Si Amang kelaparan…isi perutnya menari-nari minta di isi, Wanara memperhatikan terus keadaan Si Amang sementara SiAmang tak melihatnya karena Wanara tak menampakkan tubuhnya. Ksatria kera menghampiri Si Amang dan memberikan buah-buahan dari dayang istana.
Ksatria Kera : ” Sudah tiga purnama engkau mengurung dalam kamar…makanlah ini buah-buahan dari Putri Elissa …makanan itu hampir busuk dan yang ini buah pisang yang barusan aku petik, apa tujuanmu bersemedi anakku…? ”
SiAmang : ” Aku hanya keluar karena ada sesuatu….sedangkan aku bertapa dengan tujuan kebaikan untuk seluruh kejadian agar menjadi baik lagi…serta aku rindu Bunda….” Si Amang meneteskan air mata ketika menyebut bundanya, hal ini membuat ksatria kera merasa bersalah .
Ksatria Kera : ” Sudahlah….ini karena kesalahan aku sendiri bukan Bunda, dia amat baik itu yang menyebabkanku terpesona….dan berbuat buruk padanya demi mendengar bundamu sudah dalam ikatan perkawinan , bundamu yang anggun dan merupakan dambaan setiap pria telah di pilih Wanara yang gagah dan tegas dan merupakan keturunan Dewa sehingga semua Dewa menyetujui. Hal inilah yang membuat aku nekat dan salah jalan tapi aku hanya mau Bundamu tak ingin yang lainnya ”
Si Amang : ” Iya aku mengerti ksatria Kera…aku minta maaf karena telah mengingatkan bunda…..tapi bagaimana…… aku begitu rindu bunda…?! ” SiAmang memeluk ksatria kera dan bersandar di dadaya. Ksatria Kera tak tega dan memeluknya . Mereka berdua masuk dalam ruangan pertapaan dan bersemedi lagi. Wanara melihat semua itu dan memang SiAmang orangnya baik juga ksatria kera telah mengakui kesalahannya dan hanya menginginkan keturunan yang baik dari Dewi Rembulan .
Laut bergulung-gulung tinggi ksatria Naga sedang berlatih sama Korg
Ksatria Naga : ” Engkau semakin hebat dan kuat hembusan hidungmu sangat menyala-nyala ” Wanara memperhatikan dari jauh karena mereka sedang menguber lautan dan mempermainkan sebuah kapal yang terombang-ambing. Wanara yang melihat kejadian tersebut langsung menuju kapal yang terlihat miring, Wanara memanggil Dewi Rembulan dan menunjukkan perlakuannya pada nelayan . Dewi Rembulan dengan lembut memangil Korg yang keluar dalam lautan lalu terbang tinggi mengangkasa.
Dewi Rembulan : ” Apa yang sedang engkau perbuat…? ” Korg merasa jemu karena SiAmang selalu bersemedi dan ksatria mengajaknya bermain-main itulah alasan yang dibuat Korg tapi dia berkata tak memakannya .
Korg : ” Bunda aku sedang menangkap ikan…ini besar sekali ikannya..” Korg menangkap ikan dan ditunjukkan pada Dewi Rembulan , ksatria Naga yang melihat kehadiran Dewi hanya tersenyum saja. Korg yang berbohong dan dibantu ksatria Naga tiba-tiba saja hidungnya merasa amat perih dan dia mengakhiri permainan dan terbang ke Gunung Batu yang terjal . Ksatria Naga akhirnya mengakhiri rencana pestanya., dan mengikuti Korg ke Gunung Batu . Dewi Rembulan mengetahuinya kalau dirinya diuntit Ksatria Naga lantas dia menghilang . Korg yang melihat bundanya menghilang balik ke arah ksatria Naga.
Ternyata bundanya tetap mengikuti Korg dan mengajaknya ke Gunung Batu, Korg bingung dan kembali berputar arah lagian hidungnya amat pedih sekali. Ksatria Naga bingung juga dengan apa yang dilihatnya dan berteriak.
Ksatria Naga : ” Korg…engkau mau kemana….kita gagal pesta ya….? ! ”
Korg : ” Hidungku sakit sekali ksatria Naga..kita kembali ke Gunung Batu….! ” Ksatria Naga mengikuti Korg dan ingin melihat apa yang akan terjadi, karena hidung Korg mengeluarkan darah. Dewi Rembulan sebenarnya kasihan pada Korg karena Dewa akan menghukum Korg ketika dia berbohong lagi. Wanara mengikuti Dewi Rembulan dan mencegat Korg ditepian pantai yang tak terlihat mata. Korg tiba di bibir pantai lalu Ksatria memandangi hidung Korg yang berdarah. Korg bergulung-gulung menahan sakit seakan-akan mau meledak hidungnya. Dewi Rembulan sepertinya tak tega pada keadaan yang dialami Korg dia hanya memohon kepada Dewa agar jangan menyakiti Korg. Tubuh Korg terasa panas dia menggelepar gelepar dan kembali masuk ke air laut. Ksatria Naga kali ini tak mengikuti Korg dan berhenti di pinggiran pantai melihat Korg yang ngamuk di perairan tersebut . Korg timbul tenggelam karena kepanasan tubuhnya lalu dia mencari tempat yang bisa untuk berisitarat dan mencari bundanya . Korg berkeliling-keliling tapi tak melihat bundanya, Ksatria Naga menghampirinya tapi dia amat kaget mengetahui keadaan pada hidung Korg yang tumbuh tanduk dekat hidungnya. Korg mengusap hidungnya dan ternyata ada tanduk, ternyata sakitnya hidung Korg karena akan keluarnya tanduk dan panas di tubuhnya sudah mereda.
Korg : ” Ksatria Naga kenapa aku bisa memiliki tanduk…? ! ” Ksatria Naga terdiam dan mengajak kembali di Gunung Batu . Korg masih mencari-cari bundanya yang sudah menghilang .Tapi sebenarnya Bundanya berada di sampingnya menyaksikan tanduk di depan hidung Korg.
Wanara : ” Itulah hadiah dari Dewa karena Korg selalu berdusta pada bundanya. ”
Dewi Rembulan : ” Oh Dewata….ampunilah anakku….sebenarnya dia adalah anak yang amat lucu…mengapa saat dewasa dia berubah seperti ini…..?!” Dewi Rembulan menutup kedua matanya dengan telapak tangannya seraya berkata, ” Korg nampak jelek…dan menakutkan…padahal matanya sudah hilang malah sekarang tumbuh tanduk…”
Wanara : ” Yaaah …itulah hadiah kebohongan…wajah Korg jadi tambah menakutkan…?!”