Kepada seandainya yang tak kupahami, sebentuk mimpi hanya mematut di hening malam ingin segera ku akhiri namun pada entah yang kesekian kali.
Di keremangannya ada monolog yang tersimpan, rapat. melarangku mengasihani gelatar masa lampau yang membuat waktu tidak ingin berdetak cepat-cepat dari suatu gengaman yang terpaut erat.
Aksara mencoba menjelma jadi kata namun yang setiap kata namun itu kelak meluapkan dirinya bersama jejak – jejak yang tertinggal.
Namun, kau dan aku telah dipertemukannya dalam satu ruang yang tak terelak oleh takdir sekalipun,