Atol sekarang sudah dikelilingi karang sehingga rakyat menyebutnya daerah Karang Atol tempat bersemayam Putri Elissa yang sudah dikabarkan meninggal sebagai korban Korg Si Naga Terbang bermata tiga yang selalu meminta korban dan kini Korg semakin meraja lela karena Si Amang sudah tak mau memberikan korbannya lagi yang berakibat Korg menyantap para nelayan sesuka hatinya serta mengamuk kalau belum mendapatkan santapannya yang mengakibatkan lautan mengganas dengan gelombang ombak meninggi dan mencoba menjungkir balikkan kapal-kapal yang melewatinya.
Si Amang bertapa dalam goanya dibawah kerajaan Karang Atol dia amat menyayangi kakaknya Korg tapi karena Korg berlawanan dengan harapan Si Amang membuat hati Si Amang menderita untungnya ada Putri Elissa yang membuat harapannya tumbuh lagi. SiAmang memandangi air dan bercermin memandangi wajahnya, ” Mengapa aku di ciptakan seperti ini….? Ibuku cantik jelita tapi ayahku…aku tak tahu….dan kini Putri Elissa masuk dalam hidupku…aku tak mau dengan wujud seperti ini….oh Dewata…kembalikan ibuku…dan sadarkanlah kakakku Korg…” ratapan tangis SiAmang setiap termenung dan bersemedi untuk mendapatkan kebaikan.
Putri Elissa sedang berkuda di pantai bersama Damar untuk menaklukan Korg, Damar yang pincang tak mau memamerkan panahnya dan selalu berada di punggungnya. Si Amang yang berada di luar segera masuk karena takut terlihat oleh kakaknya kalau mengawasinya. Puteri Elissa yang melihatnya menghentikan langkah SiAmang dan mengajaknya berbicara.
Putri Elissa : ” Si Amang yang baik….sedang apakah engkau di sini…..? ” Si Amang kaget mendengar suara yang lembut itu, dia segera menoleh dan ternyata memang Putri Elissa yang didambakannya yang menyapanya.
Si Amang : ” Putri Elissa…engkaukah itu….? ” Putri Elissa sedikit menggodanya agar memberikan keterangan tentang Korg Si mata tiga.
Putri Elissa : ” Benar Si Amang…ini aku Putri Elissa yang pernah kau tolong menyelamatkan aku dari Korg ”
Si Amang : ” Perlu apa engkau kesini….menemui aku….? ”
Putri Elissa : ” Aku rindu akan dirimu….yang dengan gagahnya menolong dan berani kepada Korg yang jahat itu ” Putri Elissa memancing akan keberaniannya SiAmang agar bersedia memberitahukan Korg.
SiAmang : ” Aku hanya sekedar menolong saja…dan menjagamu selebihnya tak ada …” . Putri Elissa turun dari kudanya dan mengenalkan Damar yang berpakaian seperti kesatria tapi jalannya pincang.
Damar : ” Perkenalkan aku Damar……” Si Amang hanya mendengus saja dan cemburu melihat Damar yang cukup lumayan gantengnya.
Si Amang : ” Putri Elissa…aku mau istirahat dan mencari buah-buahan disekitar sini…”
Putri Elissa : ” Ah….biar diantar nanti sama dayangku…kau tak perlu mencarinya lagi..”. Si Amang tersenyum dan mengira kalau putri Elissa menyayanginya.
Si Amang : ” Terima kasih Putri Elissa atas kebaikanmu…”. Putri Elissa menyuruh penjaganya agar menyiapkan makanan untuk Si Amang dan mereka berbincang-bincang tentang penduduk yang hilang dan tak kembali dalam berlayar dan SiAmang tak tahu tentang hal itu karena dia hanya bertapa dan meminta ketenangan laut saja. Para dayang mengantarkan buah-buahan untuk Si Amang dan putri Elissa segera kembali ke Kerajaannya.
Si Amang didatangi Korg yang marah dan merusak goa Si Amang dia tak berani memukul Si Amang karena sekali adiknya tak mengingatnya.
Korg : ” Lama kau tak menampakkan diri…dan tak mau mengingat aku…..”
Si Amang : ” Aku selalu mengenangmu kakakku…tapi setiap bertemu engkau selalu menagih korban dan itu sangat berlawanan dengan hati noraniku…”
Korg : ” Aku mencari mangsa sendiri di lautan dengan menenggelamkan perahu ataupun kapal dan sekarang amarahku tlah memuncak Si Amang ”
Si Amang : ” Jadi nelayan yang hilang itu semua olahmu…..? ” Si Amang amat terperanjat demi mendengar kalau Korg telah membinasakan para pelaut-pelaut tersebut .
Korg : ” haaa….ha…ha…..kenapa kamu kaget adikku….bukankah aku meringankan tugasmu…” Si Amang menangis tersedu mendengar penuturan kakaknya Korg
Si Amang : ” Apakah kakak tak ingat pesan bunda…? ”
Korg : ” Mengingat Bunda…? untuk apa aku mengingat Bunda….sedangkan Bunda sendiri tak mau mengingat aku..dan pergi begitu saja…..” Ternyata ksatria naga mengikuti Korg dan menampakkan dirinya sehingga Korg dan SiAmang terperanjat , Ksatria Kerapun hadir dalam pertemuan tersebut lalu ksatria Kera dan ksatria Naga menceritakan sesungguhnya yang terjadi sampai SiAmang hadir di dunia.
Si Amang : ” Oh…. jadi Kstria Kera engkau adalah ayahku….” SiAmang menghormat pada ayahnya begitu pula Korg memeluk Ksatria Naga
Korg : ” Apakah bunda mengetahuinya…..? ” Ksatria Naga mengajak keluar dari Atol dan membawanya di gunung yang berbatu tempat Ksatria Naga melatih Korg terbang, Si Amang mengikuti Ksatria Kera masuk hutan dan mereka memiliki cerita sendiri untuk menenangkan anak-anak mereka yang sudah tumbuh dewasa. SiAmang berada di hutan Atol sedangkan Korg berada di Gunung Batu yang amat jauh dari Atol dengan menyeberang lautan.