena melihat muka kegarangan mahkluk tersebut yang hanya sepintas saja.
Assistent Alessandro terdiam juga dan tetap memegang kemudi serta pagi itu terasa aneh sekali karena matahari menunjukkan senyum dan memberi kehangatan sinarnya sementara tamu belum ada yang memulai aktivitas mereka tetap berada dalam kamarnya dan tertidur serta rebahan saja..seolah mereka malas keluar..hal inipun terjadi pada semua yang ada dikapal termasuk Pedro dan Alessandro. Kapalpun sampai di NewYork dan para tamu keluar tanpa suara…mulutnya seperti terkunci..hanya badannya yang bergerak karena mereka harus segera pulang ke rumah masing-masing. Mereka baru tersadar setelah terdengar adzan Maghrib dan Pedropun menangis sejadinya dengan keadaannya tadi. Ya Allah hambamu yang penuh dosa…mohon ampun telah melalaikanmu….begitu tangisnya dalam hati.
Alessandro yang masih berada dalam kapal karena menunggu kakeknya keluar kamar mengetuk pintu dengan gugup karena dia menangis mengingat kejadian semalam sampai kembali ke malam lagi dia tersungkur ambruk sambil meminta maaf pada kakeknya. Pedro tak merasa aneh dengan kondisi seperti ini karena diapun merasakannya cuma tak tahu apa yang akan dilakukan saat ini.Pedro mengangkat tubuh cucunya Alessandro dan memapahnya kembali ke tempat tidurnya , Pedro berkata : ” Kakek masih bingung dengan keadaan ini…ayo kita turun mengawasi keadaan para awak “. Alessandro menurut saja sambil mengusap matanya yang basah. Sampai di anjungan para awak kapal terutama assistentnya memeluknya sambil menangis seperti keadaanya dirinya waktu dipelukan kakeknya. Assistent Alessandro masih terduduk di tempat duduknya lalu Pedro memegang pundaknya dan berkata : ” Kita sekarang sudah nyaman dan para tamu sudah meninggalkan kapal ini…tapi mengapa engkau tak segera memerintahkan anak buahmu untuk berkumpul dan menutup wisata yang sudah selesai saat ini…? ” dan jawaban dilakukan Allessandro karena itu memang sudah menjadi tanggung jawabnya. Assistennya segera memerintahkan anak buahnya serta segera berkumpul di lantai satu untuk melakukan upacara pelepasan perjalanan yang sudah selesai dan akan beristirahat selama satu bulan penuh.
Alessandro segera menemui kakeknya di kamar dan berkelakar sambil menelepon rekanan untuk melakukan perawatan dan perbaikan kapal Pedro yang diasuransikan, gelak tawa kadang terdengar saat mereka telepon. Nenek Alessandro yang sudah tiada membayang dipelupuk mata Pedro dan membuat Alessandro menghentikan gelak tawanya lalu kemudian menutup hand phonenya.
Alessandro : ” Kakek kenapa menangis…maafkan Andro yang tertawa kencang… ” sambil bersimpuh Andro memegangi tangan kakeknya.
Pedro : ” Tak apa… kakek hanya teringat nenek ….santai saja..selesaikan kerja dengan rekanan dan pupuk rasa persaudaraan…agar usahamu sukses…”
Alessandro : ” Benar kata kakek……. pihak asuransi mau mengeklaim berbaikan tangga yang patah akibat hiu yg berada di Carribbean mereka melihat kerusakannya dan bersedia mengembalikan seperti semula ”
Pedro : ” Mereka pasti menyelidiki dulu dasar kerusakannya…katakan saja apa adanya kalau suatu saat mereka menanyakannya ”
Alessandro : ” Iya kek…mereka sudah selesai dengan pertanyaannya dan besok sudah mulai di perbaiki juga lantai tangga yang patah karena deburan ombak di lantai satu, apakah kita akan melihat-lihat kondisi kapal serta pengecatannya besok kek…? ”
Pedro : ” Seperti tahun-tahun yang lalu….kita akan cek sebulan sebelum melakukan perjalanan lagi..oke…? ”
Alessandro tersenyum sambil memeluk kakeknya yang tak mau di tinggal sendiri saat melakukan traveling dan selalu memberikan senyuman pada cucunya Alessandro yang menuruti segala petuah kakeknya yang penuh sarat pengalaman waktu muda.