Sewindu sudah perjalanan biduk rumah tanggaku bersama Kang Ajiz. Bukan waktu yang sebentar, tetapi rasanya baru beberapa tahun kebelakang saja, moment kami bertemu hingga menikah. Meski belum ada suara tawa malaikat kecil mewarnai rumah sederhana kami.
Suamiku pria yang gagah, berperawakan tinggi besar. Di balik kesan wajahnya yang sedikit ‘galak’, dia adalah sosok lelaki penyayang. Kami bertemu delapan tahun silam, tepatnya dua bulan menjelang pernikahan. Kala itu dia hanyalah seorang preman pasar, sementara aku bekerja sebagai buruh pabrik.
Penasaran dengan kelanjutannya? yuk segera simak cerita dibawah ini…