Hujan yang turun sejak tadi membuat lelaki 40-an tahun itu makin resah. “Entah mengapa air dari gumpalan awan di langit tak kunjung berhenti mengguyur bumi,” rutuk hatinya.Suasana semakin sunyi dan mulai gelap. Motor tuanya sudah pasti akan mogok kalau dia paksakan menerjang hujan.
“Pak saya duluan ya.” Kata sorang pria yang juga meneduh bersamanya lalu melaju menerobos hujan yang masih lebat. Kini dia sendirian bertebuh di sebuah gubuk reyot. Ada banyak sampah rokok dan beberapa sampah bungkus mie instan. Mungkin dulunya tempat itu sebuah warung.
Tiba-tiba seorang kakek basah kuyup, membawa cangkul muncul dari arah belakang warung. Sontak kedatangan kakek itu membuat kaget lelaki itu.