Yanti dan Narto adalah pasangan kekasih yang berikrar untuk membina rumah tangga dan tak ingin ada yang memisahkan cintanya selain maut, Yanti sudah tidak memiliki ibu sejak dia berusia empat tahun dan hanya ayahnya yang bernama Kasidi yang membesarkannya sampai Yanti lulus SMA . Yanti kuliah lagi di UNNES sambil bekerja di Direck Selling Cosmetica, Narto barusan bekerja diperusahaan asing . Sebagai karyawan baru Narto termasuk karyawan yang loyal dan rajin menabung untuk membina rumah tangga dengan Yanti. Dua tahun kemudian Narto diangkat menjadi karyawan tetap diperusahaan mebel Putra Nusantara. Pak Kasidi sudah pensiun dari kantor pos Semarang , setiap harinya dia merawat bunga dan membenahi rumah…sandaran hidupnya hanya pada anak semata wayangnya. Rasa haru dan bahagia pak Kasidi melihat anaknya di wisuda dan mendapatkan wiyata bakti dekat dengan rumah sebagai pengajar di SMPN 78 Semarang .
Narto melamar Yanti sebelum dia ditugaskan ke Pontianak untuk mensurvay kayu yang akan dikirim lewat Tanjung Emas. Keluarga Yanti dan Narto sebenarnya sudah menyetujui sejak mereka pacaran, tapi mereka tetap tak mau menikah sebelum punya pekerjaan yang pasti, mereka sepakat akan melangsungkan pernikahannya sepulang Narto dari Kalimantan. Rumah sudah rapi dan siap dipakai hajatan , rencana masakannya menggunakan jasa katering Saodah. Pak Kasidi meminta bantuan adiknya yaitu tante Saodah dan hanya tante Saodahlah keluarga dari ayahnya , untuk membantu acara pernikahan anaknya , karena Yanti sudah tidak punya ibu.