“Bi..bi Sutri,” memanggilnya pelan.
Bi Sutri menengok kearahnya, “Iya pak?”
“Gimana bi, ga ada kejadian-kejadian aneh kan?”
Bi Surti memikirkan kegiatannya seharian di rumah, lalu menggelengkan kepalanya. “Tidak ada pak, ga ngerasa apa-apa.”
Raut wajah Ryan berseri-seri mendengarnya, setidaknya tidak gangguan di siang hari. Namun tetap saja Ryan khawatir karena kejadian kemarin terjadi saat malam hari. Waktu tidur tiba, Ryan maupun istrinya sudah berada di kamar dan bersiap untuk tidur. Saat mereka sudah terlelap dari tidurnya. Ryan terbangun karena mendengar sesuatu.
“Um…apa sih,” suaranya seperti ada yang mengetuk kaca kamarnya. “eh…,” dia langsung tersadar. Suara ketukan semakin kencang. Ryan menghampiri kaca kamarnya yang tertutup gorden, dia ragu-ragu untuk membukanya atau tidak. Namun dia putuskan untuk membuka gordennya, ketika ingin membuka dia mendengar suara senandung. “suara perempuan…,” suaranya terdengar dari luar kamarnya. Dia tidak ingin membangun istrinya, jika Dian terbangun dan mendengar suara senandung ini mungkin dia akan panik dan takut setengah mati. Dian orang yang penakut, tidak seperti Ryan yang selalu mencoba berpikir positif.
Pelan-pelan Ryan membuka pintu kamarnya, mengintip sambil melirik ke kanan dan kiri. Semua tampak normal, perabotan yang ada di sini tidak kurang sedikit pun. Tetapi pintu geser menuju balkon terbuka, gorden yang menempel tertiup angin yang tiba-tiba muncul entah dari mana. Dan suara senandung itu terdengar lagi.
“Nananana……nana…nana,” di luar kamarnya kini suaranya terdengar sangat jelas.
Ryan mencari-mencari dari mana sumber suara itu. Yang dia lakukan sekarang adalah berjalan menuju pintu balkon. Angin kencang berhembus hingga dia menghalangi angin dengan wajahnya. Saat tangan yang menghalangi wajahnya sudah kembali ke posisi semula, dia melihat seorang wanita yang berdiri di balik gorden. Dari jauh seperti memakai pakaian ala Belanda jaman dulu. Sosok wanita itu berdiri membelakangi gorden, menghadap ke depan.
Sosok itu mulai membalikan badannya. Ryan sedikit gemetaran, karena ini benar-benar pengalaman pertamanya melihat sosok ‘astral’. Angin bertiup kencang lagi, membuat gorden terbang menari-nari. Sosok wanita itu pun kini terlihat jelas, berparah cantik, rambut pirang menyala. Dia hanya tersenyum melihat Ryan lalu sosok itu menghilang. Begitu pun dengan senandungannya. Ryan bisa bernafas lega, sosok itu tidak menggangunya. Lalu dia kembali ke kamar, membuka buku merah yang dia bawa.
Dengan tidak membuat keributan, dia mulai membuka halaman demi halaman. Mencari apakah sosok noni Belanda itu tertulis di buku ini. Dia menemukannya, lalu perlahan mulai membaca isi yang ditulis di buku merah.
“26 Januari, malam itu aku terbangun saat tengah malam. Aku mendengar suara senandung merdu yang datang tiba-tiba. Aku sempat tidak percaya mendengarnya, tetapi jika aku perhatikan memang ada suara yang muncul. Aku mencoba membangunkan suamiku, lalu bilang padanya bahwa ada seseorang yang bersenandung di dalam rumah. Namun dia malah memarahiku, lalu memintaku untuk tidur kembali. Aku menurut saja apa kata suamiku, tetapi semakin aku mencoba tidur. Suara senandung itu malah semakin keras. Karena penasaran aku mencoba keluar kamar, pintu geser menuju balkon terbuka. Ada seseorang berdiri di sana. Saat aku melihatnya lagi sosok itu menghilang dan sudah pindah kebelakangku. Aku menoleh sedikit, sosok itu berparas cantik. Anehnya aku tidak merasa takut pada sosok ini, aku merasa hangat didekatnya.”
Ryan membaca lagi tambahan dibawahnya, “Wanita dengan pakaian Belanda jaman penjajahan itu bernama Harlott, tanpa kusadari kami bertemu di alam mimpi. Dia banyak bercerita, namun yang bisa aku ingat hanyalah saat dia memberitahu namanya,” Ryan membaca banyak tentang Harlott sebelum menutup buku merahnya.
Akhirnya dia mengetahui bahwa sosok wanita berpakaian Belanda itu bernama Harlott. Sejenak dia berpikir, kenapa sosok Harlott bisa ada di rumah ini. Jika dilihat dari cara berpakaiannya, sudah jelas Harlott menyerupai wanita Belanda jaman penjajahan. Pemilik sebelumnya juga bercerita bahwa Harlott tidak menggangu, dia hanya suka bersenandung di balkon setiap malamnya. Jika beruntung maka pemilik rumah dapat mendengar bahkan melihat wujudnya. Dia melihat wajah istrinya yang sedang tertidur, muncul kekhawatiran jika Dian mengetahui hal ini. Ryan takut Dian tidak mau tinggal di sini dan meninggalkan rumah yang dia beli dengan hasil kerja kerasnya.
“Apa furnitur-furnitur peninggalan pemilik sebelumnya ini ada hubungannya dengan Harlott?” pikir Ryan.