Enggan rasanya bagiku untuk menceritakan aib yang teramat kelam ini, namun di saat malam mulai menancapkan sisi kegelapannya dan di saat keheningan malam mulai menghadirkan suara suara tanpa raga yang silih berganti membisikan kisah kisah yang teramat sulit untuk aku terima dengan logika ini, aku hanya bisa terpaku dalam bisu dan membiarkan goresan tanganku ini mewakili jeritan hati dari suara suara tanpa raga itu…
“ apakah mereka yang telah melakukan ini mbu….?” tanyaku kepada ambu diantara isak tangisnya yang terdengar begitu lirih
“ entahlah tang…”
“ atang yakin mbu…memang mereka yang melakukannya…”
Untuk sesaat aku terdiam, bibirku bergetar hebat, semuanya ini mewakili rasa amarah yang begitu besar dihatiku ini
“ atang bersumpah mbu, atang akan membalas semuanya ini….darah yang tertumpah…nyawa yang terenggut…adalah harga yang mereka harus bayar….”
Sepenggal percakapan yang kini telah terpatri dalam catatan kehidupanku di dunia ini, kini telah menjadi awal sebuah petaka yang menyeretku pada sebuah pilihan untuk menyelesaikan permasalahan hidupku ini dengan jalan yang kelam…SANTET – Dendam Berakhir Petaka