Iskandar badannya sangat capek sekali tiap bulan Ia pulang dari Jakarta ke Salatiga dan meninggalkan uang sebesar satujuta kepada istrinya, rasanya masih kurang uang yang didapat karena hanya habis buat naik bus dalam perjalanan, ” Mas….aku ingin cukup menerima uang darimu si Danang mau masuk SMP dan Makrub minta dibelikan sepatu sepak bola” kata Dewi istri Iskandar.
” La aku terus kon piye….? ” Iskandar keder kalau dimintain pendapat istrinya tentang duwit.
” Aku wis mati-matian golek duwit, jek mbok paido…aku dah bosan lihat mandore tiap hari lembur…terus bangunku agak siangan kalau pas capek, badanku tambah kurus…belum aku pulang..sudah sejak dulu kita dipertemukan di Jakarta..dan menikah sampai punya dua orang anak laki-laki…masak yo kamu tak bisa menghitung penghasilanku…Wiiikk…?” sambil kerokan dan dipijitin Iskandar mengingatkan masa lalu pertemuan mereka di rumah pak Romli di Jakarta, Dewi yang asal dari Bandung bekerja sebagai pembantu Rumah Tangga dan slalu digoda Darmo mandor bangunan pak Romli karena mau memperkosa Dewi terus diganti yang baru mandor Bibit dan Iskandar ikut kerja sama Bibit yang galak dan kurang senyum itu.