Walaupun hujan sehari menghapus panas setahun, cintaku padamu tak hilang dihapus waktu~
Satu jam sudah aku terduduk di taman ini. Menikmati indahnya senja bersama serumpun Anyelir dan Camelia yang sedang merekah. Menghadapi kenyataan menciptakan nelangsa berenda kepedihan. Hatiku tak bergeming melupakan sosok itu. Laki-laki yang kupanggil suami.
“Zah, Hasan laki-laki yang baik. Sopan, punya pengetahuan agama yang luas. Insya Allah, mampu menjadi imam yang baik buat kamu,” kata Ibu di kala itu, saat aku memberontak hendak dijodohkan.
Penolakanku bukan tanpa alasan. Selaksa dilema tercipta membiaskan kegamangan. Akankah aku mengubur impian untuk melanjutkan S2 atau mengukir takdir untuk hidup bersama dengan Hasan. Namun, aku tak kuasa menolak permintaan Ibu. Tak tega melenyapkan senyum dari bibirnya yang selalu mendoakanku.
Penasaran dengan kelanjutannya? yuk segera simak cerita dibawah ini..